Pertemuan

140 16 3
                                    

Hari pertama memasuki ajaran baru pun sudah tiba.

Dan di koridor ini terdengar suara derapan sepatu, seseorang anak laki-laki yang sedang tergesa-gesa. Pasalnya ia terlambat.

" A..Assalamu'alaikum." ucap lelaki itu saat sudah berada di ambang pintu. Sontak semua murid yang ada di dalam kelas pun menoleh, terutama siswi-siswi yang menatap terbinar-binar. Terperangah akan ketampanan lelaki itu

" Sa..saya boleh masuk kan kak?"

"Hmm.. karena lo ganteng,gue bolehin deh." balas kakak itu dengan mata yang tak kalah berbinar dengan siswi-siswi lainnya

Lelaki itu mengedarkan pandangannya. Dan matanya menangkap sebuah objek. Bangku yang masih kosong!

"Gue boleh kan duduk di sini?." Ucap lelaki itu

"...."

Tak ada jawaban

"Oh berarti boleh." cetusnya lagi sembari memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapih.

"...."

Tetap tak ada jawaban

"Berasa ngomong sama kaoskaki gue." cetus lelaki itu dengan niatan agar perempuan di sampingnya mengeluarkan suara barang sekata.

Nihil..
Tetap tak ada jawaban

"Eh sumpah lo bukan hantu kan? atau penunggu sekolah ini? Sumpah sumpah gue merinding." lelaki itu pun bergedik ngeri seraya menguncang-guncangkan pundak perempuan yang duduk di sebelahnya.

"Bisa gak sih lo diem? Gue tuh lagi nahan boker!" ucapan perempuan tersebut,sontak membuat anak-anak yang berada dikelas ini menatap heran.

Hening
Sampai beberapa detik kemudian keluarlah gelak tawa lelaki yang meluncur lewat mulut lelaki tersebut.

"Hahahaha sumpah ya lo! Cantik-cantik dongo." Ceplos lelaki tersebut dan membuat gadis di sebelahnya memasang muka sinis layaknya ibu-ibu yang omongannya dipotong saat sedang asyik bergosip.

"Eh lo berdua! Sini maju, udah mojok berisik lagi." Perintah sang kakak Osis

"Yah kak, lo juga kalo gue majuin lemes." celetuk lelaki itu sembari mengedipkan sebelah matanya. Sontak itu membuat para siswi di kelas ini menatap dengan tatapan memuja.

"Gajadi, Pak Udin udah mau kesini. Ayo guys kita keluar."Perintah sang kakak osis kepada teman-temannya

Setelah para osis keluar ruangan kelas,disusul dengan datangnya guru yang memakai peci putih, berbadan kekar, dan berjenggot lebat.

"Mari buka Al Qur'an nya. Kita bertadarus bersama." tanpa memperkenalkan diri terlebih dahulu, guru itu pun langsung memerintahkan siswa siswi untuk membaca Al Qur'an. Dan itu tidak masalah untuk semua orang yang berada di kelas ini.

Setelah selesai bertadarus,guru itu pun keluar.
Dan sudah pasti, kecanggungan melanda ruangan ini. Pasalnya mereka belum saling mengenal.

"Eh nama lo siapa? Enak ya angkatan kita ga ngerasaiin MOS, beruntung banget deh gue. Masuk tahun ajaran baru pas lagi bulan puasa." oceh lelaki tersebut dan membuat gadis disampingnya jengah.

"Gaseru. Malah niatnya gue mau jadi siswi MOS yang tengil, biar cepet famous." gadis itu memang jengah, namun berbicara dengan lelaki yang menurutnya menyebalkan ternyata asyik juga.

"Lo jadian sama gue juga ,langsung famous." balas lelaki itu lagi,dengan senyuman yang membuat siapapun akan terpaku melihatnya.

"Gue tanya lagi deh, nama lo siapa nona?"
Ucap lelaki itu sembari mengulurkan tangan.
 
Belum sempat gadis itu mengulurkan tangan dan mengucapkan namanya.
Lelaki dihadapannya pun segera menurunkan tangannya.

"Gue lupa, kan lagi puasa. Gaboleh sentuh-sentuhan. Bukan muhrim tau."

Sialan! Pekik gadis itu tertahan.

"Nih-nih denger baik-baik. Nama gue Reynand Karaldi Putra. Mari kita berteman." ucap lelaki itu sembari melayangkan kepalan tangan di udara.

"Jayus lo, hmm, nama gue Resya Anandhi Putri. Lo songong bakal gue damprat." Ucap gadis itu sembari menirukan gaya lelaki tampan yang ada dihadapannya.

                                ------
🍃

Pertemuan..
Hal yang semua orang pasti mengalaminya.
Namun, apakah semua orang pasti siap jika pertemuan adalah awal dari perpisahan?

Perasaan bergemuruh melandaku,
Saat mata kita saling bertemu,
Senyum saling terbalas,
Dan membuat rindu semakin menggebu jika tak berujung temu..

Pertemuan..
Sering kali mengajarkan kita apa arti perpisahan.

Namun, boleh kah sekali saja pertemuan ini tidak berujung perpisahan?

Karena setelah bertemu denganmu,
Seperti mengikatku untuk ingin terus,
Bersamamu..

Heart,Hurt,HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang