(7) Sekolah

38 3 0
                                    

Hyun POV

Astaga kelas ini sangatlah berisik. Disini aku berusaha untuk tidur. Ingin rasanya aku berteriak sekeras kerasnya supaya mereka bisa tenang. Dimana Joshua?dasar ketua kelas tidak berguna. Aku masih menaruh kepalaku di meja dengan lenganku sebagai bantalnya. Aku masih sangat mengantuk.

Tiba-tiba aku mendengar suara bangku yang berisik dan semuanya diam. Ya kurasa sudah ada guru yang masuk. Aku bangun dan melihat kearah jendela dan menatap beberapa siswa yang sedang olahraga di lapangan.

"Kenapa kalian tidak bisa tenang saat aku meninggalkan kalian!" Mr. Nam Ju mulai menceramahi kami. Kudengar beberapa anak sedang berbisik bisik. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku tak peduli tentang itu.

"Nah kita mendapat murid baru. Perkenalkan dirimu sekarang!"

"Annyeong haseyo. Namaku Ryeona Jung, aku pindahan dari StarWordDance school. Semoga kita bisa berteman baik."

Aku langsung memalingkan pandanganku dengan cepat setelah mendengar nama itu. Dia...dia...dia Ryeo. Gadis cantik pujaanku. Dia tersenyum manis didepan kelas. Semua anak bertepuk tangan dengan meriah terutama para laki-laki. Dan itu membuatku geram,dia itu milikku.

"Ryeona-ssi bukankah StarWordDance itu ada di Amerika?" Tanya seorang teman perempuanku.

"Apa?di Amerika?" Seorang teman laki-laki terlihat kaget. Aku masih menatap Ryeona dengan mulut yang sedikit menganga.

"Kau tak tau StarWordDance?itu adalah sekolah seni paling besar di Amerika. Aku saja berharap bisa sekolah disana." Jawab seorang perempuan.

"Wow daebak *hebat . Lalu kenapa kau pindah kesini?" Tanya seorang laki laki dengan nada yang dibuat buat. Dan itu membuatku semakin geram.

"Biarkan dia duduk dulu lalu kau bisa menanyakan seribu pertanyaan kepadanya." Aku membela Ryeo dengan tegas. Dan seisi kelas menatapku,begitu juga dengan Ryeo yang sedari tadi masih tersenyum manis.

"Ya sepertinya tuan Hyun Tae sangat perhatian pada para gadis." Sindir Mr. Nam Ju padaku.

"Ryeona-ssi,duduklah dibangku yang kosong disana. Dan untuk semua, hari ini kalian bisa berkenalan dengan teman baru kalian sepuasnya,karena saya akan pergi ke rapat pembinaan. Dan ingat, jangan terlalu berisik" Jelas Mr. Nam ju.

"Yes Mister." Semua murid menjawab dengan senang. Setelah Mr. Nam ju keluar kelas,semua anak bersorak ria.

Aku melihat Ryeo yang duduk disebelahku,dibelakang Joshua dan disebelah si cupu Min gi. Ngomong-ngomong kemana perginya si Joshua itu? Ah sudahlah itu tak penting sekarang.

Saat Ryeo ingin memalingkan wajahnya padaku,banyak tubuh mengelilinginya. Astaga,sepertinya mereka sangat ingin tau dengan Ryeo. Mereka melontarkan pertanyaan pertanyaan yang tak aku mengerti. Dan Ryeo,kurasa dia akan mudah akrab dengan semua anak. Karena kulihat dia sangat ramah dengan semuanya.

Aku masih duduk dibangku dan melihat seseorang masuk. Dia adalah Joshua,dia membawa setumpuk undangan. Kurasa untuk pesta dansa tahun ini. Setiap tahun, sekolah kami selalu mengadakan pesta dansa untuk para murid kelas dua belas. Kurasa Ryeo akan ikut kali ini. Dia kan pindahan dari sekolah seni.

Joshua melihat manusia manusia yang bergerombol di belakang bangkunya. Ia lalu menatapku dengan tanda tanya,aku hanya mengangkat bahuku tanda tak mengerti.

Joshua POV

Saat aku kembali ke kelas setelah mengambil undangan pesta dansa untuk tahun ini,aku melihat banyak orang bergerombol di belakang bangku ku. Bukankah bangku itu kosong? Aku menatap Hyun yang duduk manis disebelah gerombolan itu.

Ia mengangkat bahunya. Sepertinya Hyun tak mengerti apa yang terjadi. Ya karena dia selalu saja tidur di kelas,dan mengabaikan apa yang terjadi.

Aku memukul tiga kali,meja yang berada paling depan.

"Duduklah,aku akan membagikan undangan untuk kalian." Perintahku pada semua anak. Mereka semua menatapku dan mengerjakan apa yang aku perintahkan.

Aku menghiraukan tatapan mereka. Aku melihat undangan yang kubawa dan mulai membagikannya. Tatapanku tak berpaling dari undangan ini. Dan terakhir untuk Hyun. Seperti biasa,undangan yang diberikan sisa satu lembar.

Ya karena jumlah kelas kami ganjil. Ada satu bangku yang kosong. Dan bangku itu ada di...

"Untukku?" Ryeona?apa yang dilakukan gadis ini disini. Oke baiklah,aku mengerti sekarang.

"Jo, kau tak akan memberikan undangan itu pada siswa baru?" Tanya Jaejong,wakilku. Aku melihat Jaejong dengan sedikit terbelalak dan langsung memberikan undangan yang kubawa pada Ryeona.

Astaga ini akan menjadi hal buruk. Dari sekian banyak sekolah di Korea,kenapa dia memilih Myung Ju. Ah ya ini adalah sekolah milik keluarganya.

Keluarga Ryeona yang punya sekolah ini. Dan kepala sekolahnya adalah pamannya. Wajar saja jika dia pindah kesini. Kenapa ini tidak terpikirkan olehku. Aku mengacak ngacak rambut coklatku dengan frustasi. Dia menang satu langkah dariku.

Ryeona POV

Satu kosong,itulah kataku dalam hati. Aku tersenyum melihat dia mengacak ngacak rambutnya dengan frustasi. Aku melihat Hyun yang duduk disebelah kiriku.

Dia ternyata menatapku dan tersenyum manis. Dia terlihat lebih tampan dari terakhir kali aku melihatnya dua hari yang lalu. rambut merah cerry nya yang sedikit berantakan itu memberikan kesan keren.

Hyun tidak memakai jas sekolahnya,dan hanya mengenakan kemeja putih yang bagian lengannya dilipat sampai sikut dan juga dasi yang sedikit ia kendurkan. Astaga dia terlihat sangat seksi. Tunggu dulu, pemikiran macam apa ini?

Tanpa sadar aku terbengong melihatnya. Aku langsung melemparkan senyumanku padanya dan dia kembali tersenyum padaku. Kali ini dia tersenyum dengan menunjukan giginya yang rapi itu. Sepertinya dia tau jika aku salah tingkah.

Saat aku memalingkan wajahku kearah undangan yang masih kupegang, bel istirahat berbunyi. Yap aku masuk sedikit terlambat tadi,jadi perkenalanku juga mengulur waktu.

"Mau istirahat?"

"Ha?" Aku terbengong saat Hyun sudah berdiri sampingku dan mengajakku untuk istirahat. Aku berfikir sejenak lalu melihat keseluruh kelas yang sudah hampir kosong. Lalu aku melihat bangku sebelah kananku,dan melihat Min Gi sedang diganggu oleh tiga gadis dengan dandanan menor. Mereka menarik narik rambut Min gi yang dikepang dua itu.

Dari awal masuk kelas ini,aku sudah tau jika itu adalah Min Gi. Dandanan cupunya yang khas itu membuatku mudah untuk mengenalinya.

"Mmm...kurasa tidak. Aku tidak lapar." Aku menolak ajakan Hyun yang sebenarnya bisa menjadi kesempatan bagiku untuk mendekatinya.

Tapi, aku juga tidak ingin membuat masalah dihari pertamaku bersekolah disini. Kudengar dari Joon gu jika disini, Hyun dan Joshua adalah idola para gadis. Dan jika mereka melihat Hyun berjalan dengan seorang gadis pindahan,bisa- bisa tubuhku akan remuk dihajar oleh para gadis-gadis itu.

"Kenapa?" Tanyanya padaku.

"Ada urusan yang harus kuselesaikan." Lalu aku tersenyum padanya. Dan ya dia selalu membalas senyumanku dengan gaya seksinya itu. Oh tidak,otakku ternodai.

"Baiklah aku akan mengajak Joshua saja. Hei ketua kelas ayo traktir aku." Hyun memukul pundak Joshua dan langsung menarik tangannya. Joshua hanya diam membiarkan Hyun menariknya. Dia terlihat lemas dan tidak bertenaga. Aku tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua itu.

Saat Hyun dan Joshua sudah meninggalkan kelas, aku menghela nafas. Dikelas hanya ada aku, Min gi dan tiga gadis yang kurasa adalah anak nakal itu. Aku berdiri dan dan langsung menarik tangan Min gi,mengajaknya keluar kelas dan juga melepaskan  dia dari gadis-gadis menor itu.

"Hei kau!" Salah satu gadis menor itu menyentakku dan membuat langkahku berhenti. Aku berbalik dan tersenyum pada mereka.

"Lebih baik kau cuci muka. Ada hitam hitam di matamu." aku mengejek dandanan mereka dan aku melanjutkan jalanku. Aku masih menarik Min gi dengan kuat. Aku mendengar gadis gadis menor itu berteriak padaku,tapi aku mengabaikannya.

Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang