"Oci pulang." Teriak oci sambil memasuki rumahnya.
"Eh non oci sudah pulang, mau makan apa non biar bibi siapin." Kata bi surti pada oci.
"Nanti aja bi, kalo oci lapar, biar oci ambil sendiri." Jelas oci pada bi surti.
"Iya non, tapi non teh pulang sama siapa atuh?" Tanya bibi pada oci. Sambil melihat ke sekeliling oci yang kelihatan pulang sendiri.
"Eh itu bi sama temen, jangan bilang mama ya bi, oci tadi naik motor." Jelas oci pada bibi.
"Non teh sembarangan, bahaya atuh naik motor, kalo non kenapa-napa dijalan tuan sama nyonya pasti cemas atuh non." Jelas bibi dengan nada khawatir.
"Oci gpp bi, mama mana?" Tanya oci sambil memegang tangan bi surti agar bi surti tidak cemas.
"Nyonya teh tadi katanya ada arisan." Jawab bibi pada oci.
"Yaudah bi, oci keatas ya." Pamit oci pada bi surti.
***
"Oyu pulang." Oyu berjalan kearah tangga.
Kamar oyu memang dilantai 2, bersebelahan dengan kamar oci. Kalau kamar tamu ada dilantai dasar. Rumah mereka memang sangat besar bisa dibilang seperti istana.
"Den oyu udah pulang? Mau bibi siapin makan den?" Tanya bibi pada oyu.
"Engga usah bi, oci mana? Dia udah makan belum? Udah mau malam juga." Tanya oyu pada bibi sambil melihat jam tangan nya.
"Astaga den, non oci teh dari pulang sekolah belum turun-turun. Bibi juga belum disuruh non oci siapin makan."
"Biar oyu aja bi yang bilang, bibi siapin makan aja." Jelas oyu pada bi surti.
***
"Oci gue masuk ya?" Tanya oyu dari luar pintu kamar oci.
"Kok gak dijawab ya?" Batin oyu yang mulai penasaran.
"Gue gamau tau pokonya gue masuk sekarang." Kesal oyu dari balik pintu oci.
Klek
"Oci, gila lo kebo banget sih, sampe lampu aja belum dinyalain." Gerutu oyu yang sambil berjalan kearah ranjang oci. Dan menyalakan lampu kamar oci.
"Bang kok lo datang-datang berisik sih." Kata oci sambil membuka selimutnya.
"Astaga oci muka lo kenapa?" Tanya oyu pada oci.
"Emang muka gue kenapa bang?" Tanya oci pada oyu.
"Muka lo merah-merah bego, sini biar gue liat!" Seru oyu pada oci.
Kini oci turun dari ranjangnya dan duduk di kursi belajar oci.
"Lo harus ke dokter nih, gue gamau kena marah nyokap."
"Baru sekarang bang kerasa gatal-gatal gitu." Jelas oci pada oyu.
"Lo ganti baju tunggu gue di bawah, 10 menit lagi gue turun." Perintah oyu sambil melihat jam tangannya.
***
Saat ini oyu dan oci sudah berada dirumah sakit kepercayaan keluarga dirgantara.
"apa oci kambuh lagi oyu?" Tanya dokter Hendra pada oyu.
Ya dokter Hendra sudah lama menjadi dokter khusus oci, bila sewaktu-waktu oci kambuh.
"Enggak dok, aneh saja badan dia merah-merah gitu." Jelas oyu pada dokter.
"Memangnya dia makan apa?" Tanya dokter pada oyu.
"Oyu gatau dok, sepertinya bukan karena itu, oci tidak ada alergi sama makanan, kalo dia asal makan pasti dia hanya muntah-muntah dok." Jelas oyu pada dokter Hendra.
"Tunggu sebentar lagi ya biar saya periksa."
"Baik dok, oyu tunggu dikamar oci ya." Oyu berdiri dan meninggalkan ruangan dokter Hendra.
Ya oci memang punya kamar sendiri, dirgantara sengaja menyewa ruangan agar bisa mendesain kamar sesuai dengan keinginan oci. Tujuannya hanya agar oci tidak bosan. Dan bagi dirgantara berapapun biayanya dia tidak memikirkan hal itu, asal anak bungsunya itu nyaman bila diharuskan menginap.
***
"Lain kali kalau mau naik motor diusahakan pakai jaket ya, kulitmu hanya kaget karena tadi terkena debu dan matahari langsung." Perintah dokter pada oci.
"Baik dok, tapi apa oci boleh naik motor lagi?" Tanya oci dengan suara yang tertahan.
"Tentu saja boleh, ini hanya seperti kata sambutan untuk kulitmu, agar lain kali harus berhati-hati lagi." Jelas dokter pada oci.
"Terimakasih dokter, hal ini jadi rahasia kita ya dokter!" Seru oci pada dokter Hendra.
***
Saat ini oci dan oyu sedang dalam perjalanan pulang. Oyu berencana untuk membeli snack di swalayan karena dua sahabatnya akan menginap, mengingat besok hari minggu.
"Bang kita mau kemana?" Tanya oci yang memecah keheningan.
"Gue mau beli snack dulu ya, nanti si duo monyet mau kerumah." Jawab oyu yang hanya melirik kearah oci.
"Bang cewe lo siapa sih? Masa gadikenalin ke gue!" Gerutu oci pada oyu.
"Idih, tumben-tumbenan lo nanya soal itu, udah rela abang lo yang ganteng ini di bagi dua?" Tanya oyu dengan angkuhnya.
"Belagu bet sih lo, nyesel gue nanya gituan." Kata oci sambil menghembuskan nafas kasarnya.
Arroyu melihat ada swalayan, akhirnya dia memutuskan untuk membeli snack di swalayan tersebut.
"Gue turun dulu ya, lo disini aja, mau nitip apa? Biar gue beliin?" Tanya oyu pada oci.
"Lagi gapengen apa-apa bang." Jawab oci.
***
Di swalayan
Oci tidak sabar menunggu abangnya yang lama itu. Akhirnya dia berniat untuk menyusul masuk ke swalayan tersebut.
saat itu miko berada di swalayan itu juga,dia berada di tempat sembako karena ada yang mau dibeli. Tapi miko tidak melihat orang yang baru masuk swalayan. Dia adalah oci, oci pun tidak menyadari jika di swalayan tersebut ada miko.
"Bang lo lama bet sih bete gue!" Kesal oci pada oyu.
"Sabar dekku, lagian lo ngapain nyusul sih?" Geram oyu.
"Lo lama, gatau apa gue udah jamuran nungguin lo." jawab oci.
"Bawel bet sih lo, jaket lo dimana?" Tanya oyu.
"Dimobil, gue cuma nyusul bentaran doang tadinya, tapi gue tertarik sama itu." kata oci sambil menunjuk ke arah tumpukan boneka.
"Harusnya lo tu pake jaket dulu! Liat boneka yuk, gue yang beliin." Kata oyu sambil memakai kan jaket pada oci dan berjalan kearah boneka sambil merangkulnya.
Ditempat lain, miko melihat oyu dan oci, tapi miko tidak mendengar percakapan mereka, karena jaraknya lumayan jauh dari miko berdiri.
"Itukan bang oyu, tapi itu bukan kanya, tapi masa bang oyu selingkuh. Itukan murid baru itu, gue heran murid baru itu bisa deket sama bang oyu. Secara bang oyu gabisa langsung dekat sama cewe."
***
Mobil oyu sudah terparkir rapi di halaman rumahnya, karena oci ketiduran mau tidak mau, oyu menggendong oci masuk kedalam rumah.
"Kalian darimana saja?" Tanya mama oyu.
"Berobat ma." Jawab oyu sambil menaiki anak tangga.
"Oci kenapa oyu? Kamu tidak menjaganya ya?" Tuduh mama oyu.
"Nanti aja ma oyu jelasin." Jawab oyu sambil berteriak dari lantai dua.
***
Hai guys maaf lama, aku nulisnya kalo lagi ngga sibuk aja, maafkan daku yg hanya penulis pemula.
Jangan lupa vomment maaf banyak typo. Di mulmed itu kanya ya.
Love you 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Teen Fictiontakdir Yang mempertemukan kita satu Hal Yang aku ketahui setelah melihatmu "kau Adalah takdirku." Apapun Yang terjadi aku akn terus selalu berada disisimu. Baik suka maupun duka. hanya maut Yang dapat memisahkan kita. #promise