Semua Tentang Dia

39 2 0
                                    

Aku sedang belajar pelajaran ekonomi hmm itu pelajaran yang paling aku benci untuk sesorang yang menyukai sastra dan logika seperti aku setidaknya aku lebih suka matematika dari pada ekonomi walaupun matematika membuat aku merasa tertantang untuk meemecahkan dan menyelesaikan suatu soal secara logika yang terkadang keluar dari rumus rumus yang ada, yasudahlah tidak usah membahas ekonomi dan matematika itu membuat otaku bingung nanti aku malah memasukan rumus matematika kesoal ekonomi kan gak lucu, lebih baik kita membahas tentang dia yang berada disebelahku hari ini wajahnya berbeda dengan kemarin skarang lebih terlihat seperti seharusnya walaupun aku tidak tahu yang seharusnya itu seperti apa tapi yahh sudahlah aku senang jika dia tidak sedih lagi. Pak rusli sudah keluar dari tadi dan sekarang belum ada guru yang masuk lagi untuk belajar, aku memperhatikan dia yang sedang serius menyalin tulisan dipapan tulis aku memandangnya sambil kepalaku kuletakan di atas meja aku baru sadar bahwa dia memang benar benar sangat manis dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya hidung mancung yang bertengger dengan sangat sempurna bibir tipis yang merah kenapa bibirnya bisa semerah dan seseksi itu bahkan bibirku kalah merahnya dengan bibiir itu ohh dan juga rambut coklat tembaga yang sepertinya sangat halus untuk dibelai aku heran kenapa kulitnya begitu bersih dan putih mungkin sering perawatan kali yaa berbeda dengan kulitku yang berwarna sawo matang tapi aku bersyukur dengan warna kulitku yang kelihatan eksotis gitu tapi kenapa makhuk seperti diabisa menyukaiku maksudku menyukai orang seperti aku padahal aku tidak cantik, aku tidak baik, aku bisu, aku anak yatim piatu, dan aku bukan makhluk yang sempurna, aku dan dia bagai bumi dan bulan selalu bersama dan aku suka itu walaupun bumi dan bulan tak bisa bersatu asalkan bersamanya aku bahagia sangat bahagia.

" kenapa liatin aku kaya gitu aau ko aku tampan dan manis " dia menengok kearahku setelah menutup buku tulisnya, aku tersenyum dan mengganguk " sudah ku duga, mana buku kamu aku tanda tanganin sini " dia mengambil bukuku dan membuka halaman tengah lalu mulai mencoret coret bukuku entah dia menulis apa " nih tapi liatnya nanti aja kalau udah sampai rumah okke " aku menganguk dan tersenyum lalu dia juga meletakan kepalanya di atas meja kini kami saling memandang tapi aku usahakan tidak menatap matanya aku takut melihat matanya yang menatapku intens lagi pula jika aku meliahatnya lama lama itu namanya zina mata astaghfirulah jangan sampai, dia mulai menyentuh dahiku mataku hidungku dan juga bibirku tangan dia berhenti sangat lama dibibirku

" apa jika kita sudah muhrim apa aku boleh menyentu lebih dari ini " dia berbisik lembut aku tersenyum dan mengganguk yah jika bisa aku tidak bisa terlalu berharap " aku akan menunggu saat itu " lalu dia menegakan badanya karena bu nining guru bahasa sunda sudah masuk akupun ikut menegakan badanku dan mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.

Kamu tau kenapa bumi hanya memilih matahari untuk dikejar ?

Itu karena dia tahu bahwa bulan akan selalu setia mengitarinya

Kamu tahu kenapa anjing sangat setia pada majikannya ?

Itu karena dia selalu berharap bahwa majikannya tidak akan pernah pergi

Kamu tahu kenapa laut tidak pernah meninglkan pantai

Itu karena pantai adalah tempat dia bermuara

Dan kamu tau mengapa aku tidak pernah bilang aku sayang kamu ?

Itu karena aku yakin kamu akan selalu menyayangiku

walaupun kamu tau aku tidak pernah menyayangimu

sekarang aku berada dirooftop menghabiskan bekal makananku bersama dia, dia bilang akan menceritakan semua permasalahan dia padaku. kenapa dia terlihat sedih kemarin dan aku tau jawabanya sekarang itu karena dia tidak bisa berdamai dengan masa lalu dia bilang kemarin adalah hari wafatnya adik perempuan dia pasti dia sangat menyayangi adiknya dia bilang adiknya meninggal tiga tahun yang lalu karena kecelakaan dan dia bilang itu salahnya karena dia membawa motor sangat kencang saat itu walaupun tidak ada yang menyalahkanyan tapi dia merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaga adiknya dia bilang kalau adiknya masih hidup dia seumuran denganku, setelah dia menceritakan itu semua aku melihat setitik air disudut matanya pastilah dia sangat sedih akupun akan begitu jika aku berada diposisinya aku tersenyum menenangkan mencoba mengatakan lewat bahasa isyarat bahwa itu masa lalu biarlah itu berlalu sebagaimana mestinya yang perlu kamu lakukan adalah ikhlas, dia tersenyum dan mengganguk lalu dia menyandarkan kepalanya di bahuku pasti dia sangat lelah dan butuh mental yang kuat untuk berani menceritakanya padaku karena dia akan teringat akan masa itu, ternyata dia sangat terlihat rapuh didalam aku salut dia masih bisa tersenyum saat dia sedang sedih dan saat ini aku mulai tahu sedikit demi sedikit tentang dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga yang LayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang