Dean side...Dean berjalan menuju kelasnya dengan rasa kesal. Bagaimana tidak kesal kalau dia mendapat hukuman yang tidak mungkin dia lakukan. Ah mungkin bisa saja dia lakukan tapi dia tak akan berjanji bisa melaksanakan hukuman itu dengan mulus dan lancar apalagi kalau hasilnya sudah sangat bagus. Dan untuk hasil yang sangat bagus itu tidak akan mungkin.
Bagaimana tidak kalau seorang super dingin nomor satu disekolah ini harus dia taklukan dalam hal perilaku. Dia harus berhasil merubah sifat dan sikap orang yang paling dingin, cuek, dan paling tertutup disekolah ini. Mungkin saat ini yang dia pikirkan adalah sebuah rencana. Ya sebuah rencana agar dia bisa menjadi dekat dengan si dingin. Tapi dia bingung bagaimana caranya agar menaklukan murid dingin itu. Tapi masalahnya adalah dia itu beda kelas dengan murid dingin itu. Jadi bagaimana mungkin dia bisa mendekati bahkan kenal dengannya.
Dalam perjalanan menuju kelas, dia pusing sendiri memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan. Dean berpikir kalau dia tak akan bisa menunda waktu ini. Memang enam bulan adalah waktu yang cukup lama. Tapi dalam masalah ini, waktu enam bulan itu sangat sedikit bahkan kurang menurutnya.
Setelah pusing memikirkan hal itu, dean baru menyadari kalau tifanny sahabatnya itu satu kelas dengan murid dingin. Ah bagaimana dia bisa melupakan hal itu. Jadi langkah awal mungkin dia harus mencari informasi tentang murid dingin itu. Ya dean harus melakukan itu. Dean tersenyum dan berdoa semoga rencana ini akan berhasil.
Dean sampai di depan kelas, dia langsung masuk kedalam kelas dengan menggendong tas punggungnya. Awalnya guru mata pelajaran yang sedang mengajar dikelasnya ingin marah dengan dean. Tapi karena dean menjelaskan kalau dia habis dari ruangan mr.gilbert, baru guru itu memperbolehkannya duduk. Semua murid dikelas sudah menebak-nebak kalau dean mendapat hukuman dari guru tersebut.
Dean duduk di bangku paling belakang. Walaupun dia pintar, dia juga tak akan mau duduk di tempat paling depan. Ingat dia juga masih muda. Jadi dia ingin menikmati masa-masa sekolahnya. Walaupun tempat duduknya dibelakang, nilai mata pelajaran tidak berpengaruh padanya. Nilainya juga tetap diatas rata-rata walaupun dikelas dia juga sering membuat keonaran. Tapi itu tak akan parah dibandingkan dengan pembuat onar yang asli di sekolahnya.
Ditengah pelajaran berlangsung, dia berpikir mungkin sebagian teman kelasnya tahu siapa si murid dingin itu. Jadi dia memanggil salah satu temannya yang bisa dibilang update dalam segala hal. Termasuk berita-berita disekolah.
"anggie" panggil dean kepada perempuan yang duduk didepannya. Murid wanita itu menoleh kearah belakang tepat kearah dean.
"hmm apa ?" Tanya anggie.
"aku mau tanya sesuatu"
"tanya apa ?" bingung anggie
"kau tahu si murid dingin yang satu kelas dengan tifanny ?" sontak anggie menolehkan kepalanya kearah dean dengan raut muka terkejut.
"kenapa kau menanyakannya ? kau tidak sedang brmasalah dengannya kan ?" tanya anggie beruntun. Untung saja mereka memelankan volume suara mereka. Kalau tidak hukuman akan menanti mereka.
"aku hanya tanya saja. Lebih baik kau jawab" dean yang awalnya bingung karena tidak tahu apa-apa.
"aku tidak tahu pasti dengannya. Tapi aku pernah dengar kalau dia itu sangat tertutup bahkan gurupun kadang takut saat dia melihat guru dengan tajam" jelas anggie. Dean merasa kurang puas dengan penjelasan temannya ini.
"memang siapa namanya ?"
"namanya dellon canberg" dean menganggukan kepalanya saat mendapat nama murid tersebut.
Dean terus mengingat nama tersebut. Dellon nama yang bagus menurutnya. Dia berikir padahal nama dellon adalah nama orang yang ramah tapi ini malah kebalikannya. Dan canberg. Saat memikirkan kata tersebut, dean sontak mendongakkan kepalanya. Canberg apa dia tidak salah dengar. Dean menanyakan nama belakang dellon sekali lagi kepada anggie an jawabannya sama. Berarti dia tidak salah dengar.
YOU ARE READING
Mr.Psycho (ON-HOLD)
Mystery / ThrillerWarning !!! Boy x boy Seorang pemuda dengan penuh kekejaman. Pertumpahan darah. Warna merah darah kesukaannya. Melihat orang terbunuh ditangannya merasa puas. Dunianya yang berbeda dengan dunia orang lain. Dunia dia, penuh dengan warna merah. N...