" Sari " ucap suara serak seorang laki laki yang mampu membuat aku terdiam di tempat.
"Sepertinya dugaan gue bener ucap" batinku.
Author POV
Tap.. Tap.. Tap..
Perlahan suara sepatu laki laki itu mulai mendekati Sari. Laki laki itu memegang bahu sari dari belakang.
" masih inget gue gak" ucap laki laki itu.
" Ee..e.. Elo bukan nya rizal ya?" tanya sari ragu.
" iya ini gue" laki laki bernama rizal itu hanya cengar cengir sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu.
" kok elo pulang ke indonesia ?"
sari masih tidak percaya dengan laki laki yang dihadapan nya ini. Sudah satu tahun setengah laki laki itu tidak muncul dihadapan nya dan baru sekarang dia muncul.
" iya, gue balik lagi. Ayah udah kangen katanya sama indonesia"
" owh gitu ya" sari hanya mengangguk kan kepalanya.
" ehh elo masuk kelas apa?" tanya rizal
" emm gue kelas XI IPA 2 "
" wah sama donk sar. Ayo kita masuk kelas bareng"
Apa? sama? Kok dia bisa masuk kelas gue yah. Maksudnya dia kok bisa milih jurusan IPA kan katanya dia pengen sekolah SMA Dan milih Bahasa bukan IPA. runtuk sari dalam hati.
Mereka berdua berjalan beriringan. Semua mata memandang nya. Tak luput juga pandangan dari siswi yang berada di lorong.
Para siswi memperhatikan mereka berdua. Ralat, mereka memperhatikan Rizal. Bagaimana mereka tidak memperhatikan rizal matanya sipit, berkulit putih, wajah tampan dan tinggi.
Pantas saja mereka memperhatikan rizal. Sari saja yang tadi pertama bertemu dengan nya di lorong langsung galon.
Akhirnya mereka sampai kelas tepat bunyi bel masuk berbunyi. Kelas yang tadinya ramai dengan suara teman teman sari kini kelas itu hening.
Ya, mereka menghentikan aktivitas mereka dan menatap rizal dengan intens. Sari pun langsung menuju bangku nya. Tak lama
Guru pun masuk." selamat pagi, anak anak"
" selamat pagi bu" ucap seisi kelas.
" hari ini kita kedatangan murid pindahan dari malaysia. Ayo nak perkenalkan dirimu"
" baik bu. Oke, perkenalkan nama gue Rizal Firdiansyah. Panggil aja gue rizal. Gue pindahan dari SMA PANCASILA MALAYSIA. gue harap kita dapet jadi temen baik."
Rizal mengulas senyum kepada semua teman baru nya. Guru pun mempersilahkan rizal duduk di depan bangku sari.
Sari pun mengacak rambutnya frustasi bagaimana tidak frustasi. Orang cinta pertama nya ada di depan mata. Padahal udah belajar ngerelain kepergian si dia.
Ehh. Malah balik lagi kan jadi inget masa lalu yang ceria. Sahabat sekaligus teman sebangku nya menyenggol lengan kanan sari.
" ehh sek, kok elo tadi masuk barengan sama si sipit itu. Elo kenal?" sari yang mendengar itu seketika kaget. Ya dia kaget karena dia bingung akan jawab apa pada sahabatnya itu.
Sahabat sari mempunyai panggilan khusus untuk nya. Ya, karena sari itu putih, memiliki paras yang cantik tapi dia itu pesek. Maka dari itu mereka memanggilnya pesek.
Sedangkan sisil yang memiliki kepolosan yang paling akut. Dia terlalu polos, sampai dia mau di modusin cogan dia malah gak tau kalok tuh cogan lagi ngode ke dia.
Jadi mereka berdua memanggil nya dengan lemot. Ya rada gak nyambung juga sih. Si sweety punya julukan tersendiri untuknya yaitu imut. Padahal kata sari, si swetty itu biasa aja gak imut banget lah ya.
Entahlah hanya si swetty yang tahu kenapa dia menginginkan dirinya di panggil seperti itu. Mereka berdua sih terserah lah.
" oh itu, tadi dia nanya sama gue kelas kita yaudah gue ajak bareng aja. Kan gue anak baik dan cantik " sisil dan swetty yang mendengar itu langsung berakting seolah ingin muntah.
Sari hanya tertawa melihat reaksi keduanya, sangat lucu melihat mereka seperti itu menurut sari.
Swetty menoel noel bahu sisil dan membisikkan sesuatu ke telinga nya lalu mereka bertukar tepat.
Sari yang bingung melihat swetty yang di samping nya langsung bertanya.
" ngapain elo tukeran tempat duduk sama lemot?"
" tatap mata gue sekarang" titah swetty.
" elo bohong ya, ucapan loe mengandung unsur kebohongan dikit"
Sari yang mengetahu maksudnya lalu bergeleng cepat agar tidak ketahuan sama imut.
" alah elo gak pinter banget kalok bohong. Gampang banget ketebak muka loe"
Ya swetty bisa dengan mudah membaca gerak tubuh dan ekspresi sari dengan mudah karena mudah sekali ketebak.
" ayo elo jujur sama gue sek " pekik swetty.
Swetty merasakan ada benda yang menepuk bahu nya pelan.
" jangan ganggu. Gue lagi ngomong sama sari mot"
Sari memberi kode bahwa yang menepuk bahunya itu guru nya. Tapi swetty tidak tahu kode yang sari tunjukkan.
Oh tuhan. Imut gak peka-peka sih udah gue kode juga. Lama-lama gue beliin mesin barcode loe biar tau kode gue.
Merasa ada yang aneh swetty pun membalikkan badan nya dan Damn! ternyata itu guru nya.
Swetty hanya cengar cengir seperti kuda saja.
" swetty dan sari kalian keluar sekarang dari kelas" teriak guru itu. Sontak mereka berdua keluar dari kelas terbirit - birit.
Sekian dulu ya.
Maafin aku yang baru muncul.
Lagi ada permasalahan saja sih jadi agak lama. Maaf jadi curcol. 😂Gimana seru gak?
Jangan lupa vote dan coment ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER? HE IS MY HUSBAND
RomanceMenyukai seseorang dan mengetahui seluruh tentang nya membawaku ke Perjodohan yang dilakukan kedua orang tuaku membawa keberuntungan sekaligus mempermudah diriku buat jadikan dia pendamping hidupku.