7

69.4K 4.2K 42
                                    

Terimakasih yang masih Setia menunggu update hhii..

Oiya untuk yang penasaran sama Orlando dan Riani, aku gaakan kasih pic nya takutnya malah ga sesuai sama ekspektasi kalian, jadi silakan berimajinasi hhaha..

Happy Reading... semoga suka :)

FR POV

Mobil sport berwarna dark blue berjalan membelah jalanan beraspal yang basah diguyur hujan deras.
Orlando menjalankan mobil kesayangannya dengan kecepatan sedang. Disebelahnya sudah duduk manis gadis aneh yang membuatnya tak bisa tidur semalaman.

Riani hanya memandangi pemandangan dari kaca samping, ia canggung semobil dengan bosnya itu. Tangannya sudah ia remas sejak tadi untuk menghilangkan kegugupannya. Kakinya sudah seperti agar-agar yang lembek. Riani mengira akan diantarkan oleh ajudannya saja, namun ternyata bosnya sendirilah yang mengantarnya pulang. Sebenarnya Riani sudah bisa pulang sendiri, di apartement bosnya pun tadi  sudah merasa bosan. Riani hanya duduk, melihat pemandangan diluar, tidur, dan mandi. Bahkan makanan pun dibawakan oleh pelayannya yang seperti pramugari ke kamarnya. Benar-benar seperti dikurung dalam penjara yang mewah.

Riani mengatur nafasnya sepelan mungkin, debaran jantungnya bisa terdengar sekarang. Orlando yang disampingnya masih tenang menyetir.

"Em.. tuan, apa anda tahu rumah saya?" Riani memeberanikam diri memecah kesunyian.

Satu detik, dua detik, tiga detik. "Seharusnya aku tak perlu sok akrab dengan bosku ini, dia hanya bosku, atasanku, yang kebetulan menolongku kemarin" Ucapnya dalam hati, Dan baru detik ke tujuh Orlando menjawab.

"Tidak" sembari masih fokus menyetir.

Riani mengerutkan dahinya dan menatap bosnya itu ragu-ragu.
"Tidak tahu, lalu ini mau kemana?" Riani panik.

"Tidak mungkin aku tidak tahu" jawabnya kembali, sambil menyunggingkan senyum seakan tahu apa yang ada di pikiran Riani.

"Dia mengerjaiku?" Dan kenapa jawaban dan sunggingan senyum itu membuat pipi Riani yang putih memerah. Riani memalingkan wajah untuk menyembunyikan pipinya yang merah ke arah jendela.

Orlando memijit tombol di dashboard mobilnya. Alunan lagu Whistle dari artis Flo rida mengisi kesunyian selama perjalanan. Dentuman musik mengalun diseluruh penjuru mobil. Orlando sudah hanyut dalam lagu itu terkadang ia ikut bersiul mengikuti alunan musik, atau hanya mengetuk-ngetuk jarinya pada stir mobil sambil kepalanya naik turun.

Riani memandangi pantulan pria itu lewat kaca mobil, dia terlihat good looking dengan kemeja berwarna abu-abu panjang dengan bagian lengan dilipat hingga siku menampilkan sebagian lengannya yang kokoh, ditambah rambutnya yang mulai memanjang agak berantakan, disekitar dagu dan garis rahangnya bersih dari bulu halus. tingkahnya begitu maskulin, suara siulannya terlampau seksi dan itu merontokkan pertahanan Riani. Bibir bawahnya tak sadar sudah dikulumnya, kerongkongannya sudah kering sulit untuk menelan air liurnya. "Ya Tuhan.. tenggelamkan saja aku".

Mobil dark blue terparkir dihalaman yang cukup luas bisa untuk dua sampai tiga mobil terparkir dihalaman itu. Riani dan Orlando pun keluar dari dalam mobil, jangan harap Orlando membukakan pintu untuk Riani, karena itu tidak mungkin. Hujan lebat sudah berhenti, menyisakan rintik hujan yang tak berarti. Riani berjalan lebih dahulu menyusuri jalan, ya rumah Riani Bukan di perumahan atau rumah dengan halaman yang luas. Rumah itu berada di tempat padat penduduk didalam gang. mobil bosnya tak akan bisa mengantarkan mereka hingga depan rumah, jadi terpaksa perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Jika Riani tinggal di tempat gang yang kumuh itu salah, karena meski letak rumahnya berdempetan, warga sekitar tetap menjaga kesehatan lingkungan. Sehingga terlihat jalanan menuju rumah Riani terlihat asri dan bebas dari sampah. 

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang