Namja Aneh (1) - Woohyun

772 42 26
                                    

******

Seperti biasa, setiap hari Jum'at sepulang sekolah aku punya jadwal tambahan les bahasa Inggris. Tempatnya tidak jauh dari rumah, jadi aku biasa berangkat jalan kaki.

Kesialan menimpaku seharian ini. Di sekolah aku harus kena hukum karna teman sebangkuku, Myungsoo, lupa membawa buku tugasku yang dia pinjam tiga hari yang lalu. Saat jajan di kantin, aku jadi bahan tertawaan gara-gara rok yang kupakai ternyata terbalik. Setelah pelajaran olahraga, aku buru-buru ganti seragam sampai tidak memperhatikan kalau rokku terbalik.

Kelihatannya nama hari ini harus aku ganti jadi hari sial. Saat hendak pulang dari tempat les, mendadak turun hujan lebat. Kuperiksa ke dalam tas berharap tadi aku ingat memasukkan payung lipat ke dalamnya. Tapi lagi-lagi, sial!!! Aku tidak bawa payung. Terpaksa aku harus menunggu sampai hujan reda.

"Hei, bukankah kau Haeun?"

Seseorang menepuk pundakku dari samping. Spontan aku menengok ke arahnya. "Nde."

Ternyata ada seorang namja duduk di sampingku. "Kau tidak pulang?"

"Lupa bawa payung. Kau sendiri kenapa tidak pulang?"

"Menemanimu disini."

"Maksudmu?"

"Mana bisa namja tulen sepertiku ini melihat yeoja secantik Haeun menunggu seorang diri."

"Astaga! Tidak perlu berlebihan. Masih banyak orang, lihatlah!" Aku menunjuk ke bangku tempat duduk di seberangku.

Baru pertama aku menemukan spesies namja macam ini. Tidak punya malu. Baru bertemu bisa-bisanya dia merayu.

"Ngomong-ngomong... kau tidak mengenaliku?"

"Tidak." sahutku dingin.

"Wajahku ini limited edition loh. Masa iya tidak kenal?"

"Teman namjaku banyak."

"Ahh.. pantas saja."

Kami kembali diam. Aku sibuk memandangi derasnya hujan di luar dari balik pintu kaca.

Semakin berkurang jumlah orang yang tersisa. Kebanyakan dari mereka di jemput ayah atau ibunya. Sedangkan aku hanya bisa berharap hujan segera reda, karna mustahil ayah dan ibuku yang super sibuk itu sempat mampir kemari untuk menjemput.

"Haeun ah," panggil namja yang masih duduk di sampingku. "Tidak ada yang menjemputmu?"

"Eoh. Aku memang biasa jalan kaki. Kenapa?"

"Kasihan saja. Yang lain sudah banyak yang dijemput."

Astaga nada bicaranya menyebalkan sekali.

"Jangan banyak bicara. Kau sendiri juga tidak ada yang jemput."

"Aku sih memang sengaja menunggu hujan bersamamu." Dengan polosnya dia tersenyum padaku. Hah anak ini memang menyebalkan, meskipun dilihat-lihat tampan juga.

"Baguslah. Jadi aku tidak sendirian."

"Kau senang?"

"Apa maksudmu?"

"Senang karena aku temani?"

"Menyebalkan." Sahutku sambil memalingkan wajah. Aku dengar dia tertawa pelan. 

Hujan akhirnya mereda. Tersisa gerimis saja. Kukencangkan tali sepatu dan bersiap meninggalkan tempat les. Tapi langkahku kemudian terhenti saat seseorang meraih tanganku. Aku menolehkan kepala mendapati namja menyebalkan yang tampan tadi memegangi tanganku.

"Tunggu. Kita pulang bersama."

Saat tepat keluar dari pintu tempat les, aku lihat dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Payung.

"Nah dengan ini kita tidak akan basah karna gerimis."

"Ya, Tuhan! Jadi daritadi kau itu bawa payung? Kenapa tidak bilang?"

"Hehe... Kau kan tidak bertanya." namja itu tertawa lebar. Membuat matanya hanya menyisakan lengkungan garis saja. "Aku ingin dapat waktu lebih untuk mengobrol denganmu."

"Terserah kau saja." Aku melangkahkan kaki cepat.

"Hei tunggu!!"

"Namja aneh" rutukku kesal.

******

INFINITE [CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang