Sekarat

21 5 0
                                    

Kita saling mematung,
tetapi aku masih menemukanmu tidak bisa diam.

Tatapanmu berjalan-jalan di dalam otakku,
tatapanmu punya pengaruh tak menentu,
tatapanmu membesarkan api yang mengecil,
tatapanmu membuatku lupa caranya menggigil.

Di sisi lain,
kulihat senja sudah separuh memanggilku,
kulihat gagak terakhir mulai menyerbu tubuhku,
kulihat, tatapanmu semakin tajam padaku.

Malam ini aku sudah sekarat,
sisa tubuhku perlahan-lahan akan terangkat,
tetapi oleh tatapanmu,
ini akan tertahan.

Aku akan berterima kasih,
lewat tetesan darah terakhirku
yang mungkin tidak akan dibutuhkan,
karna yang membutuhkan hanyalah aku,
aku membutuhkan tatapanmu,
meskipun diam-diam,
kau membisikkan padaku,
selamat bersekarat.

---------

Oleh DiazAGK

Antology Puisi Member UHWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang