BAB 1

25 3 0
                                    

Musim semi di Indonesia. Ia pun hampir lupa jika di Indonesia hanya punya dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Ia juga heran dengan kedua orangtua nya yang menamakan dirinya Sakura yang jelas bunga itu tidak tumbuh di Indonesia. Sakura akan bertekat akan melihat bunga sakura yang kata mama nya bunga itu indah dan berwarna merah muda. 

Namun semua kerja kerasnya untuk meraih mimpi melihat bunga sakura setiap hari dengan berkuliah ke negara Jepang telah pupus, saingannya yang banyak dan kerja keras tidak cukup tapi kerja keras tanpa putus asa yang diperlukan. Tapi Ia sudah putus ditengah jalan dengan mengambil universitas ternama di Indonesia dengan mengambil sastra jepang. Setidaknya ada nama Jepangnya.

"Gawat sudah mau masuk kelas." Gumamnya ketika melihat jam menunjukkan pukul 07.00 sedangkan kelas dimulai jam 07.15. Sakura turun dari bis umum sedikit tersandung. 

"Hati-hati mbak." Ucap kernet bis. "Iya mas har makasih duluan ya." Sambil melambaikan tangan. Ia sudah hafal nama kernet dan supir karena seringnya Ia naik bis jurusan sekolah dan rumahnya.

Sakura berlari karena kampus nya yang luas ini cukup merepotkan. Fakultasnya ada di barisan gedung kedua setelah fakultas ekonomi dan bisnis. Ia sampai menabrak orang dan menjatuhkan mapnya karena terburu-buru. 

"Maaf kak." Ucap Sakura dan mengambil map nya dan memberikan ke orang yang ditabraknya. Perempuan yang ditabrak Sakura membalas "Iya dek lainkali hati-hati ya." Lalu langsung berlari pergi.

Melihat fakultas ekonomi dan bisnis sekrang ramai mahasiswi yang berdiri di depan gedung. Mungkin akan ada acara organisasi karena sekarang mahasiswi berlarian ke gedung itu. Ia kembali berlari untuk masuk ke kelas.

Kelas para mahasaiwa sastra sudah duduk dikursinya. Sakura mengambil duduk di barisan ketiga dari depan sebelah temannya Senja.

"Sakura pagi." Sapa senja.

"Ya senja."

"Terima kasih untuk catatan nya. Ujian hiragana kemarin susah sekali."

"Iya wajar kita kan buka orang Jepang asli." Ia sambil memasukkan buku catatan yang sudah dipinjam Senja ke tas ransel nya, dilihat isi tas nya yang berantakan dari segi perempuan. Senja yang melihat sampai berkata "Kau itu nama dan kenyataan yang tidak bisa menyatu sebagai perempuan."

Sakura hanya tertawa sedikit. "Yah mau bagaimana lagi yang penting itu diriku jadi diri sendiri, hahaha."

"Itu yang membuat Sakura jadi beda dari yang lain." Ucap Dela yang dibelakang bangkunya.

"Hei Del." Sapa Sakura

Pintu terbuka dan masuk dosen dengan berpakaian rapi. Kelas pun dimulai selama itu dosennya hanya berdiri didepan dengan pointer nya menyala menunjuk ke layar.

Dosen mengahiri pertemuannya dengan emmberikan tugas individu. Selalu tugas. Sambil menunggu jam kelas kedua mereka bertiga Sakura, Senja dan Dela masih di kelas.

"Kau seharusnya mencontoh Dia." Ucap Dela. Melanjutkan percakapan tadi pagi sambil menunjuk ke Jessica perempuan berparas blaster indo-amrik mahasiswi cantik dan sempurna.

Namun Jessica susah bergaul dengan masiswa lain tapi termasuk pintar dalam mata kuliah. Menurut rumor banyak yang tidak mau jadi temannya. Jessica benar-benar menyendiri.

"Jessica."

"Iya Rob."

"Udah makan belum ?"

"Belum." Ucap Jessica. Robby membalas "Mau bareng ke kantin ?"

"Maaf Rob, enggak. Terima kasih."

"Oke." Robby jalan keluar kelas.

Sakura, Senja dan Dila malihat percakapan Jessica dan Robby. Dila berkata "Kenapa para cowok mau dipermainkan sama Jessica, cuman modal wajah cantik."

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang