2

166 15 0
                                    

-Author Pov-

Setelah dua hari di Seoul untuk merayakan beasiswa yang di dapat oleh Jihyun, orang tua serta adik mereka kembali ke Busan. Karena Park Jisung harus masuk sekolah dan perusahaan di Busan tidak dapat di tinggal dalam waktu lama.

Suasana di apartemen yang mereka tempati terasa begitu canggung. Kini giliran Jimin yang menghindari Jihyun.

Bahkan Jimin melanggar janjinya, malam ini apartemen mereka kembali dipenuhi suara desahan dari kamar Jimin. Jimin kembali membawa gadis ke apartemen mereka.

"Ahhh ahh Jim..."

"Ahh ohh. U r so tight baby... ohhhh"

Jihyun menutup kepalanya dengan bantal, menangis. Rasa sesak di dadanya kembali terasa.

Sementara Jimin yang berada tepat disebelah kamarnya terus bersuara.

"Ohhh My! Jimin aaaakhh...."

"Ahhh ahhh.... sshhh...."

"leebbiihhh ceeppaatt aahhhh..."

Tidak menunggu waktu lama Jimin mencapai puncak. Seperti biasa Jimin akan segera membersihkan dirinya dan mengusir jalang tersebut. Jimin hanya membutuhkan seseorang untuk melampiaskan.

###

Ini sudah hampir dua minggu Jimin selalu membawa jalang ke apartemen mereka. Jihyun sudah mulai tidak tahan dengan tingkah Jimin yang semakin menjadi. Jadi Jihyun memutuskan untuk menggedor kamar Jimin menghentikan kegiatan di dalam.

"YA! BERHENTILAH! KAU JALANG, KELUAR DARI RUMAHKU!"

BUUKKK BUUKK BUUKKK!!!

Jihyun memukul dan menendang pintu kamar Jimin. Tidak lama setelahnya, pintu kamar Jimin terbuka di ikuti tatapan kesal seorang Park Jimin.

"Ya! keluar kau!" Jihyun menunjuk jalang yang sedang terbaring di kasur jimin mengisyaratkan jalang itu untuk keluar.

"PALLI!" Teriak Jihyun. Jalang tersebut langsung keluar tak lupa memungut pakaiannya dan mengambil uang yang disodorkan jimin.

"Neo micheosseo?!" nafas Jihyun memburu. Matanya merah. Dia benar-benar marah. Dia marah untuk alasan yang tepat. Jimin harusnya belajar bukannya bercinta dua mingguan full.

"urus saja dirimu!"jawab Jimin santai kembali berbaring di tempat tidur.

"kau sudah berjanji Jimin!" Jihyun mengacak rambutnya frustasi.

"Kau juga sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan aku! Tapi apa? Beasiswa ke Jepang? Sejak kapan kau merencanakannya?" jimin menatap sengit ke arah Jihyun.

"aku tak pernah merencanakannya. Hanya kebetulan" bukan itu jawaban yang Jimin inginkan.

"Kau berbohong! Kau tidak memikirkanku? Kau meninggalkan aku? Padahal dulu aku kembali karena tak mampu meninggalkanmu!" senyuman Jimin jelas sekali terlihat mengejek. Lebih kapada dirinya sendiri.

"ini demi kebaikan kita Jim..." hanya kata itu yang mampu lolos dari bibir Jihyun.

"Ini demi kebaikanmu Ji, bukan kita! Kau egois. Kau tidak mememikirkan perasaanku! Kau hanya memikirkan hidupmu sendiri!" ucapan Jimin bagaikan tombak yang langsung menusuk tepat ke jantung Jihyun. Menyakitkan.

"Aku memang egois Jim. Ak aku harus melakukan ini demi kebaikan kita berdua." Mengalah, itulah yang sedang Jihyun lakukan.

Dia tak ingin memperkeruh suasana. Tak ingin emosi mengambil alih hati dan pikirannya.

Love Between Us [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang