KCS (Konoha Coffee Shop), 11:00 a.m
Seorang wanita paruh baya sedang berhadapan dengan gadis berusia 23 tahun bermata emerald yang indah. Surai merah mudanya menjadi ciri khas dari gadis itu.
Ia --wanita paruh baya-- itu menyesap tehnya secara perlahan.
Panas.
Karena tehnya baru datang.
"Lama tidak berjumpa," katanya memulai sesi pembicaraan. "Haruno Sakura."
Gadis bernama Sakura itu tersenyum ramah. Tatapan akan kerinduan ia perlihatkan secara jelas. Ia tak bisa menutupi perasaan rindunya ketika duduk berhadapan dengan wanita paruh baya itu.
"Anda masih terlihat awet muda," Sakura menarik nafasnya panjang. "Mikoto-sama."
Mikoto tersenyum geli. Ia menaruh cangkir tehnya lalu meraih kedua tangan Sakura, lalu menggenggamnya erat.
"Aku tidak bisa berlama-lama. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu." ucapnya dengan nada khawatir.
Sakura merasakan ada sesuatu yang tidak enak. Ia merasa sedikit ketakutan. Entah mengapa. Ia pun menatap Mikoto dengan tatapan yang santai.
"Aku mendengarkan." katanya santai menetralisir degupan jantungnya yang tiba-tiba menjadi cepat.
Raut wajah Mikoto berubah menjadi serius. Ia mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah lembaran kertas koran yang sudah kusam Mikoto tunjukkan pada Sakura.
"Sembilan tahun lalu, tragedi kapal Konoha Cruise Lines yang tenggelam itu, apa kau ingat?" Mikoto menyodorkan kertas tersebut. Lalu Sakura membacanya dengan sedetail mungkin.
"Iya, aku ingat. Lalu, apa yang ingin anda katakan?" Sakura mengembalikan kertas tersebut.
Mikoto menghela nafasnya, "Korban kapal tenggelam itu berjumlah 349 orang," matanya beralih menatap kaca kafe. "Sasuke salah satunya."
Sakura membulatkan matanya terkejut. Sasuke menjadi korban kapal Konoha Cruise Lines dan Sakura tidak tahu akan hal penting seperti itu? Kau hebat Sakura.
"J-jadi dia..." mata Sakura mulai berkaca-kaca.
"Dia tidak meninggal," Mikoto tertawa melihat ekspresi Sakura yang konyol itu. "Dia selamat. Tapi aku baru tahu beberapa bulan yang lalu."
Oke, Sakura makin bingung dengan semua ini. Mikoto bahkan baru tahu kalau Sasuke selamat? Luar biasa.
"Anda baru tahu? Bagaimana bisa?" tanya Sakura.
Mikoto kembali menatap Sakura setelah menyeruput tehnya. Ia berpikir keras sejenak sebelum mengatakan yang sebenarnya.
"Yang kami tahu selama ini, Sasuke menjadi korban Konoha Cruise Lines dan mayatnya tidak ditemukan." kata Mikoto memberi jeda.
"Lalu?"
"Kami pasrah. Dan aku sangat yakin bahwa kamu hanya tahu kalau Sasuke menghilang tanpa kabar. Benar?"
Sakura mengangguk membenarkan, "Iya." timpalnya lesu. Jadi selama ini dia telah berburuk sangka dan mengira bahwa Sasuke telah meninggalkannya begitu saja? Sebegitu burukkah pemikiran dangkalnya itu?
"Lalu, empat bulan yang lalu ada seorang wanita yang mengaku bernama Konan. Dia membawa Sasuke pulang ke rumah kami. Tentu saja kami terkejut." lanjutnya mengingat bagaimana saat Sasuke kembali ke rumah.
"Kenapa Roran baru mengembalikan Sasuke pada anda?" tanya Sakura merasa janggal.
"Namanya Konan, bukan Roran," Mikoto tertawa agak keras, "Katanya selama ini dia mencari info mengenai Sasuke. Dan ia baru bisa mengetahui latar belakang Sasuke baru-baru ini." ujarnya memperjelas.
Sakura mengernyitkan alisnya, "Ada apa dengan Sasuke, Mikoto-sama? Bukankah Sasuke bisa pulang sendiri ke kediaman Uchiha?"
Sakura berpikir, seharusnya Sasuke bisa pulang sendiri ke Konoha, bukan? Kenapa ia harus diantar oleh seorang wanita?
"Itu yang ingin kubicarakan padamu." ekspresi Mikoto kembali serius.
"Aku mendengarkan." Sakura ikut serius.
Jeda sebentar.
"Amnesia."
"Apa?"
Sakura menyipitkan matanya. Apa yang barusan Mikoto katakan? Amnesia? Apa maksudnya?
"Amnesia?" Sakura mengulang perkataan Mikoto. Tak lama, matanya membelalak kaget.
"Iya, amnesia."
"Jadi, anda bermaksud mengatakan kalau Sasuke itu..." Sakura menelan ludahnya susah payah, "Amnesia?"
Sakura makin terkejut kala Mikoto menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan.
Sasuke amnesia? Apakah parah?
"Aku ingin meminta satu hal padamu, Sakura. Permintaan seorang ibu." ujar Mikoto dengan tatapan penuh harap.
Sakura tersenyum, "Katakan saja, Mikoto-sama. Kali ini aku akan benar-benar akan mengabulkan permintaanmu." ujar Sakura sangat yakin.
"Aku hanya ingin agar ingatan Sasuke kembali. Aku ingin dia kembali mengingatku, suamiku, dan Itachi." suara Mikoto terdengar serak. Tenggorokannya seperti tercekat.
"Apa yang harus kulakukan?" Sakura merasa iba.
"Hiduplah bersama Sasuke. Aku yakin hanya dirimu yang bisa mengembalikan semua ingatannya."
Permintaan Mikoto tentu saja membuat hati Sakura mencelos. Hidup dengan Sasuke? Benarkah ia harus melakukan hal itu? Ah, Sakura lupa. Ia telah berjanji pada Mikoto.
Sakura tersenyum lembut, "Ya, akan kulakukan." ucap Sakura kemudian memeluk erat tubuh rapuh Mikoto.
Rasanya agak berat menerima keputusan ini. Masalahnya, permintaan Mikoto tidaklah main-main. Sakura masih sedikit ragu dan sedikit takut membayangkan apa yang akan terjadi nanti setelah hidup bersama Sasuke. Meskipun faktanya, ia mencintai Sasuke.
Keduanya sama-sama terisak. Untung saja kafe ini belum begitu ramai. Jadi tidak banyak yang melihat mereka.
"Gomen, Sakura... gomen." kata Mikoto penuh penyesalan. Ia menangis dalam pelukan Sakura.
Sakura tersenyum miris, "Tidak apa, Mikoto-sama." ia mengelus punggung Mikoto pelan.
Mikoto melepas pelukannya, lalu menatap Sakura nanar, "Sasuke akan menghubungimu nanti." katanya.
Sakura mengangguk, "Tenang saja, anda tidak perlu khawatir. Akan kuusahakan agar Sasuke kembali seperti dulu lagi."
Mikoto tersenyum. Ia percaya pada Sakura. Ia telah mengenal gadis itu sejak lama. Dulu Sasuke sering mengajaknya ke rumah untuk kerja kelompok bahkan hanya untuk sekedar bermain.
"Aku percayakan semuanya padamu." kata Mikoto terharu.
Sakura tak menjawab. Ia hanya tersenyum kemudian mengangguk.
Ia sadar, sebentar lagi permainan cinta dan takdir akan mengetuk pintu kehidupannya. Ini adalah tugas yang melibatkan perasaan. Dan Sakura harus menuntaskan semua ini. Sendiri.
.
.
.T B C
An:
Untuk fic ini aku memang sengaja gak matok berapa jumlah wordnya. Jumlah word akan disesuaikan dengan kebutuhan dan konflik di tiap chapternya. Jadi mohon pengertiannya^^Salam,
maulidyaandini
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartesia
Fiksi Penggemar"Menikahlah denganku sampai ingatanku kembali. Dan setelah itu kita akan berpisah. Aku dengan wanita yang kucintai dan kamu lelaki yang kau cintai." Aku terdiam. "Kamu tidak tahu kebenarannya, Sasuke. Cintamu telah terbalaskan sedari dulu." Andai ak...