Chapter 5

87 6 0
                                    

Hari dimana ritual mizuage Souza sudah datang. Souza duduk bersimpuh di depan cermin dengan ditemani oleh Kashuu Kiyomitsu. Kashuu bukanlah seorang geisha. Ia hanya salah satu orang kepercayaan Jiroutachi dalam mengurus penampilan geishanya. Lelaki itu berteman cukup akrab dengan salah satu geisha bernama Yamatonokami Yasusada dan Jiroutachi tidak mempermasalahkan hal itu. Baginya, geisha bisa berteman bebas dengan siapa saja.

Kashuu menggelung rambut Souza ke atas agar ia bisa memoles bedak putih di wajah hingga ke lehernya. Tepat pada saat itu Jiroutachi telah datang memasuki kamarnya. Pemilik okiya itu tampak telah rapi dengan kimono di badannya.

Bedak putih yang terbuat dari tepung beras dan kotoran burung Bul-Bul itu dioleskan secara merata ke wajah Souza. Meskipun terkesan jorok karena mengandung kotoran dalam setiap riasannya, namun banyak khasiat yang dihasilkan oleh bedak itu. Melembutkan kulit wajah, menghilangkan bekas luka, noda hitam dan lainnya. Untuk itulah Jiroutachi memilih menggunakan bahan-bahan kotor seperti ini agar wajah para geisha miliknya bisa putih mulus dan bersih dibandingkan dengan menggunakan timah yang bisa menyebabkan wajah para geishanya menjadi rusak.

Selesai menata riasan wajah, Kashuu mengurai kembali rambut milik Souza. Sebagian pada bagian atas rambutnya, ia tata untuk digelung kembali dan memberikan kanzashi berbentuk bunga sakura yang begitu cocok dengan geisha itu. Beberapa ornament juga ia tambahkan ke rambutnya agar mempercantik rambutnya yang indah.

Souza berdiri dan berhadapan dengan Jiroutachi. Kashuu mengambil beberapa kimono yang akan dipakai oleh Souza. Malam ini ia akan menampilkan tariannya terlebih dahulu untuk memikat para pria di luar sana yang telah diberi ekubo agar bisa memberikan harga yang begitu tinggi untuk mizuagenya.

"Dengar, Souza." Jiroutachi memakaikan lapisan kain pertama di tubuh Souza. "Tampilkan kemampuan menarimu secara maksimal malam ini." Balutan kain terakhir telah terpasang cantik di tubuhnya. Sebuah kimono bermotif bunga sakura, dengan kain berwarna merah muda bercampur dengan kuning yang semakin menambah cantik rupanya malam ini.

Sebelum menuju ke panggung utama, ia membungkukkan tubuhnya dalam kepada Jiroutachi. "Terima kasih, Jirou-sama."

Jiroutachi tersenyum lebar. "Pergilah, Souza Samonji."

"Ha'i."

Kedua tangannya telah memegang sebuah kipas, properti yang akan menunjang penampilan menarinya di hadapan semua orang di sana. Ia berjalan dengan perlahan ke panggung utama saat sebuah petikan shamisen mulai terdengar di telinganya.

Ia menyeret getanya, sementara matanya telah tertutup rapat. Ia tidak gugup, hanya saja ini adalah salah satu bagian dari koreo tarinya. Ketika ia sudah merasa bahwa ia telah berada di tengah panggung, kedua matanya perlahan terbuka hingga ia bisa menyaksikan puluhan orang menatap takjub pada dirinya.

Matanya mengedar pandang ke seluruh penjuru ruangan. Ia mencari seseorang yang sangat ia harapkan kehadirannya. Suara petikan shamisen terdengar kembali setelah jeda beberapa detik, kemudian Souza mulai menggerakan seluruh tubuhnya untuk menari.

 Suara petikan shamisen terdengar kembali setelah jeda beberapa detik, kemudian Souza mulai menggerakan seluruh tubuhnya untuk menari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
R E P L A C ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang