Haloo... terimakasih sudah bersabar menunggu update hihi
Oiya terimakasih juga karena sudah mau baca ceritaku hehe
Aku pengen tau dong tanggepan kalian tentang ceritaku, atau tentang chapter ini juga boleh, yang penting komen hhaa
Nah nanti aku bakalan pilih komen yang menurutku oke buat di publish bareng chapter selanjutnya. Nah ayo tinggalkan komen yang menarik hhii...Oke happy reading... semoga suka.. :)
Biasa, kalo yang suka pake backsound, boleh diputer videonya.. :)
FR POV
Suara dentuman musik keras memenuhi bangunan yang di desain minim penerangan. Hanya lampu sorot warna warni yang menghiasi sekeliling ruangan yang dipenuhi wanita dan pria yang asik bersorak dan bergoyang mengikuti alunan musik yang dipandu seorang dj diatas dance floor. Bau rokok dan alkohol sudah menyeruak menjadi satu, wanita-wanita dengan polesan make up mencolok dan pakaian yang minim berjalan melenggok dengan tatapan manis nan menggoda. Tak jauh berbeda dengan pria-pria yang datang, pandangan mereka tak lepas dari wanita-wanita tersebut, layaknya pemburu yang mendapati mangsanya.
Dua orang pria duduk di depan meja bar menunggu minuman yang mereka pesan. Wanita-wanita cantik silih berganti mendekati mereka, keduanya terlihat lebih tampan dan panas malam hari ini. Orlando tak membalas godaan wanita-wanita tersebut beda halnya dengan Sid yang selalu menebar senyum kepada gadis yang melewatinya sambil membelainya penuh arti.
"Kau akan datang ke acara temu alumni nanti?" tanya Sid agak berteriak karena suaranya tenggelam terkalahkan oleh dentuman musik.
"Menurutmu ada alasan aku harus datang?" Tanya Orlando kembali pada Sid
"Kau harus datang, kau akan jadi Icon acara itu" ucap Sid sambil menepuk punggung sahabatnya itu.
"Begitukah?" Tanya Orlando acuh.
Seorang bartender menyodorkan dua gelas minuman yang mereka pesan. Sid lalu mengambilnya dan meneguknya perlahan.
"Ya, guru dan kepsek kita yang sok suci itu akan kaget melihatmu, anak nakal yang selalu bolos dan melanggar aturan, sekarang telah menjadi seorang CEO sukses dan sangat sialan tampan" ucap Sid menggebu-gebu.
Orlando hanya menyunggingkan senyum lalu ikut menyesap minuman yang ada di tangan kanannya.
"Ucapanmu mirip wanita yang senang bergosip, kau tidak sedang menggodaku kan?" Tanya Orlando mengejek.
"Apa? Kau kira aku gay? Brengsek! Aku masih normal!" Ucap Sid tak terima.
Tawa Orlando pun meledak puas karena melihat temannya begitu kesal.
"Sialan!" Umpat Sid terhadap sahabatnya.
Perhatian Sid teralihkan pada wanita yang sudah bergelayut mesra dipunggungnya, kekesalannya pun hilang setelah melihat wanita itu. Sid memang terlihat manis dan tampan saat tersenyum. Sid tahu cara memperlakukan wanita hingga hati wanita terbang karena rayuannya.
"Kau memang dokter tak bermoral" ucap Orlando ketus.
"Kau cemburu karena tak bisa merasakan sentuhan seperti ini" Sid lalu mempraktekkan ciuman panas pada bibir wanita itu.
"Shit! Hentikan, kau membuatku jijik" ucap Orlando sambil mendelik kesal.
"Hahaha... kau butuh pelepasan Lando" kali ini Sid yang berhasil menggoda Orlando. Sambil bibirnya kembali dipautkan ke bibir wanitanya malam ini.
"Brengsek!" Ucap Orlando sambil meneguk habis minuman yang ada di gelasnya.
Sid menyudahi ciuman panasnya dan memberi isyarat untuk memberinya waktu dengan sahabatnya. Lalu wanita itu pun pergi meninggalkan Sid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
RomanceVersi Lengkap tersedia di link Webcomics #3 in romance Warning 18+ Riani si gadis pemalu, tak suka diperhatikan, memiliki kehidupan yang sederhana dan biasa saja seketika hidupnya berubah karena berurusan dengan Orlando Reygan pemimpin perusahaan b...