PROLOGUE

137 20 6
                                    

25 December, 2003

Daegu, Korea Selatan

Dipinggir hutan berdiri sebuah rumah yang sederhana namun tetap menampakkan kesan —klasik dan elegan— dipagarnya yang kira-kira setinggi pinggang orang dewasa  bertengger manis sebuah papan nama yang menandakan itu pemilik empunya rumah, yang sudah tidak terlalu jelas tulisannya  -R   Fa ily Hou e- setidaknya itu yang dapat kita dilihat dipapan nama tersebut. Dilihat dari luar rumah itu sangat tenang dan bahkan lebih mirip rumah tua yang masih tetap terawat terbukti bersihnya halaman depannya... Tapi.....
••••

Jika dariluar sangat tenang, tapi keadaan didalam rumah 180° berbandingbalik dengan yang dilihat dari luar, didalamnya tak ada bedanya dengan rumah yang sudah di tinggal puluhan tahun oleh sipemilik, —sangat berantakan— itulah yang dapat ditangkap oleh panca indra kita saat memandang, barang-barang dan serpihan kaca berserakan dimana-mana, gorden sudah tidak ditempatnya lagi, dan tempatnya penuh debu dan darah.... Darah?
.
.
.
.
.
.
.
"Darah?"tanya seorang yeoja berseragam sekolah pada yeoja disampingnya yang tengah fokus mengerjakan soal yang diberikan Ssaem

"Eoh, bahkan rumornya mereka semua terbunuh lalu dibuang entah kemana, karena jasad-nya tidak ditemukan dimana-mana, itulah yang terjadi saat itu"jawab yeoja yang duduk disamping yeoja yang bertanya tadi

"Lee Shi Jin!  Go Eun Byul! Apa yang kalian sedang bicarakan?"tanya ssaem kepada dua yeoja itu, otomatis semua mata tertuju pada mereka

"A-ani, ssaem"jawab shijin dengan gugup lalu menundukkan kepala karena malu, sedangkan yeoja yang disampingnya —eunbyul— terlihat tidak peduli dengan tatapan semua orang,

KRING!!KRING!!

"Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini telah berakhir, kita akan melanjutkannya minggu depan"ucap Kim-Ssaem kepada anak-anak muridnya "dan keurigu,, jangan lupa minggu depan kita akan mengadakan Ulangan Evaluasi, arra"sambung Kim-Ssaem lagi, yang membuat kelas mendadak ricuh dengan keluhan yang dilontarkan murid-murid kelas 3-2

"Harap Tenang!"ucap Kim-Ssaem dengan sedikit meninggikan suaranya "Kalian harus belajar dengan sungguh-sungguh mulai sekarang, mengingat kalian sudah kelas 3, arrachi, ya sudah kalau begitu pulanglah kerumah masing-masing"setelah mengucapkan itu kim-ssaem berjalan keluar kelas

"Nde~ Kim-Ssaem, Kamsahamnida"ucap murid kelas 3-2, satu persatu murid kelas 3-2 pun pulang kerumahnya masing-masing, tak terkecuali 6-sekawan ini (Eunbyul, Eunbi, Soojong, Shijin, Yian dan Bogum)

"Na Kalkae"ucap eunbyul setibanya mereka digerbang sekolah, sambil berlalu meninggalkan temannya dan adiknya yang menatapnya bingung

"Eonnie, tidak pulang bersama?"tanya eunbi heran, dan dijawab dengan lambai tangan eunbyul yang mengartikan —tidak perlu, pulanglah duluan—

"Eunbi-ya, biarkan saja, ini tidak terjadi satu dua kali"ucap bogum menenangkan eunbi yang masih menatap eonnie-nya itu dengan khawatir, lalu diangguk setuju oleh eunbi. Merekapun berjalan melawan arah dari jalan yang dilewati oleh eunbyul.

••••••••••

Setelah meninggalkan temannya, eunbyul berjalan entah-kemana, seperti gayanya ia memakai handfree ditelinganya dan tangan yang dilipat yang ia taruh dibawah *ehem dadanya. Ia berjalan hingga tidak sadar seseorang melihatnya dengan tatapan mata yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, sebuah tatapan dimana perasaan yang berpadu menjadi satu, baju lebih tepatnya seragam yang ia kenakan, tertulis jelas disana lambang sekolah yang tidak asing lagi -Saerim High School- yap, sekolah dimana eunbyul cs bersekolah

••••••••••

Eunbyul berjalan menuju tempat tujuannya—yang tidak diketahui—, sambil berjalan eunbyul kemudian bernarasi

"Tanggal 25 desember 2003, merupakan kejadian yang tak pernah dilupakan oleh masyarakat korea selatan. Dimana seharusnya hari itu menjadi hari yang istimewa bagi masyarakat Korea yang menganut agama kristen, keunde..... Malam itu menjadi mimpi buruk bagi sebagian masyarakat Korea dan keluarga yang ditinggal.... Dimana malam itu merupakan Malam terjadinya kasus pembunuhan berantai yang sangat tidak berperasaan, yang menewaskan banyak keluarga meninggal hanya dalam sekejap malam serta puluhan orang dinyatakan meninggal dalam satu malam itu, dan tidak tanggung-tanggung keluarga dari Seorang pabrik figur..... Kejadian itu sudah berlangsung selama 13 tahun lamanya, tapi kejadian yang pelakunya bahkan belum terungkap hingga kini, masing teringat dihati masyarakat Korea Selatan, terutama saksi mata yang menyaksikan pembunuhan tersebut. Saksi mata yang hilang entah-kemana, saksi mata yang menjadi kunci hidup si 'pembunuh', saksi yang bisa membuat orang yang dibunuh hidup dengan tenang dan saksi yang kini masih dalam pencarian polisi. Kini, ditahun 2016......."
.


.
"Apakah Kejadian itu akan terulang kembali?"
.
.
"...kejadian yang membuat semua orang merasa dineraka?"
.
.
"Dimana semua orang merasa ketakutan hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya...."
.
.
.
.
"Dan..........."
.
.
"Jika itu terjadi......"
.
.
"Nugunde?"
.
.
.
.

"SIAPA YANG AKAN MENJADI KORBAN SELANJUTNYA?"

Annyeong Chingudeul👋
Terima Kasih telah membaca cerita Kei hingga sampai sekarang, moga chingu semua senang, annyeong👋
.
.
Salam Dari keiji_xoxo

The Secret : Miracle Of DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang