Sudah empat hari lamanya (y/n) bergabung dengan RFA, menurutnya RFA adalah sekumpulan orang-orang baik, kenapa Saeran sangat benci terhadap mereka.
"Riiiingg Riiingg"
Ponsel (y/n) berdering tanda panggilan masuk. Terpampang nama Boss di layar ponsel, (y/n) dengan cepat mengabgkatnya.
"Umm.. Halo?"
"Kita harus bertemu hari ini." ucap Saeran tegas.
"Bertemu dimana?"
"Aku akan menjemputmu di cafe dekat apartemen. Pastikan kau memberi alasan jika luciel menanyakan kemana kau pergi."
"Loh? Apa hubungannya dengan Seven?" heran (y/n)
"Sudah datang saja, jangan telat!"
Tuuut-- tuuut---
(y/n) mendengus kesal ia melempar ponselnya ke sofa lalu masuk kedalam kamarnya. "Dasar! kenapa aku harus terlibat hal-hal seperti ini sih!" keluhnya sambil menyisir rambut coklatnya yang panjang itu. Ia mengambil syalnya dan memakai jaket tebalnya, tak lupa juga ia memasukkan ponselnya kedalam saku jaket.
"Huuuhh.. Dingin sekali.." ucap (y/n) sambil memeluk tubuhnya sendiri saat sudah keluar dari gedung apartemen. Baru beberapa langkah ponselnya kembali berdering tapi kali ini dari Seven. (y/n) mengangkatnya sambil berjalan menuju cafe.
"Kau mau kemana?" ucap Seven dari balik sana.
"Ah, aku akan keluar sebentar.." jawab (y/n) dengan kikuk.
"Kemana?"
"Aku akan menemui ibuku, tadi ia menelponku untuk pulang hari ini, hahahaha.." dusta (y/n) dan Seven pun ikut tertawa.
"Okay, hati-hati ya, cepat kembali."
"Iya, aku akan kembali kok aku tidak akan kabur.."
"Hahaha kau tau apa yang aku pikirkan, aku akan kerja lagi, bye!"
"Bye!"
Tak lama ia sampai di depan cafe dan melihat mobil Saeran terparkir disana. "Hoi, kau lelet sekali!" tegur seseorang dari belakangnya membuat ia tersentak. "Hah, kak membuatku kaget!"
"Cepat masuk, dasar keledai!" Saeran menarik tangan (y/n) untuk masuk kedalam mobilnya. Tidak terima dengan perlakuan kasar itu (y/n) pun menepis tangan Saeran. "Maaf ya Bossku sayang, aku bisa sendiri!" ucapnya dengan menekan kata-katanya. "S-Sayang?!" ucap Saeran gugup.
(y/n) masuk kedalam mobil lalu memakai sabuk pengamannya. Ia melihat Saeran masih diam di samping mobil. "Hei, kenapa kau diam saja! Ayo masuk!"
Saeran mendengus kesal lalu masuk kedalam mobilnya. "Pakai sabuk pengamanmu." ucap (y/n)
"Tidak butuh!"
"Pakai!"
Saeran melotot kearah (y/n) dan mengepalkan tangannya. "Ssss.. Kalau saja kau bukan mata-mataku sudahku habisi kau!" ucap Saeran sambil memakai sabuk pengamannya.
"Kita mau kemana?" tanya (y/n) saat Saeran mulai menjalankan mobilnya.
"Ketempat persembunyianku."
"K-kau.. Tidak akan.."
"Tidaklah bodoh! Melihatmu saja aku tidak tertarik sama sekali!" pekik Saeran membuat (y/n) semakin kesal. "Apa masih jauh?" tanya (y/n) setelah 30 menit perjalanan. "Masih sangat jauh.." jawab Saeran.
Saking lamanya (y/n) sampai tertidur dan tiba-tiba ia terbangun karna mobil terguncang membuat kepalanya terbentur ke pintu mobil.
"Aw.. Pelan-pelan! Kau kira tidak sakit hah?!" pekik (y/n) sambil memegang kepalanya yang terbentur tadi. "Loh.. Loh kita dimana? Kenapa kita ada di tengah hutan gini?" heran (y/n) sambil mengeliat jalan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNKNOWN LOVE
FanfictionAku bukan wanita yang baik, aku hanya menjadi mata-mata mereka dan menjalankan tugas dari boss ku. Tetapi sepertinya aku mulai kesulitan karna aku mulai nyaman dengan mereka.