BAB 11

31 3 2
                                    

Keila sedang jalan-jalan bersama dengan keluarganya. Dia merasa sangat senang karena bisa jalan-jalan bersama, setelah sekian lama mereka hampir tidak pernah jalan-jalan bersama.

Tiba-tiba iphone nya berdering, ada notif line disana.

@kanyaas
Lo dimana?  Bisa kesekolah gak?  Ada yang mau dibahas. 15 menit dari  Sekarang gue otw.

@keila_dgr
Tapi ini lagi dinner sama keluarga, iya deh kak gue otw.

Oci pamit kepada mamanya karena tidak bisa ikut dinner, sedangkan papanya sama Arroyu mereka masih dibutik khusus menjual tuxedo.

Mama Oci sebenarnya menolak, tapi bukan Oci namanya jika tidak nekat. Dia berjanji akan cepat kembali.

***

Kini Oci sudah ada didepan gerbang sekolah Mandala. Dia melihat kesekeliling, dia berjalan dengan ragu-ragu. Dia merasa ada yang megikutinya, saat dia melihat ke belakang tidak ada orang disana, begitu yang dilakukan Oci hingga tiba dilapangan.

"Kak Kanya." Teriak Oci yang mulai ketakutan.

"Bisa takut juga lo rupanya." Kata Kanya yang tiba-tiba muncul.

"Gue kira kak Kanya gadatang." Kata Oci sambil menghembuskan nafas lega.

"Gue mau nanya satu hal, lo ada hubungan apa sama Arroyu?" Kata Kanya setengah berteriak.

Deg
Oci bingung harus menjawab apa, Oci belum siap jika identitasnya terbongkar, dia ingin orang-orang tau dengan sendirinya.

Oci terdiam dan terus memikirkan cara, hingga kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

"Kenapa kakak gak coba cari tau sendiri?"

"Lo pikir lo siapa? lo itu sebernya gak pantes sekolah disini, lo gak punya kaca? Apa mau gue beliin?" Kanya berjalan mendekati Oci. Kanya menjambak rambut Oci sangat kuat.

"Aww kak lepasin gue." Kata Oci yang terus berontak.

"Jauhin Arroyu atau lo gue tendang dari sekolah ini."

"Hei lo kira ini sekolah punya lo apa?  Dasar gak tau diri, yang ada gue nendang lo."  Oci hanya bisa menatap Kanya dengan sinis.

Di bawah pohon dekat lapangan ada seorang yang melihat kejadian itu. Orang itu adalah Miko, dia bingung apa yang harus dilakukan.

"Kalau gue tolongin gue berurusan sama orang-orang itu, kalau gak gue tolongin kasian juga." Kata Miko bermonolog.

Miko memang sengaja mengikuti Oci dari tadi, dia melihat saat Oci berlari dan menghentikan taxi. Sampai dia mengeryit bingung tujuan gadis yang dia ikuti.

"Mereka udah pergi ya, kalau gue samperin mereka datang lagi gak ya?" Lagi-lagi Miko bermonolog.

Miko sudah menunggu tiga menit, ternyata tidak ada tanda-tanda mereka kembali, akhirnya Miko keluar dari persembuyian, dan menghampiri Oci.

Oci terduduk lemas dengan isakan-isakan kecilnya. Dia menenggelamkan kepalanya di lipatan lututnya. Oci mendengar ada lagkah kaki yang berjalan mendekatinya, langsung saja dia mendongakkan kepalanya.

"Lo ngapain malam-malam disekolah?" Kata Miko yang bingung harus memulai dari mana.

"Jujur aja, lo liat semuanya kan?" Kata Oci memalingkan mukanya dan tidak menjawab pertanyaan Miko.

Miko ikut duduk disamping Oci. "Iya gue liat semuanya, tapi maaf gue gabisa nolong lo."

"Gue mohon, soal kejadian ini jangan ada yang tau." Kata Oci menatap Miko sendu.

"Kenapa? Mereka udah jahat sama lo, mereka bisa aja dikeluarin dari sekolah."

Oci memegang kedua tangan Miko, Oci hanya menatap Miko seolah berkata jangan ikut campur.

Jantung  Miko berdetak sangat cepat saat tangan mungil itu menggenggam tangan Miko. Miko melepas tangan itu dan berdiri.

"Ayo biar gue antar pulang." Miko mengulurkan tangannya.

Oci menerima tangan itu dengan senyuman diwajahnya. Seolah tidak ada masalah yang terjadi.

"Makasih, tapi gue bisa pulang sendiri kok, lo hati-hati ya." Kata Oci lembut sambil tersenyum sangat manis. Dia berjalan meninggalkan Miko.

***

Arroyu menunggu Oci didepan rumah, sudah jam 21.00 tapi tidak ada tanda-tanda Oci pulang, dia juga mencoba menghubungi Oci tapi tidak diangkat nya.

Sudah satu jam dan Oyu sangat bosan, ponsel yang dimainkannya juga sudah low bat. Saat Oyu berdiri terdengar suara kaki.

"Lo dari mana aja sih, udah malam main terus, mana ditelfon gak diangkat." Oyu berkata dengan pelan.

Oci tidak menatap Oyu dan langsung berjalan melewatinya. Oyu marah sehingga dia bicara sangat kuat.

"Sejak kapan lo kurang ajar? Gue ngomong ini sama lo." Oyu berjalan mengikuti Oci.

Oci diam dia hanya menatap Oyu sekilas dan melanjutkan jalannya. Namun tangan Oci ditahan oleh Oyu. Oci berbalik dan

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Oci. Oci tertegun apa yang sudah dilakukan abang nya itu?

"Gue gak pernah ngajarin lo kurang ajar dan gak punya sopan santun, lo barusan kayak orang kampung." Oyu kalap matanya menusuk bagai singa yang siap menerkam mangsanya.

"Dan lo bang, gue gak pernah lo tampar semarah apapun lo." Oci berkata dan tak terasa air menetes dari matanya. Dia menghempaskan tangan Oyu dan berlari menaiki tangga. Terdengar suara pintu yang dibanting sangat kuat.

Mama Oci melihat itu. Dia berlari kecil dan menghampiri Arroyu. "Sayang ada apa dengan mu?" Tanya mama Oci sambil mengelus punggung Oyu.

"Maa, Oyu nampar Oci ma." Kata Oyu parau dia menyesal atas apa yang dilakukan Oyu pada adiknya itu.

Mama Oyu memeluk anaknya itu. Mencoba menenangkan dan meredakan emosi Arroyu.

"Sudah, biar mama yang bicara sama Oci, kamu tenang ya nanti papa mu akan marah jika tau hal ini." Kata mama Oyu yang mulai berjalan menaiki tangga.

Tok tok tok
"Sayang ini mama, biarkan mama masuk ya."

"Buka aja maa, gak dikunci." Kata Oci dari dalam kamarnya.

Mama Oci langsung masuk dan menghampiri Oci, dia memeluk dan mengusap punggung anaknya. Sama seperti dengan Arroyu tadi.

"Sayang bicara sama mama mana yang sakit?"

Oci semakin terisak, dia menggeleng dia tidak bisa menyalahkan abangnya.

"Maa Oci mau tidur." Kata Oci.

"Baiklah tidurlah sayang, lupakan masalah hari ini agar tidurmu nyenyak." Kata mama Oci sambil mengusap pipi kanan bekas tamparan Oyu tadi.

Mama Oci berdiri dan mematikan lampu kamar Oci dan keluar.

#####

Hai readers jangan lupa voment maaf banyak typo.

Fighting.  😘😘😘😘😘

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang