Two- Namun hanya mimpi

43 1 1
                                    

Hari ini, hari dimana aku akan mengungkapkan perasaanku pada Ken. Ini paksaan dari Rena agar aku mengakui apa yang aku rasakan pada Ken. Awalnya aku ragu, tapi ini harus kulakukan agar Ken tahu perasaanku yang sudah 2 tahun aku pendam.
Bel pulang pun berbunyi, aku bergegas lari menuju belakang sekolah tempat aku akan bertemu dengan Ken.

“Ada apa Fir?”ucapnya.

“Mmm... aku suka kamu Ken sejak 2 tahun yang lalu, tapi kamu malah berpacaran dengan Lala. Aku kaget, aku sedih, aku sakit Ken.” Jawabku tanpa melihat Ken, aku hanya menunduk. Aku takut Ken akan membenciku.

“Maaf Fir, dari awal aku tahu kamu, aku sama sekali tidak tertarik padamu. Aku hanya kagum padamu karna kamu berani menyatakan perasaanmu padaku sekarang secara langsung. Aku minta maaf banget Fir. Kita sekarang jadi temen baik aja. Aku sukanya sama pacarku Fir, Lala.”

Deg, jawaban Ken sungguh membuatku ingin menangis saat itu juga. Tapi aku ngga boleh nangis didepan Ken, aku ngga boleh terlihat cengeng.

“Oh gitu, ya udah.” Jawabku singkat.
Aku langsung bergegas pergi dari sana, aku tak kuasa menahan air mata yang sudah penuh dimataku. Aku menangis, meratapi semua yang sedang terjadi padaku. Aku harus kuat.

***

Aku selalu berusaha, mencoba menghilangkan sosok Ken dari pikiranku, tapi itu membuatku semakin ingat dengan sosok Ken yang sudah melabuhkan hatinya untuk seorang putri, Lala. Tapi itu semua bukan salah Ken apalagi salah Lala. Yang salah itu aku, aku salah karena aku terlalu bodoh, terlalu mengharapkan Ken yang tak mungkin menyukaiku. Karna aku tidak menarik dimata Ken.
Setidaknya aku melihat Ken selalu bahagia dengan Lala, jika Ken bahagia akupun ikut bahagia. Meskipun ini perih, tapi itu tidak masalah. Karena aku kuat, buktinya aku masih duduk disini sendiri, kesepian menunggu Ken sedikit tertarik padaku. Walau entah sampai kapan.

Sampai saat ini aku masih menunggu tapi hasilnya nol, sampai saat ini semuanya masih sama. Pangeran mimpiku, Ken masih bersama Laladan sama sekali belum tertarik padaku.

2015

Sepulang sekolah aku berjalan menuju taman belakang sekolah untuk mencari ketenangan. Aku duduk dibawah pohon yang rindang dan begitu sejuk. Aku merasakan hembusan angin yang membuatku tenang dan damai. Tiba-tiba aku kembali teringat tentang Ken, itu membuatku memejamkan mata dan menghembuskan nafas pelan.

“Fira...”

Aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku pun menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku dan ada perlu apa.

“Oh, Ken..”

“Iya ini aku Fir.”

“Mmmm.. ada apa?”

“Maafkan aku Fir, telah membuatmu menunggu selama ini.”

“Apa maksudmu Ken?”

“Maafkan aku, aku menyesal tentang satu tahun yang lalu. Aku sadar bahwa aku menyukaimu. Aku tertarik padamu.”

Aku hanya diam, aku terpaku dengan kata-kata yang terlontar dari mulut manis Ken.

“Aku sungguh menyesal, aku menyukaimu Fir. Apakah  kamu sudah tak menyukaiku?”

“Bukan begitu, aku masih menyukaimu. Aku hanya kaget dan tak percaya.”

“Percayalah padaku Fir, aku menyukaimu seperti kamu menyukai aku.”

Mataku berkaca-kaca mendengar ucapan Ken, aku sungguh bahagia. Tiba-tiba Ken memelukku dengan sangat erat, aku pun membalas pelukannya. Aku menangis dipelukan Ken. Aku sungguh bahagia.

Kurasakan tetesan-tetesan air di tubuhku dan akhirnya aku terbangun dari tidurku dibawah pohon taman belakang sekolah. Ternyata tadi hanya sebuah mimpi tidur, aku menangis sendirian dengan ditemani hujan gerimis yang membuat sekujur tubuhku hampir basah kuyup.

“Ken, kau hanya akan menjadi Pangeran Mimpiku.”

Bagiku mimpi tidur memang berbanding terbalik dengan kenyataan. Jika mimpi tidurmu menjadi kenyataan, berarti kau lebih beruntung dari pada aku.-Fira

TAMAT

Makasih yang udah mau baca cerpen ini. Maaf jikalau ini masih terlalu amatir. Ini emang cerita abal-abal bangetttt. Semoga kalian suka. Jangan lupa saran dan kritiknya yaaaa

Salam manis

Waferly

Pangeran Mimpiku [2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang