Adelardo berusaha mendobrak pintu itu sekali lagi.
"Kita terkunci ? Sialan."
Nancy ikut mengumpat. Ia duduk diam di pojokan gudang. Adelardo ikut duduk di sampingnya. Mereka dipisahkan oleh dua buah ubin.
"Kau bawa hpmu tidak ?"
Adelardo mendapat ide. Tapi masalahnya ia tidak membawa hpnya. Jika ia menelepon siapapun yang ada di dalam kelas, mereka pasti bisa keluar.
"Tidak, aku meninggalkannya di kelas."
Nancy terduduk lesu. Ia tidak tau harus bagaimana."Kita benar-benar sial."
Adelardo menarik nafas dalam-dalam. Mereka berdua terpaksa menunggu seseorang untuk membukanya.
Suasana di gudang benar-benar sunyi. Tidak ada di antara mereka yang mengeluarkan sepatah kata. Hingga akhirnya Adelardo membuka mulutnya.
"Nancy, mengapa kau menolak Mizuki ?"
Adelardo menatap Nancy yang duduk di sebelahnya. Ia tidak tahan dengan suasana sunyi gudang penyimpanan. Gadis itu menatap balik laki-laki berambut gelap itu.
"Karena dia bukan tipeku."
Nancy menjawab dengan terus terang. Kali ini ia tidak ingin banyak bicara. Ia kesal karena terkunci di dalam gudang.
"Bukan tipemu ? Sebenarnya seperti apa tipemu itu ?"
"Laki-laki yang menjadi tipeku adalah laki-laki yang lebih tinggi dariku. Laki-laki yang setia, bertanggung jawab, dan pintar. Hanya itu saja yang aku mau."
Nancy menatap Adelardo. Laki-laki di sampingnya itu berhasil membuatnya membuka mulut.
"Mizuki masuk kriteria itu. Kenapa kau menolaknya ?"
Adelardo belum puas. Ia ingin tahu lebih banyak lagi.
"Wajahnya bukan tipeku."
"Persyaratanmu yang tidak terucap ada juga rupanya. Lalu apakah aku yang sekarang tipemu ?"
Adelardo bertanya lagi. Pertanyaan ini mengingatkan masa lalu Nancy.
Nancy memejamkan matanya. Masa lalu itu terputar kembali bagaikan film.
"Adelardo, aku menyukaimu. Bolehkah aku jadi pacarmu ?"
Nancy menyatakan cintanya untuk pertama kali. Ia sudah menyiapkan seluruh hati dan keberaniannya. Saat itu juga semua pandangan teman-temannya terfokus padanya dan Adelardo.
"Kira-kira diterima tidak ya ?"
Teman-temannya saling berbisik di sekitar kedua orang itu.
"Tidak boleh."
Adelardo menjawab singkat. Jawabannya begitu dingin dan menusuk perasaan Nancy.
"Ti-tidak boleh ?"
Air menetes keluar dari mata emerald gadis itu. Laki-laki dengan mata biru tua itu hanya memandang gadis itu. Pandangan tanpa perasaan apapun.
"Aku benci kau ! Kau juga bukan tipeku ! Kau menyebalkan ! Jelek ! Kau gendut ! Kau laki-laki paling buruk yang pernah ku lihat ! Kau akan menyesal ! Dasar sialan !"
Nancy menunjuk ke arah Adelardo sambil berteriak. Air matanya menetes semakin deras. Membasahi wajah manisnya.
Gadis itu mengusap air matanya lalu berlari menembus kerumunan teman-temannya.
"Pantas ia ditolak, dia kan kutu buku."
"Benar, gaya rambutnya juga tidak menarik."
"Kasihan dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Confess To You
Teen Fiction-Original Fiction- Apa jadinya jika cewek paling cantik dikerjar-kejar oleh banyak laki-laki di sekolah ? Itulah yang terjadi pada Nancy, seorang gadis SMA. Ia bisa mendapat pernyataan cinta hampir setiap hari. Di antara semua pria itu, siapa yang a...