malam itu

24 0 0
                                    

setiap ada waktu dalam sebulan sekali keluar kami akan berkumpul dan membuat garden party di pekarangan rumah mila yang cukup luas.

"jadi bagaimana sekolah kalian??" tanya om amir

"umum...baik kok pah"jawab meli sambil melahap potongan apel yang ada di meja.

"kalian yakin ga buat masalah lagi disekolah??" tanya tante santi mengintrogasi kami.

"ga salah lagi maksudnya tan" jawab ku dengan santai

"Terus kali ini apa masalahnya?? Sampe di panggil ke ruang bk lagi ga??" Seperti sudah tau kebiasaan kami om bayu menanggapinya dengan santai.

Flash back-
Sore itu dihari selasa saat kami perjalanan pulang ke rumah , dan aku pun baru teringat kalau laptop ku ketinggalan di lab biologi.
"eh laptop gue ada didalem lab biologi lagi " ucapku dengan panik.

"Kok bisa??" Tanya meli

"Iya gue baru inget kalo laptop gue ketinggalan,udah mana nanti malem bang selo mau pinjem laptop gue. Gue bisa dicaci maki sama dia. " jelasku pada yang lain.

"Yaudah ambil lah" jawab ghina dengan santainya, matanya yang masih tertuju pada hp nya aku yakin ia hanya asal bicara.

"Kalo udah sore gini pasti lab dikunci lo mau lewat mana?? Manjat??" Mila pun melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 16.33 sore.

"Abis terpaksa yaudah lah, yuk" ajakku pada ke tiga sahabatku.

Kami pun berjalan menuju sekolah,bahkan gerbang sekolah saja sudah dikunci.

"Mantap ini pager tinggi bener, gimana coba manjatnya??"celetuk meli.

"Mang ujang, buka dong pagernya plis, mang!!" Teriak mila dengan kerasnya namun nihil tidak ada jawaban disana.

"Halah lama, ikut gue yuk" karena aku punya ide jadi aku mengajak sahabat-sahabat ku untuk lewat dinding pembatas sekolah yang sering dilewati anak-anak yang cabut sekolah.

"Ngapain sih lo ngajak kita ke belakang sekolah,udah sore kan serem" omel meli dengan kesal.

"Kita manjat tembok ini"aku menunjuk tembok yang tidak terlalu tinggi dan bisa di panjat.

"ANjir lo tau dari mana jalan ini??" Ucap mila takjub.

"Lo semua lupa si risky kampret kan pernah ngajak gue cabut lewat sini"jelasku

"Kapan lo cabut sama musuh bebuyutan?? Jangan-jangan lo udah akur lagi sama dia??" Ghina merasa tak percaya dengan cerita ku.

"Gak lah, ya kali gue baean sama dia"tanpa pikir panjang lagi aku pun memanjat dinding tersebut dan yup berhasil. "Cepet giliran kalian"

"Kalo bukan karena temen ogah gue susah -susah manjat dinding kaya gini"oceh ghina yang akhirnya memanjat dinding juga.

"Gue fikir susah, ternyata gampang ya??" Meli pun berhasil memanjat dinding itu lalu menepuk-nepuk tangannya dan merapihkan seragam sekolahnya.

"Tungguin gue dong ah" bisa terlihat kalau mila sedang mengambil ancang-ancang dan juga berhasil memanjat dinding tersebut.

"Udah semua kan?? Yuk"gue pun berjalan didepan mereka semua dan menuju lab biologi.

"Anjir kan pintunya juga dikunci" omel mila yang berusaha membuka kenop pintu.

"Tuh jendelanya kebuka, manjat lagi aja" ucap ghina dengan santai.

"Tadi ngomel-ngomel sekarang nyaranin manjat jendela, gue rasa lo ketagihan buat manjat atau jangan-jangan lo ada bakat buat maling?" Mendengar ejekan mila kami pun tertawa.

Yap kami memasuki lab lewat jendela seperti saran ghina setelah berhasil masuk kami menyalakan lampu dan berusaha mencari laptop ku. Namun tiba-tiba kami mendengar langkah kaki dari koridor kelas dengan paniknya kami langsung mematikan lampu lab dan bersembunyi di balik meja kami sangat panik dan tidak berani untuk mengeluarkan suara.

Suara itu semakin mendekat dan berhenti didepan pintu lab karena penasaran aku memberanikan diri untuk melongok ke arah luar ruangan.

"Bu dinda?? Ngapain ada disini??"pikirku.

"Udah lama nunggunya??"dari arah ruang guru pak danang datang dan terlihat kalau pak danang tengah memberikan sekuntum bunga pada bu dinda.

Melihat kejadian yang barusan terjadi kami tidak bisa menahan tawa. Kami tertawa melihat kejadian itu dan tanpa sadar bu dinda melihat ke arah kami, dengan sigap kami merundukkan kepala ke bawah meja.

Bu dinda yang merasa curiga langsung membuka lab biologi dan menghampiri kami.

"Kalian?? Ngapain kalian disini?!"tanya bu dinda dengan kesal.

"Cie yang abis dikasih bunga"ledek ghina, kami ber-3 kaget melihat tanggapan ghina yang asal ngomong, aku pun menyikut lengan ghina dengan keras.

"Aww...sakit bego"ucap ghina dengan reflek. Dengan sigap meli menutup mulut ghina.

"Jawab ibu, kenapa kalian ada disini??" Bu dinda melotot kearah kami, aku rasa matanya akan keluar kalau bu dinda terus seperti itu.

"Nah ibu sendiri kenapa disini?? Udah gitu gerbangnya dikunci lagi" aku bertanya balik pada bu dinda.

"Saya sedang mengerjakan tugas saya" bisa terlihat dari ekspresi wajahnya kalau bu dinda sedang mencari alasan.

"Tugas apa bu?? Kok pak danang ngasih ibu bunga?? Ibu pacaran ya sama pak danang" lagi-lagi ghina asal bicara.

"Eh..eng-ga kok" bu dinda menjawab pertanyaan kami dengan terbata-bata. "Tunggu, tadi kalian bilang gerbang saya yang ngunci??" Bisa ku tebak bu dinda sedang mengalihkan pembicaraan.

"Iya lah bu, ibu kan berniat mau pacaran jadi gerbang ibu kunci ya??" Ghina asal bicara lagi.

"Kalian ini?? Ga sopan sekali ngomongnya, terus kalau gerbangnya terkunci kalian lewat mana??" Bu dinda berusaha mengintrogasi kami.

"Rahasia" ucap mila dengan cepat.

"Kalian kok kurang ajar sama saya?!!"bu dinda menaikkan suaranya.

"Bu jangan ngomel-ngomel mulu ntar acara pacarannya gagal" ledek meli

"Bener tuh bu, mending ibu sekarang ke pak danang kasian tuh bu pak danangnya lagi nungguin ibu"ucap ghina

"Emm...guys dari pada kita ganggu bu dinda mending sekarang kita pulang yuk"aku mendorong-dorong tubuh ghina meli dan mila agar keluar ruangan "maaf atas ketidak nyamanannya ya bu, kami pamit dulu"

"Semoga berhasil ya bu kencannya"ledek mila lagi saat kami sudah ada diluar kelas. Dan kami pun langsung berlari meninggalkan sekolah.

"Demi apapun tadi tuh gokil banget deh, masa guru pacaran disekolah?? Ada-ada aja deh" ucap mila yang merasa tak habis fikir.

"Guru juga manusia kali"bela meli

"Ya seenganya ga disekolah juga kali ah, pacaran sih boleh cuma gerbangnya jangan dikunci juga kali kan nyusahin " ucapku.

"Gue yakin bu dinda bakal bales dendam ke kita karena ga terima kita ledek tadi" ucap mila.

"Gue laper, cari makan yuk??" Ajak meli.

"Yuk."jawab kami serentak.

Keesokan harinya-

"Ghina,kayla,meli,mila di panggil guru bk tuh" teriak citra dari ambang pintu kelas. Dengan malasnya kami berjalan ke ruang bk

"Huft...feeling gue kita bakalan dihukum"keluh ghina

"Hukuman kali ini apa ya?? Ngarang puisi permintaan maaf 30 lembar?? Bosen"ucapku sambil memikirkan apa hukuman kami kali ini.

"Bersihin toilet?? Ruang kelas??taman?? Ah bosen"ternyata mila juga merasa bosan dengan hukuman yang sering kami lakukan

"Hormat ditiang bendera?? Bosen juga"meli juga merasakan hal yang sama.

"jangan sampe gue usul hukuman buat kita nih" ucap ghina tak sabar.
.
.
.
.
.
gimana ceritanya?? Cukup buat penasaran kan? Baca terus kelanjutannya:D

4 of 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang