Chapter two

1.3K 38 0
                                    


Dean side....

Dengan malas dean membuka mata. Sebenarnya dia malas untuk berangkat ke sekolah. Tapi kalau saja tidak ada rapat untuk acara sekolah, mungkin dia akan beralasan sakit agar tidak masuk sekolah.

Dean melihat jam dinding yang menempelpada dinding kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul tujuh sore. Berarti masih ada waktu satu jam untuknya pergi kesekolah. Dia mendudukkan dirinya di Kasur dan membuka pesan dari grup chat sekolah.

Hah dengan malas dia membuka pesan itu. Dia membelalakkan matanya saat membaca salah satu pesan yang dikirim oleh anggotannya.

"dean cepat kau datang kesini. Kau tahu mr.gilbert sudah mengeluarkan aura setannya. Jangan bilang kau lupa. Kemarin bukannya sudah diberitahukan kalau hari kamis kita akan datang lebih awal"

Tanpa membalas pesan grup, dean langsung berlari mengambil handuknya yang tergantung di pintu lemari bajunya dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia tak peduli bersih atau tidak. Toh juga tidak akan ada yang menyadari apakah dia sudah mandi atau belum. Dengan kulit putih cerahnya pasti tak bakal ketahuan dengan cepat. Bau ? dia juga tidak usah takut dengan itu karena cukup disemprotkan dengan parfum saja sudah wangi.

Memang kalau otak cerdas apa saja bisa dilakukan.

Setelah selesai mencuci badannya, dean langsung membuka lemarinnya dan mengambil seragam sekolahnya. Dengan cepat-cepat dia pakai baju atasan dan bawahannya setelah itu merapikan penampilannya sebentar. Sungguh pagi yang menyebalkan baginya.

Selesai memakai seragam dan bersiap-siap. Dia mengambil ponselnya dan berlari keluar kamar. Dia berjalan turun kelantai bawah. Ayah dan ibunya yang duduk di ruang makan bingung sendiri melihat kelakuan anaknya. Dan mereka juga bingung kenapa anaknya seperti dikejar-kejar anjing.

"dean sini sarapan dulu. Kamu kenapa buru-buru sekali ? bukannya masih lama ?" Tanya ibu dean sambil mengolesi selai diatas selembar roti.

"aissh mom dean sarapan di sekolah saja okey. Ini dean buru-buru" ucap dean sambil memasang sepatunya.

"kalau ditanya orang tua itu yang sopan dean" ucap ayahnya kali ini.

"maaf dad tapi memang kali ini dean buru-buru. Dean sudah telat masuk rapat okey bye mom dad" jawab dean langsung melenggang pergi.

Dia keluar rumah nya dan memanggil seorang supir pribadi yang biasa mengantarnya pergi kesekolah. Setelah sopirnya datang dengan mobil, dia langsung masuk kedalam mobildan menyuruh sang supir untuk menjalankan mobilnya dengan cepat. Tapi dengan tegas supirnya itu menolak. Jelas menolak bagaimana kalau mereka kecelakaan di pagi hari pula. Itu tidak lucu sama sekali. Jadi, dean hanya menghela nafas saja mendengar celotehan sang supir didepannya ini.

Supirnya ini termasuk supir yang dipercaya dean untuk membawa pergi kemana-mana. Karena hanya dengan dialah dean bisa berkompromi untuk pergi kemanapun walaupun itu tempat yang dilarang oleh orang tuannya. Tapi dean bisa meyakinkan supirnya agar tidak takut karena itu adalah perintah dean sendiri. Dan supirnya percaya.

Di perjalanan, dean menduga-duga apa yang akan terjadi karena dirinya terlambat. Mr.gilbert adalah guru yang sangat disiplin dan bahkan disegani semua murid disekolah. Bukan hanya murid saja yang takut. Tapi juga ada beberapa guru yang takut dengan mr.gilbert.

Dean tidak tahu aura apa yang gurunya pakai itu. Dia bingung bagaimana bisa dia ditakuti semua orang. Jujur dirinya juga takut. Maka dari itu dia cepat-cepat untuk berangkat kesekolah karena tak mau mendapatkan hukuman oleh guru tersebut. Apalagi dia adalah ketua dari student council.

Organisai yang mengurus segala macam acara disekolah. Dan karena sebentar lagi ada acara sekolah, maka belakangan ini dia dan teman-temannya dibuat sibuk disekolah.

Mr.Psycho (ON-HOLD)Where stories live. Discover now