Kini Oci sudah siap untuk berangkat sekolah, dia sangat semangat ke sekolah hari ini karena dia akan bertemu dengan uncle nya yang sering sekali keluar kota.
"Sayang kenapa buru-buru banget sih? Ini mumpung papa mu belum berangkat ke kantor." Kata mama Oci sambil mengoleskan selai ke roti untuk Oci.
"Maaf maa,paa Oci buru-buru, berangkat dulu ya." Oci berlari dengan membawa roti dan segelas susu.
"Biasanya dia nanyain kamu paa kalau kamu udah berangkat." Jelas Sally pada Dirga.
"Tumben juga dia gak salam." Heran Dirga pada anak gadisnya itu.
"Pagi paa,maa." Kata Oyu sambil menarik kursi dan menjatuhkan bokongnya disana.
"Pagi sayang, Oci kenapa bang buru-buru gitu?" Tanya Sally pada Oyu dan menyerahkan roti yang sebelumnya sudah diberi selai.
"Buru-buru apa sih maa? Oci mana bisa bangun pagi." Kata Oyu santai sambil mengunyah rotinya.
"Kalau mau ngomong di telan dulu itu roti." Kata Dirga menasehati.
"Iya paa maaf, tapi beneran maa Oci udah berangkat, emang dia gak sarapan?"
"Sarapan di mobil bang, tadi dia ngambil roti sama bawa susu waktu pergi." Kata Sally lembut.
"Kalian kapan berangkat study tour ?" Tanya Dirga tanpa mengalihkan perhatiannya pada koran yang di baca.
"Tiga hari lagi mungkin, om Bram aja belum pulang-pulang dari luar kota." Arroyu meminum susu yang ada di samping rotinya.
"Hari ini om Bram kan udah pulang, nanti dia juga ke sekolah bahas study tour kalian. Semalam dia telfon papa makanya papa tahu."
"Pantes aja Oci buru-buru dia mau ketemu om Bram." Jelas Arroyu sambil berdiri untuk berpamitan pada kedua orang tuanya."Oyu berangkat ya paa,maa."
"Hati-hati sayang." Kata Sally yang selalu meneduhkan.
***
"Permisi uncle, Oci masuk ya." Teriak Oci dari balik pintu.
Oci sudah berada didepan ruangan khusus paman nya itu.
Oci masuk tanpa menunggu jawaban dari paman nya itu, dia sudah tahu jika seperti ini, pamannya tidak akan marah.
"Siapa kamu berani masuk ruangan ini tanpa izin?" Suara seseorang yang sedang duduk di kursi kejayaan paman nya.
Oci tertegun, dia bingung harus berkata apa, alhasil dia hanya diam saja.
"Kamu cuma siswa disini, gapantas masuk ruangan ketua yayasan dengan seenaknya." Kata perempuan itu lagi dengan sorot mata yang sulit diartikan.
"Maaf tapi anda siapa ya?" Tanya Oci memberanikan diri setelah lama bungkam.
"Saya pengganti pak Bram untuk sementara karena beliau masih berada di luar kota."
"Tapi harusnya..." Kata-kata Oci terpotong saat perempuan itu memotong ucapan Oci.
"Saya Widuri, anda bisa keluar sekarang karena saya akan memberikan penyuluhan pada kalian." Kata perempuan setengah baya itu sambil berdiri.
Oci Yang takut dengan terburu-buru keluar dari ruangan itu. Dia mengumpat dan mengucapkan sumpah-serapah dalam hatinya.
"Kei, ikut gue." Kata Kanya yang tiba-tiba sudah berada di depan Oci.
Oci yang ingat juga akan menemui Kanya dia mengikuti Kanya dalam diam.
"Duduk lo, berhubung gue gak mau lo anggap pengecut yang beraninya main kroyokan, gue mutusin nemuin lo sendiri." Kata Kanya ketus.
"Gue juga mau ngomong kak sama lo." Kata Oci tanpa menatap mata sinis Kanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Teen Fictiontakdir Yang mempertemukan kita satu Hal Yang aku ketahui setelah melihatmu "kau Adalah takdirku." Apapun Yang terjadi aku akn terus selalu berada disisimu. Baik suka maupun duka. hanya maut Yang dapat memisahkan kita. #promise