Budayakan vote sebelum baca yaaa 😉😉😉
(10 tahun kemudian)
Plakk!!!
Pattie menangis terisak setelah menerima tamparan keras dari tangan Jerremy. Malam ini Jerremy kembali pulang ke rumah dalam keadaan berantakan dan mabuk, dia melampiaskan kemarahannya pada Pattie setelah ditanya kenapa baru saja kembali.
Ya, Jerremy baru pulang setelah 2 hari bertahan di club, dia kalah berjudi dan kehabisan uang, sehingga dia hanya mabuk sepanjang hari karena kesal.
Jeslyn hanya mengintip dari celah pintu kamarnya dengan ketakutan. Justin belum pulang, dia bekerja part time menjadi pelayan di salah satu restoran di kota setelah selesai kuliah.
"Dimana lagi kau simpan uangmu? Aku membutuhkannya sekarang! Cepat ambil!" perintah Jerremy kasar. Pattie menggelengkan kepalanya pelan.
"Sudah tidak ada lagi, Jerremy. Aku bersumpah. Uang terakhir kita sudah terpakai untuk membeli obat Jeslyn. Justin belum pulang.." jawab Pattie sambil meringis kesakitan karena cengkraman tangan Jerremy di lengannya bertambah kuat.
"Kau masih mengurus anak penyakitan itu?? Membuang uang sia-sia?? Kau pikir semua uang yang ada di rumah ini hanya untuk mengobati anak sialan itu?!" bentak Jerremy kasar. Pattie tidak berani bicara lagi.
Tiba-tiba pintu rumah terbuka, Justin muncul dan masuk ke dalam rumahnya. Dia menatap sekeliling, mendapati barang-barang berantakan di lantai, ibunya menangis terisak, ayahnya yang pulang dengan penampilan berantakan sedang mencengkeram lengan ibunya. Justin menatap tajam ayahnya dengan perasaan tidak suka.
"Apa lagi maumu, Dad?" kata Justin dingin, yang disambut dengan seringaian senang dari ayahnya.
"Mauku? Uang. Kemarikan," kata Jerremy sambil menarik paksa ransel yang tersampir di bahu Justin. Dia menumpahkan semua isi tas ke lantai, mengambil uang dalam dompet Justin lantas melempar dompet kosong itu ke lantai lagi.
"700 dollar. Lumayan. Bekerjalah lebih giat, son," kata Jerremy santai seraya melangkah keluar rumah dengan membanting pintu hingga tertutup. Justin menghela nafas panjang dan bergerak mendekati ibunya.
"Mom.." panggil Justin pelan. Tangannya memeluk tubuh Pattie yang berguncang karena menangis terisak sambil mengusap pelan punggung ibunya.
"Mom sudah makan? Aku membawa makanan dari restoran. Ayo kita makan malam," kata Justin, tersenyum sambil menghapus airmata di pipi ibunya, "Dimana Jeslyn?".
"Dia di kamarnya," jawab Pattie lirih. Justin mengambil kantung kertas berisi makanan yang tadi dia taruh di lantai di samping pintu lalu menyerahkannya pada ibunya.
"Baiklah, biar aku lihat. Mom, tak usah membereskan apapun. Biar nanti aku bereskan. Mom siapkan saja makan malamnya," ujar Justin lalu beranjak menuju kamar adiknya. Jeslyn.
Justin mengetuk pintunya pelan lalu membukanya setelah mendengar sahutan. Jeslyn terlihat sedang duduk di tepi ranjang dengan menundukkan kepala dalam-dalam.
"Lyn, belum tidur rupanya," kata Justin ringan sambil mendekati Jeslyn, berjongkok di depan adiknya. "Ayo kita makan malam, aku bawakan makanan dari restoran."
"Apa kau sudah makan, Justin?" tanya Jeslyn. Justin menggeleng sambil mengusap rambut adiknya. Jeslyn tiba-tiba meneteskan airmata, membuat Justin mengernyit.
"Justin.. Kenapa Dad seperti itu? Kenapa dia jahat pada Mom? Kenapa dia tidak sebaik ayah teman-temanku?" tanya Jeslyn sedih begitu polosnya. Justin menggenggam tangan adiknya hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Jasmine (JB) ✓
Fanfiction18+ (Di PRIVATE acak, FOLLOW dulu kalau niat membaca) * Follow akun author * Masukin cerita ke library /perpustakaan * Trs direfresh. Log out dulu trs log in lagi. "Aku mencintaimu.. Aku jatuh cinta padamu, Jasmine. Kenapa kau tidak mau mengerti.." ...