Satu.

72 6 2
                                    

Cinta bisa menghilang dari ingatanmu,tapi tidak dari hatimu.
*
*
*
*
Aku ingin mengingat hari itu.Aku ingin mengingat setiap detail kejadian saat itu. Karena sejak itu,aku merasa ada yang dariku.
Kecelakaan yang sampai saat ini belum bisa ku ingat itu bukan saja merenggut sebagian ingatanku tapi juga menghapus sesuatu yang penting bagi diriku. Sudah berulang kali aku berusaha memunculkan adegan kecelakaan itu, tapi yang ku dapat hanyalah sakit kepala hebat.
Sudah hampir dua bulan berlalu, tapi aku sendiri tidak begitu yakin. Aku tidak pernah yakin lagi dengan waktu.
Bagiku, waktu saat ini hanyalah sesuatu yang tak lagi penting, yang datang dan pergi tanpa ku sadari. Waktu juga seperti memperburuk keadaan dengan menjadi hal yang membingungkan.
Tapi selain kecelakaan itu, aku bisa mengingat hal-hal lainnya dengan baik.aku ingat papaku dengan pekerjaan yang selalu memaksanya ke luar kota. Mamaku adalah wanita yang sangat tegas. Aku lebih takut kepadanya dibandingkan pada papa. Dulu, setiap kali aku keasyikan bermain dan lupa belajar, Mama akan memarahiku habis-habisan dan mengurungku di kamar mandi. Hukumanku berubah jadi tidak boleh keluar rumah semenjak remaja.
Namun,mama sangat cantik dan orang-orang bilang aku mewarisi kecantikannya. Aku sendiri tidak merasa begitu. Aku sering merasa rendah diri dengan penampilan sendiri. Aku tau aku jelek,tubuhku cukup tinggi dengan rambut panjang sepinggang,dan pipiku terlihat bersemu tanpa riasan. Hanya saja,aku sering mengalami kesulitan untuk menganggap diriku menarik.
Aku anak tunggal, jadi sudah terbiasa sendiri. Itulah sebabnya aku tidak suka bergaul. Sifatku yang tidak suka bergaul membuat orang-orang mengira kalau aku sombong,dan mereka mulai menjauh. Tapi aku masih memiliki Stella. Aku berteman dengannya sejak SMP, dan terus bersama sampai kuliah. Tapi sejak kecelakaan itu kami jarang ketemu karena dia sibuk dengan kuliahnya sementara aku harus cuti.
Aku sering merasa mama tidak ingin aku mengingat kecelakaan itu. Sudah berulang kali ku minta untuk menceritakannya, tapi mama selalu menolak.
" untuk apa kamu ingat hal mengerikan itu?" kata mama suatu kali, ketika aku bahkan sampai memohon padanya untuk menceritakan kecelakaanku.
" aku cuma ingin tahu," kataku beralasan.
" kamu nggak perlu tau " kata mama tegas. " nggak ada hal penting di kecelakaan itu. Itu hanya kecelakaan biasa. Sekarang lebih baik kamu istirahat".
Mama selalu mengakhiri setiap pembicaraan kami dengan menyuruhku berisritarahat. Biasanya aku selalu menurutinya hanya agar mama tidak marah.

*

*

*

Udara bulan Oktober terasa hangat di kulitku. Angin betiup sepoi-sepoi,menampar setiap sisi kulitku yang dapat di jangkaunya. Aku suka datang ke taman ini, mencium bau rerumputan yang semerbak dan di temani langit cerah. Pohon-pohonnya begitu rindang, membuat orang-orang suka berteduh di bawahnya. Bunga-bunga yang tumbuh berwarna- warni menambah asri taman ini.
Aku membetulkan letak topiku, sambil menatap kegiatan orang-orang di sekitarku. Aku menghampiri kolam ikan yang ada di tengah-tengah taman dan berjongkok di sebelahnya. Kupandangi airnya begitu jernih. Aku mendesah. Seandainya saja ingatanku juga bisa sejernih air kolam ini. Aku ingin bisa melihat ke dalam ingatanku sejelas aku melihat ikan-ikan yang sedang berenang di kolam ini.
Cukup lama menatap ikan-ikan di kolam itu sampai akhirnya kakiku menjadi pegal karena terlalu lama berjongkok. Aku berdiri perlahan-lahan. Mendadak angin bertiup dengan kencang dan menerbangkan topiku.
Aku berseru kaget dan berusah melihat ke mana angin membawa topiku, yang ternyata berakhir di tangan seorang cowok. Cowok itu menatapku sambil tersenyum,dan mengulurkan tangannya untuk menyerahkan topiku.
Aku tidak langsung mengambil topiku. Aku memandangi cowok itu, takjub melihat betapa sempurna fisiknya. Dia tinggi dan tegap, dan rasanya aku bisa melihat dadanya yang bidang di balik kemeja putih yang di pakainya. Senyumnya juga manis sekali, membuatku tidak bisa berpaling darinya.
" kamu nggak mau ambil topimu" tanya cowok itu, melenparkanku kembali ke dunia nyata.
Aku sempat gelagapan sebentar, membuat cowok itu tertawa dan memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Aku pasti kelihatan tolol sekali. Jadi cepat-cepat aku menenagkan diri dan kembali bersikap normal. Kuambil topiku dari tangannya.
" terima kasih" kataku padanya.
" sama-sama" dia menyahut.
"Aku Alexander, tapi panggil saja Alex" dia mengulurkan tangannya. Dan aku kembali terdiam sambil memandangi tangannya. Dia menggoyakan tangannya seakan memintaku untuk menyambut ulurannya itu.
"Nadien Maharani panggil saja Nadien" jawabku.
*
*
*
Hai ini cerita pertama ku di wattpad semoga suka yaa☺ maaf juga kalau cerita absurd, gajelas.
Yang jadi pemeran cowonya Manurios yaa😊
Kalau yang jadi pemeran cewe ntar yaa
#aurel

Someone To RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang