Annoying Boy - Hoya

567 30 26
                                    

******

Dua namja duduk saling berhadapan di salah satu meja dalam cafe. Keduanya memasang tampang kesal dengan wajah terlipat. Disebelah salah satu namja itu, duduk juga seorang gadis berambut pendek sebahu yang terlihat bingung.

Sarang, gadis berambut pendek yang dimaksud. Sore itu dia ada janji kencan dengan seorang teman yang dikenalnya lewat media sosial. Janji itu juga yang membuatnya sekarang berada disini.

Sarang's POV

Ini bukan kali pertama!!!

Tiap aku punya kencan, Hoya selalu muncul secara kebetulan dan merusak semuanya. Waktu itu dia dengan sengaja membicarakan keburukanku di depan teman kencanku. Dan hari ini, dia malah mengajaknya bertengkar. Kalau saja aku tidak pura-pura menangis mungkin dua wajah namja di dekatku ini sudah babak belur.

"Siapa yang mau minta maaf duluan?" kataku. Pasalnya sudah satu jam setelah mereka berhenti bertengkar, kedua namja itu justru saling diam dan bertukar tatapan sinis. "Atau kalian mau aku pergi."

"Jangan pergi! Baiklah," kata Sungjae yang jadi teman kencanku sore itu. "Aku minta maaf Hoya ssi."

Hoya tidak bergeming. Saking kesalnya aku menyikut lengannya. "Eoh, aku juga minta maaf."

"Hoya, kau masih ingin disini?"

"Tentu."

"Yasudah. Ayo Sungjae kita pindah tempat lain saja."

"Yah, Sarang ah!"

"Wae? Kenapa malah berteriak padaku?" Aku abaikan wajah Hoya yang memelas. "Ayo Sungjae."

Sungjae kelihatannya heran dengan tingkahku dan Hoya. Tapi dia hanya menurut saja dan menggandeng tanganku meninggalkan cafe.

******

"Sungjae ya, aku minta maaf atas kelakuan temanku tadi."

"Tidak apa. Aku rasa justru kau yang harus minta maaf pada temanmu si Hoya itu." jawab Sungjae sambil terus mengemudi.

"Aku? Minta maaf padanya? Jangan harap. Ini bukan kali pertamanya dia menghancurkan kencanku." sahutku kesal.

"Sungguh? Memangnya sudah berapa kali dia bertingkah bodoh seperti tadi?"

"Entahlah aku malas mengingatnya. Tidak ada satu hari pun dalam seminggu dia tidak muncul dihadapanku. Ada saja tingkahnya."

"Bisa jadi dugaanku benar, Sarang ah."

"Dugaan apa maksudmu?"

"Hoya begitu karna dia menyukaimu."

Untuk beberapa saat selanjutnya aku dan Sungjae saling diam. Menyadari perkataannya yang sangat tidak masuk akal, membuat tawaku tak tertahan.

"Hahaha... Sungjae ya, apa tidak ada dugaan lain yang jauh lebih masuk akal? Aku tahu betul bagaimana anak itu. Dia memang menyebalkan dan suka menggangguku. Dia selalu punya alasan membuatku marah sampai harus adu fisik dengannya meski aku ini seorang yeoja. Dia bukan hanya teman yang menyebalkan dia juga tetangga yang jahat karna suka sekali menggangguku. Kau tahu, malam halloween kemarin, karna tahu aku tidak pergi ke pesta dia sengaja menyamar jadi hantu tanpa kepala lalu muncul di balcon kamarku. Aku yakin 100% dugaanmu itu tidak berdasar dan salah besar."

Saking asyiknya bercerita, aku tidak sadar bahwa sepanjang ceritaku Sungjae justru senyum-senyum sendiri sambil sesekali menggelengkap kepalanya.

"Ceritamu barusan justru menguatkan dugaanku, Sarang ah." Sungjae menginjak rem karna lampu merah. "Kalian saling menyukai, tapi karna sibuk menutupinya kalian sampai tidak sadar dan malah saling mengganggu. Aku rasa kalian perlu bicara serius empat mata untuk memastikannya."

INFINITE [CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang