Jiwa dan Tubuh

59 4 0
                                    

Banri langsung keluar kamar, dengan sangat terburu-buru. Dia pergi ke sebuah jembatan kayu yang panjang. Jembatan itu adalah tempat hilangnya ingatan Banri.

"Inilah tempat di mana aku kehilangan ingatan." Ucap Banri dalam hati.

Lalu, Banri terdiam.

"Kenapa... Kenapa aku... tidak mengingat apa pun?" Teriak Banri.

"Bagiku, Linda-senpai itu siapa?" Ucap Banri.

KRRRRRRIIIIIINNNNGGG!! Ponsel Banri berdering keras.

"Banri." Tanya Mitsuo.

"Mitsuo." Jawab Banri.

"Hei, bisakah aku ke tempatmu?" Tanya Mitsuo

"Aku... tidak di sana." Jawab Banri, dengan ekspresi bingung.

"Hah?" Balas Mitsuo.

"Aku tidak disana." Jawab Banri.

Tiba-tiba Banri menangis dengan keras.

.

.

.

Banri kembali menuju Tokyo , dengan menaiki kereta.

.

.

FLASHBACK POV ( Hantu Banri)

Aku Tada Banri sampai umur 18. Saat hari kelulusanku.. Aku jatuh dai jembatan dan meninggalkan tubuhku. Aku diabaikan dan hidup tanpa arti, Banri yang tanpa jiwa dan kosong terkena amnesia, dan menjadi mahasiswa. Saat itu, sebagai hantu, aku terus berada disamping Tada Banri yang baru. Tapi, Banri tidak mendengar suaraku.

.

.

DEEEETTT!! DEEEETT!! Ponsel Banri bergetar, ada pesan masuk dari Koko.

"Ikutlah denganku mengambil barang kita diclub. Aku ingin bicara denganmu setelah itu." Tulis Koko.

.

.

Banri dan Koko bertemu disebuah café.

"Kita baru saja bertemu.. Tapi bersama dengan Banri itu sangat menyenangan. Itu Benar. Jadi, aku harap kita bisa menjadi teman yang baik." Ucap Koko.

Banri pun mengeluarkan menghenduskan nafasnya.

"Huaaaahhhhh!" Hembus nafas Banri.

"Kenapa?" Tanya Koko.

"Bukan apa-apa." Jawab Banri.

Lalu, Koko memberikan cermin kepada Banri sebagai tanda pertemanan.

"Aku ingin kamu menerima ini." Ucap Koko.

"Hah?" Jawab Banri, yang terbingung.

"Kita sama. Lihat? Ini cermin peninggalan. Aku mengambilnya saat kita melarikan diri dari club itu. Waktu itu, aku meninggalkan barang-barangku, bukan? Tapi, aku menyimpan ini di kantong. Jadi aku membawanya. Setelah itu, aku berpikir akan menggunakan ini sebagai tanda pertemanan kita. Aku ingin memberikan hal yang sama, jadi aku membelinya. Terimalah!" Balas Koko, yang juga mengeluarkan cermin sama dan memberikannya pada Banri.

"Makasih." Balas Banri, dengan tersenyum.

.

.

Pembicaraan mereka selesai begitu saja. Lalu, Banri kembali pulang ke apartemennya.

"Teman yang baik,ya?" Tanya Banri, pada diri sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Golden TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang