Dare or die

204 6 8
                                    

"SHUTA"
Ku mendengar suara yang suaranya ku kenal. Tetapi setelah memanggil namaku, dia tertidur kembali.
"Hidaka?"
Kubangun, aku tidak tau aku ada dimana, disini gelap sekali, yang kulihat hanyalah sebuah lampu kecil yang menerangi meja bundar berwarna hitam.
"Kita dimana?" Kata seorang perempuan yang rambutnya pendek.
"Aku tidak tahu, misako" kata laki2 yang sepertinya sekelas denganku, Nissy
"Huh?" Laki2 yang kutaktahu namanya baru saja terbangun, yang pasti dia hanyalah adik kelasku
"Apa yang terjadi?" Kata adik kelasku yang cukup populer karna sikap dan wajahnya,Chiaki.
"Kalian semua sudah terbangun?" Kata senpai, sang ketua osis,Naoya.
Shuta:"sebenarnya apa yang terjadi?"
Naoya:"aku tidak ingat. Yang kuingat hanyalah..... Kita sedang ketemuan dan aku tidak ingat lagi"
Shin:"ya, aku ingat aku mendapat undangan"
Misako:"undangan? Ah iya, undangan itu!"
Dan sekarang aku ingat, semalam kami bertemu disini, dan ya aku memang mendapat undangan juga, tapi aku tak ingat siapa pengirimnya.
Tapi aku tidak ingat apa" lagi setelah aku masuk ke dalam sebuah ruangan.
"Ayo kita keluar" kata misako
"Tapi tidak ada jalan keluar disini"
Kata sang kouhai
"Serius,Shin?" Kata Misako
"Iya" katanya
Shin? Shinjiro?!

Sang ketua osis pun bangkit dan mulai melangkah
Nissy:" mau kemana kamu?"
Naoya:" mencari jalan keluar"
Dia benar, dari pada hanya diam, mending kita mencari jalan keluar.
Aku mengescan seluruh ruangan, Misako sedang membuka dan mengacak" buku di rak
Shuta:"untuk apa kau mengecek buku" ini?"
Misako:"kata nenek moyangku, setiap jalan keluar, pasti ada di sela" buku"
Hm....
Sedangkan chiaki dan Nissy sedang meraba" dinding entah mungkin siapa tau ada tombol atau sela" di dinding itu.
Sementara senpai sedang membongkar barang" disini, mungkin dia mencari kunci atau apa.
Kulihat shin sedang mencari juga, dan tidak sengaja menyentuh meja. Tiba"
Krek
"A-aku tidak berbuat apa2"
Kami semua berkumpul melihat meja itu.
Tiba" muncul permainan dengan spinner di atas meja sana.
Di spinner itu tertulis namaku.
Wait, tidak hanya namaku, tapi ada nama hidaka, dan nama yang lainnya juga. Di permainan itu ada jarum merah dan hitam.
Chiaki:"apa yang harus kita lakukan dengan ini?"
Hidaka:"duduk sesuai urutan nama mu yang tertulis disitu, dan duduk.
Aku mendapat satu kartu ini di tanganku"
Shuta:"eh?! Kau sudah bangun? Dan darimana kau mendapat kartu itu?"
Hidaka:"aku tidak tau, dari aku bangun, kartu ini sudah ada di tanganku"
Kami semua melongo, tapi menuruti perintah hidaka.
Kami semua sudah duduk dan ternyata ada 1 bangku kosong.
Disebelah kanan ku ada shin,nissy,Misako dan Chiaki. Sedangkan di kiriku ada hidaka dan Naoya.
Saat kami semua sudah duduk...
Tiba"....
Krek
Semua tangan yang ada di pegangan tangan terkunci, begitupun dengan kaki kami.
Nissy:"s**t! Ini pasti jebakan"
Klak.
Ikatan tangan chiaki sebelah kanan terlepas.
"Le-lepas!" Kata chiaki senang.
"Bagaimana cara melepasnya?" Tanya hidaka
"Aku tidak tau" jawab chiaki
"Pasti kau melakukan sesuatu sampai itu bisa terbuka" kata nissy
"Harusnya begitu, tapi aku tidak tahu apa yang kulakukan" kata chiaki yang berusaha membuka tangan kanan nya.
7 menit berlalu, hasilnya nihil yang terbuka hanyalah sebelah.
Tiba" ada tombol berwarna hitam di depan chiaki.
Semua terpaku melihat tombol itu dan chiaki.
"A-apa aku harus menekan tombol ini?" Kata chiaki.
Naoya:"sepertinya begitu"
Chiaki pun menekan tombol itu, dan jarum hitam begerak menunjuk ke arah Nissy.
Entah kenapa terlihat dari semua wajah orang2 disini, semua seperti mempunyai firasat buruk.
Lalu muncul tombol merah di depan Chiaki.
"Harus kah aku menekannya?"
Tanya chiaki.
Semua saling memandang,tidak tahu
"Sebaiknya tekan saja, dari pada kita mati kelaparan disini" kata shin
Semuanya melihat kearah shin, seakan yang dia katakan itu benar.
Chiaki pun menekan tombol merah, dan
Ting
Jarum merah berhenti di depan hidaka.
"Chia, kertasnya" kata misako melihat ke arah kertas yang ada di pojokan bawah meja.
Chiaki mengambil kertas berwarna hitam itu.
"Apa isinya?" Tanya ku.
Chiaki menaruh kertas itu di meja, seakan2 tidak ingin memperlihatkan itu pada siapapun.
"Ungkapkan saja" kata naoya
"Orang yang tertunjuk oleh jarum hitam.... Harus menonjok orang yang ada di sebelah kirinya"
Nissy melihat ke arah shin.
Hidaka:"serius kamu,Chi?"
"Hm" katanya mengangguk
"AAAA" ikatan Shin dan Nissy pun mengerat.
Nissy:"baiklah, maaf Shin"
Pow! Suara tonjokkan yang cukup keras mengenai pipi shin.
Kali ini bagian Misako yang harus menekan tombol hitam tersebut.
Misako terlihat tidak mau menekan tombol itu, tapi...
"Ahk" misako kesakitan karna ikatannya mengencang.
Misako pun tanpa pikir panjang menekan tombol itu. Jarum panjang mengarah ke Naoya senpai.
Naoya hanya menunduk, entah apa yang akan terjadi nanti.
Lalu dengan cepat Misako menekan tombol merah, karna tangannya sudah sangat sakit.
Jarum merah mengarah ke hidaka.
Ikatan misako kembali seperti normal.
Lalu misako mengambil kertas berwarna hitam lagi itu.
Misako terdiam...
"Apa isinya?" tanya nissy.
" jangan buka mulutmu"
"Apa ma-" belum selesai kalimat senpai selesai, tiba2 ada buah beracun masuk ke dalam mulutnya.
"JANGAN DI TELAN SENPAI!" Kata shin.
Akhirnya Naoya melepehnya, tapi sayang walau tidak di telan, lidah naoya tetap membengkak.
Semua mulai terlihat pucat.
Klak.
Sekarang ikatan nissy yang terbuka
Saat ikatan nissy yang sebelah kiri mulai mengencang, dia pun menekan tombol tersebut, dan jarum hitam mengarah ke chiaki.
"Oh no....no, no,no,no,no....." Wajah chiaki yang tadinya pucat pun menjadi semakin pucat.
"Ma-maafkan aku chia" kata nissy
Lalu nissy menekan tombol merah, dan jarum merah mengarah ke chiaki.
Nissy pun mengambil kertas berwarna merah itu.
"Awas panah"
Tiba" ada panah melesat dari belakang dan menembus dahi chiaki. Darah chiaki pun terciprat ke Misako.
"No no no no no, Chiaaakiiiiiiiiiii" tangisan misako pun banjir melihat sahabatnya yang mati itu.
"Ma-maafkan aku" kata Nissy yang merasa bersalah.
Semua wajah makin dan semakin memujat dan mata semua membulat melihat Chiaki yang sudah tidak bernyawa.
Klak.
Ikatan Shin terbuka
"JANGAN!" Kata Misako
Shin mencoba untuk tidak menekan, tapi ikatannya semakin mengencang.
Akhirnya shin pun menekan tombol hitam, dan jarum hitam pun menunjuk ke arah Hidaka.
Hidaka menunduk dan wajahnya semakin pucat.
Lalu tombol merah di depan shin pun berkedip.
"Jangan shin, kumohon jangan" pinta Hidaka
Tapi shin terlihat tak sanggup menahan rasa sakit ikatan yang makin kencang itu.
Akhirnya dia pun menekan tombol itu, dan jarum merah mengarah ke Naoya.
Shin mengambil kertas berwarna hitam yang keluar dari sana.
"Jangan bergerak"
Hidaka yang dari tadi mencoba melepaskan tangannya pun...
Bzzt...
"AAAAAAA"
Tiba" ada sengatan listrik yang mengenai tangannya, bau bakar pun tercium.
Air mata Hidaka pun mulai menggenang.
Klak. Sekarang giliranku yang akan menekan tombol itu, ternyata ikatannya memang terasa sakit sekali saat dia mengencang, aku lun menekan tombol itu, dan jarum hitam mengarah ke Nissy.
"NOOOOOO aku blum mau mati, ya tuhan" keluh Nissy
"Ma-maaf nissy..."
Lalu aku menekan tombol merah, dan jarum merah mengarah ke chiaki yang sudah tidak bernyawa.
Aku dengan segera mengabil kertas yang berwarna hitam itu.
"Jangan bernafas"
Tiba2 gear besi muncul di samping kursi Nissy.
Gear besi itu lama kelamaan semakin mendekat.
"JANGAN NAFAS,Nissy" kataku. Akhirnya Nissy pun mengambil nafas yang panjang dan menahan nafas.
Semuanya merasa kasian sampai ada yang ikut bertahan nafas.
Gear besi itu pun berhenti, tapi tetap berputar.
"Ngh!" Nissy pun memberi kode bahwa gear di dekat tangannya masih bergerak
"Oh, sabar Nissy" kata shin
Klak.
Ikatan hidaka pun terlepas.
Sekarang hidaka harus menekan tombol hitam itu, dia menekannya dengan cepat karna dia tau Nissy sudah tidak tahan.
Dan jarum hitam pun mengarah pada Naoya.
Lalu dia menekan tombol merah, dan jarum merah itu mengarah padaku.
Zrrt.
Gear itu pun sudah merobek lengan panjang Nissy.
Huft. Nissy yang kehabisan nafas itu membuang nafas.
Kulit nissy pun akhirnya tergiling sedikit.
"TAHAN NAFAS LAGI, NISSY" kata ku
Nissy pun menahan nafasnya lagi tanpa mengambil oxygen.
Hidaka pun mengambil kartu berwarna merah.
"Berapa tanggal ulang tahun orang yang ada di ujung jarum hitam?"
Setelah itu Hidaka pingsan karna tangan sebelahnya terkena kejut listrik lagi.
"Senpai..." Kata shin
"Sepu"
"JANGAN DIJAWAB SENPAI" kata ku
"Luh.."
Dor!
Peluru tembakan pun mengenai senpai. Dan 9 peluru selanjutnya yang menyusul.
Baju Naoya senpai pun basah dengan darah. Aku memilih untuk menundukkan kepala, begitupun shin, dan misako memilih untuk menutup mata sambil menangis.
Seharusnya sekarang bagian naoya senpai, tapi karna tidak Naoya senpai sudah tidak bernyawa jadi siapa?
"Phew." Kata nissy yang akhirnya bisa bernafas lagi.
Satu menit pun berlalu, dan akhirnya..
Tombol hitam berkedip di tempat misako, misako pun menekannya.
Jarum hitam mengarah pada shin.
Air mata shin mulai menetes,wajahnya sangat pucat.
"Ma-maafkan aku shin..." Kata misako meminta maaf.
Lalu misako menekan tombol merah, dan tombol merah mengarah ke hidaka yang masih pingsan.
Lalu misako mengambil kertas merah.
"Barbeque-an yuk"
Wajah misako pun langsung pucat.
Tangisan shin semakin banjir, walaupun dia laki2 tapi jika aku di posisinya aku pun pasti akan menangis.
Tiba2 ada api besar dari bawah kursinya shin.
"AAAAA PANAS" teriak shin.
Aku memalingkan pandanganku karena aku tidak tega melihat shin, begitu pun Nissy dan Misako.
"SHINJIIIIII" teriak Nissy,sahabatnya. Nissy pun menangis sampai bajunya basah.
"Hng..(?)" gumam hidaka yang baru  terbangun dari pingsannya.
Mata hidaka yang tadinya masih beradaptasi dengan lampu, tiba" membulat karna melihat Naoya senpai yang tubuhnya sudah berdarah, chiaki yang di kepalanya tertancap panah, dan shin yang keadaannya sudah memprihatinkan. Bahkan jasadnya meninggalkan bau yang tidak sedap
"AAAAAAAAAA" teriak hidaka melepas sesakan dadanya.
Untung saja kejut listriknya sudah mati.
Sekarang giliran Nissy yang menekan tombol, jarum hitam mengarah kepadaku, dan jarum merah mengarah pada Misako.
Nissy mengambil kertas warna putih, kertas yang belum didapatkan siapa pun sebelumnya.
"Serahkan semua ke pemain yang ada di jarum merah"
Lalu tombol didepan misako pun berkedip.
Misako menekan tombol hitam, dan jarum hitam itu mengarah ke Nissy.
"Aku menganalisa sepertinya jika kita mendapat kertas hitam, maka itu artinya hukuman, dan kertas merah artinya kematian" kata ku menganalisa.
"Kau benar. Apa mungkin kau berkaitan dengan ini?" Kata nissy
"Aku tidak-"
"Kenapa kau melakukan ini ?"
"Tapi aku tidak ada kaitannya"
"Shu? Kenapa?" Tanya hidaka.
Bahkan sekarang sahabatku pun tidak percaya padaku.
Misako tiba2 menekan tombol merah dan jarumnya mengarah ke Hidaka.
Misako mengambil kertas hitam
"Siap untuk bermain komedi putar?"
"Uh-oh" nissy cemas.
Tiba" bangkunya bergerak sedikit menjauhi meja dan dia berputar"
"Sabarlah,Nissy" kata Misako
Tombol di depanku sekarang sudah berkedip.
"Sepertinya kau memaaaang pelakunyaaaaa ya shuuu" kata Nissy yang masih berputar2
"Demi apapun aku bukan pelakunya"
"Tapi kenapa hanya kau yang belum mendapatkan apa2?" Tanya sahabatku yang sudah tak percaya lagi padaku.
"A-aku tidak tau, tapi benar aku tidak ada hubungannya dengan semua ini"
Tanpa kusadari ikatanku mulai mengencang lagi.
Akhirnya aku pun menekan tombol itu dan akhirnya jarum hitam mengarah ke Hidaka dan jarum merah ke misako.
Aku pun mengambil kertas hitam
"Pilihannya ada dua
A.selamatkan temanmu yang nanti akan tersiksa
B.selamatkan temanmu yang sedang disiksa"
"NISSY" sahut Misako
"Ma-maaf misako" kataku
Aku pasti akan memilih sahabatku.
"A" jawabku
"NISSY!" Teriak misako.
Misako menatapku sinis.
Nissy yang sudah mual dan pusing itu akhirnya berhenti berputar, lalu dia tersenyum pada Misako.
Tapi tiba2 kursinya naik keatas dan mengenai atap sampai Nissy tidak berdaya.
Sekarang giliran hidaka, hidaka terlihat sudah tidak punya harapan.
Dia menekan tombol dan jarum hitam mengarah ke misako sedangkan jarum merah mengarah kepadaku.
Lalu hidaka mengambil kertas berwarna putih
"Ganti ke pemain berikutnya"
Kami semua bernafas lega
Sebenarnya bulu badanku sudah bergidik dari tadi melihat teman yang lainnya.
Saat ku lihat tangan hidaka, di tangan hidaka kulitnya sudah terkelupas dan telihat sedikit daging nya karna sengatan listrik sebelumnya, justru itu membuat ku makin bergidik.
Brarti sekarang giliran misako.
Misako menekan tombol dan menatapku sinis.
Sayang yang di harapkan misako terlewat, yang kena jarum hitam adalah Hidaka dan jarum merah ke dirinya.
"Aku hanya ingin bilang, jika sesuatu terjadi padaku, bilang pada orang tua bahwa aku sayang mereka, dan aku ingin semua orang memaafkan kesalahanku"
Misako pun mengambil kertasnya, Dan yang ku sedihkan adalah yang diambil adalah kertas merah.
"Senjata hebat,jika dilempar akan balik ke tuannya"
"Bu-bumerang?" Kata ku gemetaran.
Srat.
Sebuah bumerang melayang dari  belakang Hidaka.
"HIDAAA!" Teriak ku
Begitu gampangnya bumerang itu memotong kepala Hidaka.

Hiks.hiks.
"Hi...hida... :'c "
Aku masih menangis di bangku ku melihat semua teman yang sudah tak bernyawa. Seakan masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

Misako berdiri karena ikatannya semua sudah terlepas, begitu pun diriku.
Tiba2 saja ada seorang perempuan yang keluar dari balik rak buku.
"K-kau siapa?" Tanya ku dengan wajah yang masih pucat
"Ikuti aku" kata perempuan itu
Karena Misako mengikutinya, maka akupun ikut mengikutinya.
Akhirnya kami berhenti di ruangan yang serta putih bersih.
Kami dipersilahkan duduk di sofa putih yang dia persilahkan.
Kami berdua pun mengamati sofa itu
"Tenang, tidak ada permainan lagi untuk kalian"
Akhirnya kami pun duduk di sofa tersebut.
"Selamat untuk kalian ber 2, Shuta,Misako" ujarnya, tersenyum manis
"Kalau boleh tau, kau siapa?" Tanyaku
"Aku? Aku Yukari Goto,kakak kelasmu,tepatnya aku alumni disitu" jawabnya
"Yukari? Yukari senpai?! Yang mendapat beasiswa ke amerika?" Ujar ku
Dia pun mengangguk.
"Ke-kenapa senpai ngelakuin semua ini?" Air mata ini rasanya ingin meleleh lagi jika mengingat kejadian yang sudah terjadi.
"Simple. Kalian kan penerima beasiswa kan?" Katanya
E-eh, benarkah?
Memang benar aku dan Hidaka mendapat beasiswa ke singapore.
Tapi.... Bagaimana dengan yang lainnya?
Yukari menyerahkan beberapa kertas kepadaku.
Aku menatap kertas itu, dan mengambilnya.
Kertas itu berisikan nama2 orang yang ada di ruangan tadi, Misako,Nissy,Shin,Chiaki,Naoya,Shuta,dan Hidaka.
Begitu baca kertas Hidaka,air mataku jatuh,tak bisa ku tahan lagi.
"Hi-hida..." Kenangan bersama hidaka berlarian dalam pikirannya
"Ke-kenapa senpai?a-apa cuman karena itu senpai jadi berbuat seperti itu?"
Dia pun mengangguk, memasang tampang polosnya.
"Tapi mereka bukanlah siswa siswi yang pantas mendapatkan beasiswa"
Ujarnya
Aku menatap kertas mereka semua. Benarkah?
"Untuk naoya, sebenarnya dia memang pintar, tapi sifatnya yang sombong menurutku dia kurang pantas"
Aku mengerutkan kening.
"Kau pasti tau bukan Nissy dan Chiaki?"
Aku mengangguk.
"Apa kau pernah tau kalau mereka pernah 'bermain' saat yang lain tidak ada?"
Aku menggeleng.
"Ya, ada yang mempergoki berdua tanpa busana"
Diriku sangat speechless.
"Hm.... Shin, apa kamu tau kalau shin dan hidaka itu pacaran?"
Mataku membulat tak percaya dengan yang barusan dia katakan.
"Ada yang melihat mereka ciuman di perpustakaan, walaupun aku tau tadinya kau ada perasaan dengan Hidaka, tapi kau berusaha menghilangkannya, karna kau tau itu tidak normal.Dan kau..."
"Cukup!" potong ku.
"Ya ya, kau sendiri sudah tau alasanmu kenapa kau disini bukan?" Ujar Yukari
Aku diam, membisu.
"Misako?"
"Misako itu adikku"
"Adikmu?!"
Aku menengok ke misako dan dia tersenyum.
"Aku akan kebelakang sebentar" kata misako
Lalu tidak lama kemudian, Misako keluar dengan pakaian ala pelayan
"Makan malam" katanya
"Terima kasih, dek"
"Ya" lalu misako mencium pipi yukari.
Kami bertiga duduk di meja makan.
"Selamat makan" kata mereka berdua.
Mereka berdua mulai makan, tapi tidak denganku, aku masih menatap mereka, heran.
"Makanlah, kau pasti lapar" kata Yukari
"Iya,enak loh" kata Misako
Memang makanan yang ada di depan ku terlihat enak sekali, daging panggang dan makanan lezat lainnya.
Perutku berbunyi.
Aku pun mengambil garpu dan pisau dan mulai menyicipi daging panggang itu.
"Enak kan?" Tanya Misako
Aku mengangguk. Tapi tidak ada senyuman sama sekali di wajahku.
"Hehe" misako tersenyum
"Ba-Bagaimana dengan ya-yang lainnya?" Tanya ku
"Maksudnya?" Tanya Yukari
"Apa kalian tidak takut aku melaporkan kalian ke polisi?"
"Hm, kau punya bukti?" Tanya yukari
"Aku bisa saja membawa polisi kesini, dan menunjukan ruangan penuh dengan-"
"Jasad teman2 mu?" Potong yukari
"Ya..." Jawabku
"Tapi, bukankah kau bilang mereka enak?" Ujar Misako
Aku melihat Misako dan mataku membulat. Aku menunjuk pada makanan yang kumakan.
Misako mengangguk dengan polosnya.
"Ugh! Ew" perutku merasa mual.
Aku pun langsung pergi ke toilet.
"Shuta, jangan ke kamar mandi dulu!" Sahut Misako, mencoba mencegah Shuta, tapi sudah terlambat. Shuta sudah membuka pintu dan...
Srat
Sebuah kapak besar mengayun dan membelah badan Shuta menjadi 2.

"Ah kamu ini, masih iseng ya" kata Yukari
"Hehe,maaf onechan" jawab Misako
___________________________
So how was it? This is my first thrill story. Haha i think its not that scary tho hehe sorry.  I think i'll delete this soon if there's no one read this, so yea...
And btw, i know that my previous story is not finish yet, and i still haven't post a new part either. I feel really sorry about it, but i'll post the new part soon, so.... Just keep on reading ^.^ !
Comment,feedback,and suggestion are really welcome :)

Attack all around's oneshot storyWhere stories live. Discover now