Delapan tahun yang lalu tepatnya bulan November...
Mentari pagi bersinar begitu cerah. Cahaya masuk kedalam jendela kamarku. Aku terbangun melihat sinar pagi yang begitu indah. Aku membasuh muka lalu mandi dan bersiap menyambut hari baru.
"Selamat pagi, Ibu!" Seruku saat melihat mama menyiapkan sarapan. Mama tersenyum melihatku.
"Selamat pagi sayang! Kau siap dengan hari pertama kuliah?" Mataku mengerjap dan mengangguk riang.
"Pasti siap dong mah. Semangat 45 nih." Aku tertawa dengan diriku sendiri begitu juga dengan mama yang juga senang dan menggelengkan kepalanya.
Setelah sarapan, aku pun berangkat ke kampus. Aku jadi lupa memperkenalkan diri, namaku Megania Audrey. Bisa dipanggil Megan.
Aku pun menunggu di halte bus. Seperti ada hal yang mengganjal, perasaanku tak enak hari ini. Entah, apa yang akan terjadi nanti.
Sudah setengah jam aku menunggu, tapi bus tak kunjung datang. Aku mulai panik lalu melirik jam di pergelangan tanganku. Jam 8.30. Mataku melotot hebat lalu aku yang tak tahu lagi saking bingungnya baru saja berpikir untuk naik gojek. Aku pun langsung memanggil gojek lewat handphoneku.
Aku pun langsung berangkat. Tukang gojek yang tadinya membawa motor santai jadi ngebut karena aku yang sudah telat. Jam 8.45 aku harus ada disana. Jika tidak hari pertama ini akan jadi hari buruk karena aku telat.
Ternyata, aku memang telat bahkan lebih parah. Jam 9.10 aku baru tiba disaat yang lain sudah berbaris bahkan ospek sudah dimulai daritadi. Jalanan macet membuat aku telat diluar dugaan.
"Kok baru dateng?" Sewot salah satu seniorku dengan menatapku tajam. Aku hanya bisa menunduk.
"Maaf, tadi jalanan macet parah kak. Diluar dugaan, aku jadi telat par..." belum sempat melanjutkan, datang senior yang lain.
"Telat tuh jangan dijadiin alesan dong. Bilang aja tadi lu emang bangun kesiangan terus lupa kalo hari ini lo ada ospek!" Seru senior yang lain. Mereka semakin marah melihat seorang pemuda yang jadi MABA juga telat sepertiku. Apalagi, tampangnya menunjukkan rasa tak bersalah.
"Ini lagi satu nambah telat lagi!" Seru ketua senior yang kesal karena tampangnya.
"Santai dong kak, jangan marah begitu. Aku kan cuman telat." Ucapnya membuat mereka seakan tak percaya. Baru, kali ini ada mahasiswa baru nentang mereka kayak gini.
"Pokoknya kalian berdua saya hukum! Kesini kalian cepat!" Seru ketua memberi perintah padaku dan juga padanya untuk mengikuti dia. Kami diam saja karena belum mengenal sama sekali.
"Kalian jongkok lari puterin lapangan kampus. Sekarang! Buruan!" Seru ketua itu dan kami yang tak bisa berbuat apa apa hanya menurut. Aku merasa sangat malu sekali karena mereka tertawa puas.
"Kok lu juga bisa telat?" Tanyanya padaku seketika. Aku menoleh lalu bingung.
"Lu ngomong sama gua?" Tanyaku karena sibuk dengan lari jongkok ini.
"Gak kok gua ngomong sama tiang basket disana." Jawabnya ketus lalu aku pun tertawa mendengar nya.
"Kok lu malah ketawa sih? Gila lu yaa tiba tiba ketawa."
"Abisnya gua nanya serius lu malah jawab begitu. Hahahahaha..."
"Btw, kenalin gua Aby. Nama lengkap gua Muhammad Aby Baihaqi." Serunya tiba tiba berhenti lari jongkok terus menyerahkan tangannya.
"Nama gua Megan, nama lengkap Megania Audrey." Aku pun menerima uluran tangannya.
"Cantik namanya kayak orangnya," bisiknya kecil tapi aku masih bisa mendengarnya.
"Hah? Tadi lu ngomong apa?" Aku pura pura tak mendengar bisikan nya itu.
"Ohh bukan apa apa kok gausah dipikirin." Senyuman darinya seketika membuat ku sadar bahwa aku tertarik padanya.
-------------------------------------------------
Waktu ke waktu berjalan sangat cepat. Aku dan Aby semakin dekat karena kejadian ospek. Kami selalu saling mendukung satu sama lain. Di suatu hari...
Kami pun berjanji untuk bertemu di kafe kampus. Aku yang datang lebih dulu pun memesan tempat berdua. Tak lama, pintu kafe pun terbuka dan seseorang yang kutunggu pun datang.
"Gua pengen ngomong sesuatu nih sama lo, Megan." Seketika disaat kami sedang bersantai dengan minuman masing masing pun jadi terasa canggung.
"Apaan tuh? Ngomong aja kali, emang tentang apa?"
"Tentang kita." Jawaban Aby sukses membuat ku terkejut.
Aku yang tidak mengerti dengan ucapannya pun hanya bisa menggeleng tanda tak mengerti.
"Megan, will you be mine?"
Hatiku serasa sedang melayang di atas awan. Semua perasaan bercampur aduk. Senang, kaget, tak menyangka kalau Aby akan berkata seperti itu.
Aku pun mengangguk senyum senang dengan hal itu. Kami pun berpelukan sangat erat.
Aby pun mengajakku ke suatu tempat. Mirip seperti di taman bermain. Aby mengajakku ke arena bermain. Aku tak tahu namanya, tapi aku senang karena Aby menang. Dan, aku mendapat boneka beruang besar sebagaimana hadiahnya.
"Aku bermain ini supaya bisa memberikanmu boneka." Aku pun tersenyum senang lalu memeluknya erat. Di sepanjang perjalanan, aku selalu menggenggam erat tangannya.
Aku pun meminta naik bianglala. Aby pun menyetujuinya lalu kami pun naik selama dua putaran.
Di atas sana, aku menikmati angin sejuk yang berhembus kencang.
"Apa kau suka dengan pemandangan dari atas sini?" Aby tersenyum manis padaku.
"Aku sangat suka." Aku pun memeluknya dan dia membelai lembut rambutku lalu menciumi keningku lembut. Aku benar benar merasa dunia ini indah.
---------------------------------------------------
Tahun tahun begitu terasa indah selama ada cinta disisimu. Dan semua itu hilang disaat Aby harus pergi terbang ke Inggris karena urusan orang tua."Tapi, kamu gak pergi lama kan?" Tanyaku cemas pada Aby. Dia pun memelukku, aku tahu dia mencoba membuat diriku tenang.
"Aku janji akan segera kembali padamu." Lalu dia pun mencium keningku.
"Dan aku juga janji, takkan pernah melupakan kita. Jadi, kamu tunggu aja kabar dari aku." Walau aku sudah ditenangi oleh Aby, tapi tetap saja aku merasa ada hal tak enak sekarang.
"Cepatlah kembali, karena aku pasti sangat merindukan dirimu." Kami pun berpelukan lagi lalu Aby membelai rambutku dan menciumi keningku. Dia selalu saja melakukan hal itu jika aku sangat cemas padanya.
Pesawatnya pun telah take off. Meninggalkan diriku dan Indonesia ini. Entah, apa yang terjadi dengan diriku. Aku merasa sangat takut sekarang. Bukan karena Aby jauh dariku, tapi aku merasa sangat cemas dan takut dengan dirinya sekarang.
Aku pun istirahat dan tertidur pulas di kamarku. Tapi, tak lama aku kembali bangun. Aku yang semakin cemas pun memutuskan untuk menonton televisi.
Ada berita terkini yang semakin membuat diriku cemas. Berita pesawat yang sekarang sedang membawa Aby ke Inggris seketika hilang kontak. Deg...
Rasanya seperti kalian sedang melayang layang di angkasa tiba tiba dihempaskan begitu saja. Sakit sekali rasanya. Aku menangis sejadi jadinya mendengar hal itu.
----------------------------------------------------
Itulah sedikit cerita dariku. Kerinduan yang selalu aku rasakan. Di bulan November itu aku benar benar begitu pilu bila harus mengenang semua itu.
Aku sangat rindu dirimu, duhai kekasihku.
Muhammad Aby Baihaqi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Teen FictionInilah ratusan rindu dariku untukmu... Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahun, aku merasa jiwa ini tak bisa lepas dari dirimu. Hilang komunikasi memang begitu menyakitkan bagi kita. Janji yang sempat terucap perlahan luntur...