"Hai, Jean!" Enzo menyapanya dengan senyum merekah dibibirnya, Tetapi Jean hanya melengos, tanpa menjawab apapun, senyumnya langsung hilang begitu saja. Enzo tau bahwa sesuatu tidak beres dengan Jean, seperti biasa. "Jean, hei! Tunggu hei!" Jean semakin mempercepat langkahnya "Jean berhenti!Jean!!" Namun sialnya, Enzo lebih cepat darinya dan dengan kesempatan itu Enzo menarik tangan Jean ketempat yang lebih sepi di Universitasnya. "Lepas! Lepaskan aku!" Kilat mata Jean tak terbaca. "Argh! Sakit Jean, Jean.." bersamaan dengan suara yang menyerupai bisikan itu Enzo tumbang, terjatuh dengan posisi berlutut. "Enz, maaf.. " Yang dipanggil hanya sibuk mengatur detak jantungnya dan mengatur napasnya kembali agar kembali beraturan. Enzo hanya berdehem untuk memetralkan suaranya dan mendongakan kepalanya untuk menatap sendu Jean yang posisinya lebih tinggi darinya karena posisinya masih berlutut. "Aku tak apa Jean, ceritakan padaku ada apa... "
Jean hanya menatapnya ketakutan dan menjatuhkan diri disamping Enzo.
" dia kembali lagi Enz, aku takut tidak bisa mengendalikannya, aku terlalu lemah untuk mendapatkan kutukan ini Enz, aku takut.."
Enzo menghela napasnya sembari membawa Jean kedadanya yang bidang.
" Itu bukanlah sebuah kutukan Jean, bukan.."
" Lalu apa? Apa?! Apa namanya Enz? Sesuatu yang sesekali datang namun bisa menghancurkan segalanya, Apa?, Apa namanya?! "
Tanya Jean sambil melepaskan pelukan Enzo, "Jean dengar, selagi kau tidak takut dengannya dia tak akan muncul Jean, Jangan pikirkan karena dia akan menjadi kenyataan..."
Jean hanya memikirkan ucapan Enzo, dan dengan sendirinya mengalungkan tangannya dileher Enzo, Enzo membalas pelukannya sembari mengelus punggungnya menenangkan Jean.
"Jean, Aku harus pergi, Aku ada kelas sepuluh menit lagi.."
"Oh ya.. Ehm maaf. Maksudku maaf tentang yang tadi, aku tidak bermaksud menyakitimu, sumpah"
"Iya, aku baik baik saja, sumpah"
Jean hanya mengkerutkan dahinya tanda tak setuju, Enzo terkekeh pelan sembari mengelus pelan dahi Jean bermaksud menghilangkan kerutan itu, Jean hanya tersenyum samar, hatinya mengahangat karena perlakuan Enzynya itu.
"Tenang saja, mulutku bukan seperti mulut wanita kok yang berkata baik baik saja padahal tidak" Ujar Enz sambil berdiri dari posisi duduknya dan mengedipkan sebelah matanya pada Jean "Daaah Jean. Hati-hati oke?, Te amo" disusul tawa menggeleggar dari Enz,
Kumohon jangan ambil kebahagiaanku satu-satunya saat ini ya Tuhan.. Ia terlalu berharga.
Ujar Jean dalam hati sembari menatapi punggung Enzo yang semakin lama menghilang.
Jean segera memasuki wilayah kampusnya untuk mengikuti kelasnya hari ini.*****
"Halo jalang, tampaknya telingamu sudah tuli ya? Sudah kuperingatkan padamu jangan dekati Enzo ku!!" pemandangan yang ingin ia lihat terakhir selama ia dikampus adalah jalang yang memanggilnya jalang, Lily, terlalu indah memang namanya untuk seorang keparat sepertinya.
"Aku tak pernah mendekatinya.
Kami memang sudah dekat dari dulu" ucap Jean penuh penekanan.
"Kau!!" Tangan keparatnya hampir mengenai pipi mulus Jean, tapi belum sampai mendarat tangannya. Lily nampak tersiksa, raut wajahnya kesakitan, Lily ingin berteriak tapi tenggorokannya terasa perih dan kering, dengan perlahan-lahan tubuh Lily tumbang. Dan sebelum semuanya semakin runyam, Jean berberes dari lokernya dan segera meninggalkan kelompok Lily yang sibuk menolong Lily.***
Sesampainya diparkiran mata Jean terus mencari keberadaan Enzo.
Ia menangkap sosok familiar sedang bertengger dimotor RC213V hitam kebanggaannya, Pernah dengar? Ya, Enzo memang penggemar Marc Marquez.
Dengan perlahan Jean menghampiri Enzynya. Sesampainya ia dibelakang Enzo, ia langsung menepuk pelan bahunya.
"Ah, ya! Oke, Nanti kuhubungi lagi nanti,.. Iya, oke, daah" ujarnya ditelepon dengan orang diseberangnya.
"Siapa? Wajahmu cerah sekali zy?"
"Temanku, ck, masih saja memanggilku seperti itu.." Protes Enzo dengan wajah yang dibuat-buat sebal. Jean hanya terkekeh pelan. "Jadi aku tidak boleh naik nih,?"
Suara mesin yang membuat semua orang terpana mulai dinyalakan. Dan pemiliknya hanya diam menunggu seseorang naik. Jean hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing
Teen Fiction"... Dan kumohon dari yang kesekian kalinya dan untuk yang terakhir kalinya, pergilah.."