SEBUAH RENCANA

93 4 0
                                    

Hallo datang lagi, 😊
Hehe baru aja terbit bagian 1 tapi udah up lagi gk masalah la ya yaudah kita lanjutkan ya.

Buru buru kurapikan tempat tidurku yang semerawut, segera ku menuju kamar mandi kubasuh seluruh tubuhku ini dengan  air yang dingain ini *Brrrr* tubuhku menggigil karena kedinginan. Sesegera mungkin aku keluar dari kamar mandi. Karna tulangku rasanya udah ngilu.
Ku pakai seregam putih abu abu ku ini ya saat ini ku masih duduk di kelas XI akuntansi aku bersekolah disalah satu sekolah favorit tepatnya di jakarta yang amat panas dan kemacetannya ini. Setelah itu ku buru buru keluar kamar dan bergegas pergi karn aku tidak mau mendengar suara keributan lagi.
"pa, Ma", panggilku. "Tya, berangkat dulu. Cuaca hari ini sangat cerah tidak ada noda sama sekali. Kecerahan ini seperti kecerahan dihatiku saat ini karna aku berhasil lolos dari pertengakaran mama dan papa
:-D
15 menit sudah ku berada di mobil Alpard ini ya hadiah ulang tahunku 3bulan lalu dari Eyangku yang berada di Yogyakarta. Dan sekarang aku harus buru buru menuju kelas.
"Hey Tya sini". Seseorang meneriakik. Yang ternyata adalah sindi. Aku berjalan mendekati sindi "Elo kenapa? " tanyanya saat aku tiba di meja yang ia tempati.
"ya gue berhasil lolos dari pertengakaran kedua orang tua gue"jawabku yang sedikit menunjukan senyum tipis ke sindi,
Hanya sindi lah yang tau semua tentang permasalahanku karna hanya dia sahabat terbaik ku. "eh sin kayaknya gue harus ngungsi deh"kataku tiba tiba tak tahu mengapa kata itu tiba tiba muncul, didalam otak ku dan aku langsung mengucapkan hal itu tanpa berfikir panjang
"Ngungsi? Emang banjir? ". Tanya sindi dengan mimik menggoda sambil tersenyum geli menahan tawa.
Ku tengguk juice apel favoritku yang sudah dipesan oleh sindi terlebih dahulu sebelun aku datang.
"iya, ngungsi ke jogja. Di rumah Eyang. Mungkin aja disana gue bakal nemuin kehangatan gue lagi. "jelasku sambil cengar-cengir karena bingung dengan kata kata yang keluar dari mulutku sendiri.
"so?? ", mimik wajahnya  tiba2 saja berubah menjadi datar tanpa ekspresi "Elo bakal pinda sekolah juga gitu? " lanjutnya dengan mimik wajah yang masih sama datar tanpa ekspresi. Sepertinya dia bakal menahanku.
"maybe", jawabku singat. "tenang aja sin itu masih rencana kok" lanjutku untuk menenangkan hati sindi yang tidak mau kehilangan aku sahabatnya.

"gue harap loe gak sungguh-sungguh dengan perkataan loe ini"lanjutnya setelah menghabiskan juice yang dipesannya. Jam masuk pun berdering, lalu aku dan Sindi segera beranjak menuju kelas karena saat ini waktu uru killer guru yang sangat aku benci karna dia pemarah yap dia mengajar soal fisika akupun tak tau tentang pelajaran itu dari pada fisika lebih baik aku mengerjakan soal Akuntansi yang sudah kumengerti walaupun sedikit.

Dan akhirnya sekarang adalah waktunya untuk pulang, di depan sudah ada mobilku dengan supir pribadiku yang siap menjemputku. Rumah masih sangat sepi saat aku dtang dari sekolah, yah hari ini ada kejutan besar mama sudah berada di rumah sedang mengurusi tanamannya yang terbengkalai sejak maa naik jabatan dan konflik dengan papa. Dengan cepat ku masuk ke kamar mengganti bajuku dan segera menuju ke taman belakang untuk menemui mama dan membicarakan soal rencanaku tadi semoga saja mama setuju dengan apa yang aku inginkan.
"hai ma", sapa ku dari depan pintu yang menghubunhka  ruang tengah dengan tama. Belakang. Aku bahagia melihat mama seperti ini.
Mama melambaikan tangannya kearhaku, mengajakku untuk bergabung dengannya.
"ma, Tya boleh tidak pindah ke rumah Eyang yang di Jogja? " celetuk ku tiba tiba karna aku orangnya tidak suka dengan basa basi menurutku iyu, membuanv waktu.
"kenapa?, apa karena papa dan mama? " tanya mama yang sudah merasa. Aku hanya menggelngkan kepalaku yap pertanda TIDAK.
Mamapun setuju dengan keputusan ku dan lusa aku sudah bisa pindah ke jogja saat ini aku hanya bisa prepare untuk jogja karena mama yang bakalan nyiapin surat pindah dan segala macamnya.
Dua hari ternyata sangat singkat, ya ini saatnya aku pindah ke jogja sekarang aku berada di mobilku sindi dan mama yang mengantar kepergianku karena papa ada meeting yang sangat penting dikantor sehingga tidak bisa mengantarku, kita menuju ke Bandara dan menunggu jadwal keberangkatanku.

Dan tiba saatnya ku menaiki pesawat garuda indonesia yang berada di depan mataku, kulambaikan tanganku tak terasa air mataku mengalir dan kulihat dari jendela pesawat sindi dan mama juga menangis.
Hari ini adalah hari terbesarku, karena harus meninggalkan kedua orang tuaku dan sindi sahabatku. Sebuah rencana besar yang mungkin juga akan merubah hidupku secara besar besaran.

Tunggu aku di YogyakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang