Addiction: Chapter 1

86.2K 5.4K 110
                                    

"Baiklah, lelaki macam apa yang membutuhkan lebih dari 15 orang algojo, hanya untuk melindungi diri dari seorang wanita?" seru Emma, dengan nada tidak percaya bercampur sarkastik yang ditujukan pada pria tampan bermata coklat, yang sedang duduk dengan satu kaki diangkat di kursi sofa empuk milik Ayahnya.

"Dan pekerja macam apa yang berani merendahkan atasannya, Ms. Haynsworth?" Pria itu menaikkan kedua kakinya ke atas meja kerja Ayahnya, dan nyaris menyenggol miniatur bendera Amerika yang diletakkan di dekat telepon.

"Turunkan kedua kakimu dari sana, Nicholas," perintah Emma. Dia sama sekali tidak terdengar takut untuk seorang warga Inggris biasa, yang sedang berbicara dengan anak satu-satunya presiden Amerika yang bisa menendang dirinya kapanpun pria itu berkenan. Emma bahkan memanggil nama pria itu tanpa embel-embel Tuan.

Nicholas tertawa. Baru kali ini ada seseorang yang berani memerintahnya; seorang wanita yang 1 tahun lebih muda darinya, yang terlalu cantik untuk dijadikan pengawal pribadinya selama berlibur di Inggris untuk 2 bulan ke depan. Demi mendapatkan liburan yang menyenangkan, dia sengaja mempekerjakan Emma, untuk menjamin keamanannya dari sesuatu-ralat, seseorang; salah satu mantan kekasih satu malamnya yang ia temui di Los Angeles bulan lalu. Tadinya ia berniat mengabaikan wanita itu, kalau bukan karena lebih dari 5 pengawal setianya telah masuk rumah sakit karena melindungi dirinya dari berbagai tindakan mengerikan yang dilakukan wanita itu.

Nicholas tidak menyangkal, sejak teror yang dilancarkan wanita - yang - ia - lupa- siapa - namanya - itu, ia jadi mengurangi jadwal kencannya dengan banyak wanita, termasuk beberapa aktris papan atas Hollywood.

"Sepertinya dilindungi olehmu akan sangat menyenangkan, Ms. Haynsworth," katanya, "biarkan aku memanggilmu Emma." Nicholas menurunkan kedua kakinya dari meja sekaligus berdiri, lalu berjalan menuju Emma yang berdiri di tengah-tengah ruangan. "Pelayanku akan menunjukkan dimana kamarmu. Enjoy your time, Emma. Banyak wanita di luar sana yang akan sangat rela menukar posisi mereka denganmu untuk tinggal bersama denganku di mansion ini." Nicholas membisikkan itu langsung di telinga Emma.

"Selamat malam, Nicholas." Emma memutar tubuhnya kasar, hingga untaian rambut hitam panjangnya yang dikuncir kuda menghempas wajah Nicholas dengan telak. Bagi gadis itu, hari ini sudah lebih dari cukup untuk Tuhan menunjukkan siapa Nicholas sesungguhnya.

Sebelum hari ini, Nicholas adalah soalah satu yang mendapatkan respect dari Emma.

Pria yang menonjol bukan hanya dari penampilannya, tapi juga otaknya yang cerdas. Di usia muda, Niholas bisa membuktikan kesuksesannya tanpa pengaruh dari kekuasaan Ayahnya yang seorang politikus cemerlang di Amerika, dan baru saja terpilih menjadi presiden 3 bulan yang lalu. Hampir tidak ada satupun cacat yang bisa memunculkan skandal tentang Nicholas.

Emma benar-benar menganggap pria itu sempurna sampai tiba hari ini; ketika ia mengetahui bahwa kecerdasan Nicholas memang sangat brilian. Pria itu mampu menutupi semua kebenaran dari khalayak banyak tanpa celah sedikitpun. Hanya keluarganya, para pekerja pribadinya, yang mengetahuinya, dan sekarang Emma termasuk di dalamnya.

Sanjungan terhadap Nicholas telah hilang sepenuhnya, ketika asisten pribadinya menjelaskan alasan Emma dipekerjakan di sini. Sekarang, gadis itu bertanya-tanya dalam benaknya, jika semua wanita itu mengetahui sosok Nicholas yang sebenarnya apakah mereka akan tetap rela menukar posisi mereka dengan Emma?

Dan Emma tidak cukup bodoh untuk tidak mengetahui jawaban atas pertanyaannya sendiri, tentu saja iya, bukan? Mereka bahkan rela separuh nyawa mereka dicabut untuk bisa menghabiskan waktu bersama Nicholas. For God's sake! It's Nicholas Wood: the sexiest man alive who is so fucking rich, and don't forget that he got the title as the most handsome bachelor from People Magazine.

AddictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang