Voice Note

58 5 8
                                    

Berita mengenai jadinya Resya dan Reynand sudah menyebar di seantero sekolah. Bahkan Pak Mono menemui Resya dan meminta Pajak Jadian. Mengetahui fakta bahwa Pak Mono berada di Lampu Merah kala itu, membuat Resya sangat malu.

Bahkan di akun ask.fm Resya sudah ramai dengan pertanyaan-pertanyaan dari anon yang memenuhi akun ask.fm Resya tersebut.
Ada yang mendukung, dan ikut senang akan jadinya Resya dan Reynand. Tapi tak jarang pertanyaan-pertanyaan yang tak mengenakan.
Resya tak perduli, karena menurut Resya, ia hidup bukan untuk membuat orang lain terkesan.

Malam ini Resya sedang berkutat dengan buku-buku pelajaran Matematika.
Berusaha memahaminya, walaupun akan berujung seperti biasanya. Resya yang melempar buku Matematika dan langsung bergelut dengan Handphonenya.

"Kenapa sih?, lo gak pernah nyelesain masalah lo sendiri?, gue juga banyak masalah kali." Ujarnya ngelantur, sembari menatap angka-angka yang berada di depannya.

"Serah ah, mending gue line-an sama Reynand. Aduh, kangen aing."

Resya pun membuka ruang obrolannya dengan Reynand. Jari-jarinya sudah ingin mengetik kan kata yang akan ditujukan untuk Reynand. Belum sempat Resya mengetik satu huruf pun, Reynand sudah memulai obrolan dahulu. Resya tersenyum senang, ' jodoh emang gakemane.' Batinnya.

Reynandugong : Assalamu'alaikum

ResyaAP : Walaikum'salam, aku baru aja mau line kamu. Eh udah diline duluan, kamu nyolong start terus ih.

Reynandugong : Jodoh berarti yang hehe
Reynandugong : Udah belajarnya?
Reynandugong : Besok aku jemput ya?

ResyaAP : Het nanya satu" bwank
ResyaAP : Belom, aku gak ngerti. Bodo ah pusing
ResyaAP : WAH IYAIYA!!

Reynandugong : Pesan suara diterima
Reynandugong : Semoga suka ya💘

Kau begitu sempurna..
Di mataku kau begitu indah,
Kau membuat diriku akan s'lalu memujamu.

Tubuh Resya menegang seketika, mendengar suara yang melantun lewat earphonenya. Suara lembut nan merdu yang diiringi petikan gitar. Sungguh, Resya ingin segera mengguling-gulingkan tubuhnya sampai kehalaman rumahnya

Disetiap langkahku, ku kan s'lalu memikirkan dirimu.
Tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu.

Jangan lah kau tinggalkan diriku, tak akan mampu menghadapi semua.
Hanya bersamamu ku akan bisa,
Kau adalah darahku, kau adalah jantungku, kau adalah hidup ku lengkapi diriku.

Resya menahan nafasnya sejenak, jantungnya seakan meletup-letup tak karuan. Hari ini Resya tetap kan, akan selalu jatuh cinta saat mendengar suara nyanyian Reynand. Dan itu akan berlaku untuk selamanya.

Oh sayang ku kau begitu,
Sempurna..

                                  ***

"Gimana Sya?, lo ikut LDKS kan?." Tanya Selly yang sedari pagi sudah memaksa Resya untuk mengikuti LDKS yang akan di adakan satu bulan lagi.

"Gue gak tau ah,"

"Ih lo mah gitu, gak asik. Pacar lo aja ikut sih."

"Tau dari?."

"Pacar gak guna emang lo Sya, Abangnya Reynand kan mantan ketua OSIS di sini, yakali dah dia gak ikut." Resya mendelik mendengar ucapan Selly, pasalnya. Reynand yang rada-rada pea gitu, masa Abangnya pernah jadi ketua OSIS sih?.

"Eh kampret!, lo mau kemana?, jawab dulu lo ikut apa engga." Teriak Selly saat Resya beranjak dari kursinya, keluar kelas.

"Panggilin Reynand dong." Perintah Resya saat sudah berada di depan kelas Reynand, kelas Reynand sedang  , jadi sekarang semua mata tertuju pada Resya yang berada di ambang pintu kelas Reynand. ' yeu, peduli setan.' Cetus Resya dalam hati.

"Eh, ada apa pacarku?" Sapa Reynand yang terlihat sangat riang. Resya tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

"Emm, anu.. aduh apasi." Ucap Resya kelewat polos, ia merutuki dirinya sendiri. Yang baru-baru ini sering gugup jika menatap mata teduh Reynand.

"Unik kamu tuh,"

"Kamu ikut LDKS?" Lanjut Reynand yang membuat mata Resya berbinar. Pasalnya, Resya menghampiri Reynand untuk menanyakan hal tersebut.

"Ya kamu ikut ga Rey?"

"Aku ikut kalo kamu ikut, sekalian ngelindungin kamu juga dari kakak-kakak kelas lenjeh."

                                  ***

Sepuluh menit lagi bel pulang sekolah segera berbunyi. Sembari menunggu waktu pulang, Resya mengutak - atik handphonenya. Ia tak perduli dengan keberadaan guru yang sedang berada di depan kelas. Toh, gurunya juga sedang asyik dengan handphonenya sendiri.

Sedari tadi ia mengescroll timeline via line, sampai merasa bosan. Ia pun beralih ke akun instagram, namun dirasakannya handphone dalam genggamannya bergetar, ia kembali lagi membuka akun line nya.

Anda telah ditambahkan sebagai  teman dengan ID

"Hah? Siapa nih?."

"Ferdian Utomo, kok kaya nama bapak-bapak ya?."

"Eh kok dia ngechat gue sih?"

"Tadi pagi makan cuka berapa lu?, ngomong sendirian udah kayak jomblo." Tanya Selly yang menatap Resya dengan penuh keheranan.

"Eng.. engga not father."

Ferdian Utomo : Assalamu'alaikum?
Ferdian Utomo : Ini Papanya Reynand
Ferdian Utomo : Tolong sampaikan ke Reynand ya, nanti pulang sekolah langsung pulang kerumah. Terimakasih Resya

Mata Resya membelalak seketika, nafasnya seolah berhenti berhembus sejenak. Tangannya serasa lemas hanya untuk memegang handphone.
Yang benar saja?, baru kali ini ia dapat pesan dari orang tua pacarnya. Via line lagi!

ResyaAP : Waallaikum'salam om
ResyaAP : Iya, nanti Resya sampaikan

"Anjir, langsung dibaca. Kalo dibales, gue harus bales apa?" Cetus Resya histeris.

Ferdian Utomo : Panggil Papa saja Resya, biar nanti udah gak canggung.
Ferdian Utomo : Benar ya kata Rey, Resya cantik. Omong-omong, setiap hari Reynand selalu menceritakan tentang kamu
Ferdian Utomo : makanya, tadi sengaja Papa cari ID line kamu di handphone Reynand.

Bel sekolah pun berbunyi, dan bertepatan dengan itu. Resya berteriak senang karena tak sanggup menahan rasa bahagia yang bergemuruh di dalam dada.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart,Hurt,HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang