Lampu Merah

39 6 10
                                    

KhanzaPS : Lo dimana be?.

ResyaAP : Ma homeeee laa..

KhanzaPS: Gue otw, kerumah lo. Seduhin Samyang ya saiank!

ResyaAP : Dih, lo sapa?.

KhanzaPS : syaland.

Begitu menerima pesan via line dari Khanza, sahabatnya. Ya, Khanza sahabat Resya sekarang.
Ia segera mengambil handuknya yang tersampir di gagang pintu kamarnya, dan berlalu pergi kekamar mandi.

Setelah ia menyelesaikan acara mandinya yang mengasyikan di dalam bathup, ia pun keluar kamar mandi dan mendapati Khanza dengan piring yang berisi samyang di tangan kanannya. 'Cepet bgt si setan', batin Resya.

"Cepet banget lo nyet, mana samyang buat gue?, gak lo seduhin?." Cetus Resya sembari merucutkan bibirnya.

"Aduh iya lah ngebut nih gue, cuma buat makan Samyang." Balas Khanza setelah menelan samyang yang tadi sempat ia kunyah.

"Sialan, gue kata ada hal penting apaan kali."

"Anjir pedes, minum cui minum." Muka Khanza pun memerah, ia juga mengibas-ngibas kan tangannya di depan mulutnya. Resya pun terkekeh.

"Mampus-mampus, lagian lo kan gabisa makan pedes, gaya-gayaan makan Samyang. Mana samyangnya hasil nyolong lagi. Gak berkah lo."

Setelah meraih gelas berisi air yang sudah setengah di nakas samping tempat tidur Resya, Khanza pun menaruh sisa Samyangnya di atas kasur Resya.

"Udah ah, gak sanggup gue. Terlalu pedas seperti ucapannya."

"Anyway, lo sama Reynand gimana tuh? Udah hampir sebulan deket tapi gajuga di-dor. Gue takut Reynand nyaman sama lo tapi cuma buat sekedar temen, like a friendzone. Lo tau? Gue temen SDnya Reynand, 6 tahun gue sekelas sama dia. Tapi dia emang gak pernah pacaran selama SD, padahal yang suka sama dia emang banyak, yang bilang secara gamblang juga udah gak bisa keitung. Makanya pas lo dideketin sama dia, di grup SD tuh langsung heboh Sya."

"Hah?, Serius dia gak pernah pacaran?. Padahal ucapan dia yang sering ngegombalin gue, keliatan banget kalo dia itu tipe-tipe cowok playboy, mungkin."

"Cih, gigi lo sini playboy. Dia emang gitu, ramah sama cewek, berbaur sama cewek. Tapi anehnya gak pernah pacaran. Gue turut seneng kalo lo yang jadi cewek pertamanya Reynand." Ujar Khanza berniat bercanda dengan ucapan terakhirnya tadi. Tapi tak urung, Resya pun tersipu malu.

                                  ***

Hari senin, hari dimana para siswa dan siswi mempunyai niatan yang sangat besar untuk bolos. Seperti Resya sekarang, dengan gerakan malas ia menyusuri koridor demi koridor sekolahnya, untuk cepat sampai ke kelasnya.

Niat awalnya ia ingin melanjutkan acara tidurnya yang sempat terganggu oleh ocehan Mamanya, menyuruhnya untuk segera ke Sekolah.
Namun seketika gagal, ketika melihat Dika Perwira yang sedang dikerubungi oleh sekumpulan anak-anak cowok yang tidak dikenalinnya, di samping Dika juga terdapat Khanza dengan ekpresi ketakutan tercampur marah.

"Minggir lo semua." Ujar Resya dingin, semua pun menoleh, dan dilihatnya di sebelah mata kiri Dika. Terdapat luka lebam seperti habis ditampol. 'Kayaknya emang ditampol sih' batin Resya.

"Loh, lo kenapa Dik?." Tanya Resya dan tetap hening. Tidak ada yang menjawab.

"Lo semua siapa coba?, Anak mana?, gue gak pernah liat. Pasti bukan sekolah di sini kan?. Lo semua pada dekil banget sih." Lanjut Resya lagi, ia geram. Dan ia mempunyai firasat bahwa anak-anak ini lah yang membuat Dika seperti ini.

Heart,Hurt,HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang