Genie [ namjin ]

2.3K 161 12
                                    

It naturally falls upon a beautiful genie to fulfill your wish, or be the wish itself.
Or maybe in a paradoxical context, that may sounds so unreal... that it becomes the one wishes to you.

[ WARNING ]
NSFW

•<>•

Sial.

Lelaki bertubuh tinggi itu menghempaskan tubuhnya ke kasur muatan satu tubuh. Sepasang matanya memutar, lalu terpejam, lalu terbuka lagi. Lain halnya dengan pikirannya yang berputar, terus berputar, tak tentu arah. Kepalanya bersandar di tangannya yang kekar, sekilas berharap agar tangan itu menjadi sandaran, solusi atas masalahnya—bukan berpihak pada kerugian saat memasang taruhan untuk kata 'jackpot' namun gagal. Bukan untuk meninju lintah darat tua yang pernah membuatnya terjerat hutang, dan nyaris menjeratnya lagi.

Pria itu dibuat frustasi oleh satu hal: Uang. Uang adalah nyawanya—nyawa yang seutuhnya. Nyawanya sendiri mungkin tidak lebih berharga dari nilai mata uang. Oleh karena kalah taruhan, kini nyawanya tinggal kenangan. Jika nyawanya tinggal kenangan, artinya dia tidak hidup. Jika dia tidak hidup, artinya riwayatnya sudah tamat.

Sial, sial.

Sepuluh miliar. Semestinya angka yang tertera di peruntungan itu menjadi miliknya. Semestinya dewi fortuna tetap berkontribusi memberikan jasa di saat genting. Semestinya saat ini dia melaksanakan rutinitasnya di dunia malam, menenggak alkohol seperti kehendaknya, menggila bersama teman-teman sampai pagi—menggoda mereka yang memanja mata, untuk meraihnya dalam pelukan semalam suntuk.

Habis, habis, habis.

Waktunya habis. Kesabarannya habis. Upayanya untuk memelihara kewarasan habis.

Gila, gila, gila.

Tak ada toleransi lagi. Jika tak ada Uang disisinya detik ini juga, dia bisa gila!

•<#>•

Namjoon beranjak dari tempat tidur, mengacak rambutnya yang tegak kekuningan. Mulutnya mengeluarkan decakan tidak senang.

Benar-benar. Sepeser pun tak ada. Dompet kulit berlogo 'Alexanderite McQueen'-nya kemudian dilempar sembarangan ke atas kasur. Diambilnya sekotak Marlboro di atas meja dan menyulut ujungnya dengan api sambil membuka jendelanya lebar-lebar. Kemudian dia bersandar. Matanya menerawang, merasakan aliran angin yang bebas, lembut membelai tubuhnya. Cerminan kehidupannya yang bebas, dengan tiap napasnya adalah tujuan-tujuan lukratif untuk egonya yang tinggi.

Benar, jika hidupnya bebas. Salah, jika hidupnya tak berarah, tak bertujuan. Dia hidup, bermanfaat—untuk dirinya sendiri. Tak ada keluarga. Tak ada sahabat. Apa yang ada ialah diri sendiri, dan kesenangan.

Lelaki itu merasa benar untuk hidupnya yang sekarang. Hidup yang menyenangkan. Berteman dengan kriminalitas, negosiasi ilegal yang terus berjalan dengan limpahan keuntungan. Maka jangan sekali-kali terlibat, jika tak ingin menanggung akibat. Prinsip hidupnya yang masih bertahan hingga saat ini.

Hidup yang sempurna, jika dengan Uang.

SETELAH HISAPAN yang ke-10, laki-laki itu merasa otaknya kembali pulih. Telah tersusun sebuah rencana di dalamnya, segera. Tangan besarnya mengambil 6S-nya, mengetik sejumlah kata.

To: Prickman
"Grab your things and get ready. We'll be having a long journey."

Namjoon hanya meliputi tubuh dengan wifebeater dan cargo pants, didukung leather jacket hitam yang hanya ditaruh dalam bawaan, berangkat untuk tujuan selanjutnya. Setelah mengambil kunci mobil, kakinya melangkah menuju tempat Lamborghini Reventon-nya terparkir. Tak ketinggalan rekannya yang paling setia, Marlboro.

DivertilladoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang