Saeran dengan paksa menarik tangan (y/n) menuju mobil dan segera mendoronya masuk kedalam mobil. "Aw!" rintih (y/n) sambil memegangi kepalanya yang terbentur pintu mobil.
"Kita mau kemana?" tanya (y/n) dengan panik. Tapi Saeran hanya diam dan mengeluarkan mobilnya dari parkiran. "Jawab aku!" lagi-lagi Saeran hanya diam.
"Jawab aku! Atau aku akan lompat dari mobil ini." ancam (y/n) dengan cepat Saeran mengunci pintu mobil alhasil (y/n) tidak bisa menggunakan ancamannya. "Hei! Jawab, aku akan dibawa kemana? Apa.. Kau akan.." (y/n) menutupi dadanya.
Saeran meliriknya lalu tersenyum mengejek. (y/n) kesal dengan senyuman itu lalu kembali mengancam "Kalau kau tidak mau jawab aku akan teriak minta tolong!"
"Teriak saja."
"Uuhh.. Baiklah! TOLONG TOLONG AKU DICULIK!!"
"Heh! Berisik.."
"Aku tidak akan diam sampai kau jawab! TOLONG TOLOOONG!!"
Ciiiitt--
Saeran menginjak pedal rem tiba-tiba membuat (y/n) terhempas ke depan. "Hei!"
"Kubilang diam!"
"Tidak!!"
Saeran menarik (y/n) lalu menegang tangannya dengan sekuat tenaga. "Lepas, sakit.."
"Diamlah!"
"Tidaakk!" (y/n) melepaskan tangan Saeran lalu menghempaskannya. Saeran terkejut ia melihat tangannya yang baru saja dihempaskan. Biasanya tak ada yang bisa lepas dari cengkramannya, tetapi baru kali ini melihat orang begitu kuatnya melepas tangannya dan orang itu adalah seorang gadis.
"Jawab aku.."
"Baiklah, kau akanku bawa ke Mint Eye, markasku, untuk bertemu Savior-ku."
"Mint Eye? Markas? Savior?" ulang (y/n) dengan wajah bingungnya.
"Kau akan menjadi pengikut Mint Eye.. Karna kau sudah menghancurkan rencanaku." jelas Saeran kembali.
"Tunggu-- rencana apa?"
"Rencana untuk membuat RFA bergabung dengan kami."
"Duuhh.. Tadi Mint Eye, sekarang RFA.." (y/n) menggaruk-garuk kepalanya.
"Hem.. Tapi sepertinya kau cukup kuat." gumam Saeran.
"Apa?"
"Maukah kau bekerja sama denganku?" Saeran meraih beberapa helai rambut (y/n) lalu mencium harumnya rambut (y/n) "Hancurkan RFA dan bawakan mereka padaku.." bisik Saeran tepat di kuping (y/n).
"Jika kau ingin hidup maka ikutilah perintahku.. Aku akan jelaskan RFA, Mint Eye dan tentunya rencanaku untuk menghancurkan orang itu." sambung Saeran dengan senyum liciknya.
(y/n) seakan terhipnotis, ia mendengarkan semua penjelasan dan menyetujui rencana Saeran. "Ingat! Berpura-puralah seakan-akan aku telah membawamu masuk kedalam apartemen dan grup chat itu. Aku telah mehack semua cctv jadi pertemuan pertama kita tidak akan terlihat." jelas Saeran saat mobilnya kembali ke depan apartemen tersebut.
"Baiklah."
(y/n) melepas sabuk pengamannya lalu menghembuskan nafas dengan berat. "Ha, cuma begitu saja kau sudah panik!" sentak Saeran.
"Aku tidak panik!" jawab (y/n) dengan kesal. Lalu keduanya terdiam dan saling membuang muka. "Namamu siapa?" tanya (y/n) dengan wajahnya yang masih menghadap ke jendela.
"Aku ini agen rahasia, aku tidak bisa memberikan identitasku begitu saja!"
"Tapi aku juga sekarang agen rahasia!"
"N-namaku.. Namaku.. Saeran, Saeran Choi." ucap Saeran dengan gugup.
"Namaku (y/n)."
"Jadi.. Itu nama sungguhanmu? Ppfft.. Kukira hanya nama akunmu saja, nama yang aneh!"
"Hei enak saja kau!!"
"Cepat sana keluar wanita cerewet!" Saeran mendorong (y/n) dengan paksa. "Iya.. Iya aku keluar, Boss!" (y/n) dengan kesal membanting pintu mobil Saeran dan tak lama Saeran segera tancap gas meninggalkan (y/n).
Sesampainya di lantai 14 (y/n) segera melakukan perintah Saeran, yaitu dengan berpura-pura mencari apartemen Rika sambil menatap layar ponsel.
Lalu ia pun masuk dan melihat-lihat kesekeliling. Tiba-tiba ia sudah masuk dalam sebuah grup chat yang beranggotakan Jumin Han, Jaehee Kang, Yoosung, Zen dan 707.
(y/n) masih bingung dengan obrolan mereka yang tak kuncung berhenti. "Tunggu, ada orang lain disini selain kita.. Dia hacker?" tulis seorang bernama 707 atau Seven.
Seketika itu mereka menjadi panik. (y/n) heran dan mulai mengetik sesuatu. "Hello."
"Aakk dia bisa bicara!" Tulis Yoosung dengan bodohnya.
Mereka mulai panik lagi dan bertanya-tanya mengapa (y/n) bisa masuk dalam aplikasi RFA. (y/n) pun menjelaskan bahwa seorang bernama 'unknown' membawanya ke apartemen ini.
Mereka pun saling memperkenalkan diri dan tak lama ketua RFA datang dan memberi arahan untuk (y/n) dan melarangnya menyentuh benda-benda berharga di apartemen Rika.
Setelah grup chat itu berakhir (y/n) pun menghempaskan tubuhnya ke sofa dan melihat-lihat semua profil anggota RFA.
"Mereka terlihat tidak berbahaya.. Kenapa Boss menyuruhku untuk menghancurkan mereka?" gumam (y/n)
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa komentar&Vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
UNKNOWN LOVE
FanfictionAku bukan wanita yang baik, aku hanya menjadi mata-mata mereka dan menjalankan tugas dari boss ku. Tetapi sepertinya aku mulai kesulitan karna aku mulai nyaman dengan mereka.