13. Anak Baru

2.6K 188 6
                                    

Ari ternyata serius dengan ucapannya malam tadi di chat. Dia benar-benar datang menjemputku. Saat aku sedang menuruni anak tangga, terlihat Ari sedang mengobrol asik dengan bunda di meja makan. Sampai-sampai aku melihat bunda ketawa ngakak.

Ini gila.

"Nk, kamu itu lama banget, sih! kasian, tau, Ari nungguin kamu dari tadi."

Aku duduk di sebelah bunda.

"Aku masih ngantuk, bun," jawabku.

Beneran deh, aku baru benar-benar tidur pukul dua pagi. Dan bunda membangunkanku pukul enam karena Ari sudah di depan rumah ku.

Ganggu orang tidur aja.

Setelah selesai sarapan, aku dan Ari pamit pada bunda dan masuk ke mobil Ari.

Mobil Ari melesat menuju sekolah. Lagi-lagi aku menguap. Mataku sudah berat ingin tidur kembali.

"Lo tidur aja dulu, nanti gue bangunin kalau udah sampe," katanya.

Aku hanya membalas dengan gumaman dan langsung menutup mata.

***

Ari memarkirkan mobilnya dengan mulus di halaman parkir sekolah. Ia melirik Nk yang tengah tertidur menghadap kearahnya. Sejenak, Ari menatap wajah damai Nk ketika tidur. Deja vu. Mungkin itu yang kini Ari rasakan. Teringat wajah gadis yang ia cintai beberapa tahun silam. Ari menggeram kesal wajah itu terlintas lagi di pikirannya. Semenjak mengenal Nk, Ari telah bertekad akan melupakan dia. Ari menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Nk dan menatapnya.

Bahkan wajah pas tidurnya pun mirip.

"Nk, Nk, Bangun, woy, udah nyampe!" Ari menepuk pipi Nk namun tak ada respon dari Nk.

"Nk, kita udah nyampe. Heh, kebo, bangun!" Tak sabaran, Ari pun mengguncang tubuh Nk dan tetap tak ada respon. Ari memikirkan cara untuk membangunkan Nk. 

Ari merasa ada kejanggalan dengan posisi tidur Nk. Ide jahil terlintas di kepala Ari.

Ari mendekatkan wajahnya dengan Nk hingga hidung mereka bertubrukan. Ari merasakan nafas Nk berhenti berhembus dan Ari menyeringai. Ari susah payah menelan ludahnya melihat wajah Nk dalam jarak sedekat ini.

Sial. Kenapa deg-degan gini.

"Bangun atau gue cium, lo," ujar Ari dengan penenkanan di setiap kata.

Nk langsung mendorong wajah Ari lalu menjerit.

"Mesum lo!"

Ari tertawa lepas dan Nk cemberut.

"Bener, kan, feeling gue, kalau lo itu cuma pura-pura tidur."

"Kata siapa, gue emang tidur, kali."

"Bohong."

"Gue itu beneran tidur, Ari. tapi tadi pas baru masuk gerbang sekolah, gue kebangun dan masih ngantuk, jadi gue coba tidur lagi."

"Yaudah, buruan turun, nanti telat."

Ari keluar dari mobilnya dan menunggu Nk turun. Nk tak beranjak dari posisinya. Ari memutar matanya, lalu menghampiri pintu penumpang depan dan membukanya. Cengiran Nk terukir yang membuat gadis itu semakin manis.

"Nah, gitu, dong. Perlakukan wanita dengan manis, hehe."

Mereka berjalan bersisian menuju kelas. Bisik-bisik tetangga mulai terdengar kala mereka berjalan di koridor. 

(AIS-1) Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang