lembar pertama

622 29 3
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto. No material profit gained from this fanfiction.

"Better Than From You"
Gaara Hinata Fanfiction

Happy Reading^^
.
.
.
.
.
Gadis itu duduk menjuntaikan kedua kakinya menyentuh permukaan air ditepian danau.
Angin senja berhasil menerbangkan setiap helai surai indigonya.
Rahangnya mengeras seiring dengan kedua halis yang bertemu.
Jika ia teliti memahami, banyak sekali kejanggalan dalam hubungannya dengan pria berkulit tan itu.

Uzumaki Naruto.

Cinta pertamanya yang ia kira akan selalu membuatnya tersipu malu. Dan siapa sangka cintanya berbalas ketika pria itu berkata, "Hinata mau kah menjadi kekasihku?"

Ia tak tahu saat itu, di sana, di belakang Naruto ada Sakura yang tengah berpegangan tangan dengan Sasuke-kekasihnya-.
Seharusnya ia sudah bisa menebak bahwa ia dijadikan Naruto sebagai pelampiasan.
Tapi Hinata tak bisa menolak permohonan mata sebening lautan shappir itu.
Dirinya terlalu dibuai rasa bahagia yang membawanya terbang membungbung langit, bahkan mungkin saat itu Hinata merasa melayang melintasi luar angkasa yang tak terkira jauhnya.
Hingga ia sendiri tak sadar saat menjawab pertanyaan itu.
Yang ia tahu awalnya pria itu baik, memberinya perhatian yang harus Hinata akui bahwa ia sangat suka.
Tapi ketika rumor hubungan Sakura dan Sasuke berakhir, semuanya berubah.
Tak ada lagi sapaan selamat pagi, atau mungkin kata "hay" yang pria itu kirim lewat pesan singkat.
Mungkin saat berita itu beredar, Naruto langsung berdiri sigap di belakang Sakura.
Setahu Hinata, Sakura adalah cinta pertama Naruto.
Sama dengannya, cinta pertama itu tidak mudah dilupakan.
Kian kemari Naruto tak lagi peduli dengan perasaannya. Tak jarang ia menunjukan perhatian lebih terhadap Sakura.
Dan lebih sialnya Sakura bahkan tak menganggapnya ada ketika dengan tidak merasa bersalahnya ia merangkul tangan Naruto di hadapannya. Yang semua orang tahu bahwa status Hinata masih kekasih Naruto.

Oh shit! Naruto tak akan peduli dengan hal semacam itu.

Ia ingin mengutuk pria itu, menyumpahinya di setiap langkah kecil Hinata. Hatinya terlalu lelah dipermainkan. Ia ingin lepas, tapi mulutnya selalu terkunci.

Kelopak matanya mengerjap disusul dengan cairan bening jatuh melewati pipi tirusnya.
Sepanjang mata memandang hanya ada air berwarna hijau, diam dan tenang.

Ada orang yang mengatakan, bahwa cinta pertama itu selalu gagal. Apa itu berlaku bagi Hinata?

Ia menghela nafas.

Dan ketika Hinata mengamati sekeliling, ia baru saja akan berteriak namun tertahan saat tidak dengan sengaja irisnya menangkap seorang pria yang belum lama ini ia kenal tengah duduk di sampingnya.

Hinata menemukan pria bersurai merah marun yang tengah menatap dingin dirinya.
Ia pun buru-buru memalingkan kepala, setelah sadar mereka saling bertatapan.
Berbeda dengan sang pria yang hanya menghela nafas dan kembali menatap tenangnya air danau.

"Ga-gaara." cicit Hinata.

Hinata tak mengerti akan dirinya yang selalu gugup jika berdekatan dengan pria ini.
Pria yang baru-baru ini hadir di sekelilingnya seolah memberi tawaran untuk menjadi penawar rasa sakitnya. Karena entah mengapa -atau memang Hinata yang besar kepala- setiap Hinata merasa ingin menangis terutama di tempat terbuka seperti ini, pria bertato 'Ai di pelipis kirinya itu selalu muncul di sampingnya. Dan ini terjadi tak hanya sekali dua kali, tapi sering. Mungkin kalau Hinata berani mengatakan, dia selalu muncul setiap ... hari.

AnotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang