Locked

135 13 25
                                    

"Nancy, jadilah pacarku. Aku sangat menyayangimu."

"Maaf aku tidak bisa. Kau bukan tipeku," jawab Nancy.

Nancy menjawab Mizuki dengan senyuman. Ia juga menunduk sebagai pernyataan maafnya. Laki-laki berambut cokelat itu terdiam mendengar jawaban gadis pujaannya. Memang rasanya berat ditolak orang yang kita sukai. Lebih-lebih lagi kalau kita sudah bekerja keras mendapatkan dia.

"Ooh begitu. Maafkan aku," ucap Mizuki.

Nancy memang sudah tersenyum dan meminta maaf. Tapi tidakkah ia sadar dengan kalimat terakhirnya ? Mungkin ia tidak sadar. Kalimat itu tidak hanya menggores hati Mizuki. Namun menikam lebih tepatnya.

Teman-teman seangkatan Nancy yang ada di situ langsung membicarakan peristiwa yang mereka lihat. Pernyataan cinta memang peristiwa yang seru untuk disimak. Semua kalangan dari berbagai usia tidak akan melewatkan momen romantis itu. Momen yang bisa berakhir bahagia atau sedih hanya dengan satu jawaban.

"Gadis itu menolak Mizuki ?"

Seorang gadis berambut raven memulai pembicaraan. Gadis itu terheran-heran melihat reaksi Nancy, teman seangkatannya.

"Pria seperti apa yang menjadi tipenya ?"

Sahabatnya yang berambut pirang ikut heran. Bagi gadis berambut pirang ini, Mizuki sudah termasuk tampan. Namun apa daya ia tak berwajah secantik Nancy. Mau jatuh cinta saja sudah yakin tak akan berbalas.

"Aku jadi iri dengannya."

Gadis lain yang ada di situ juga ikut menyahut. Gadis itu cemberut dan melipat kedua tangannya. Ia ingin berada di posisi Nancy. Kejadian itu membuatnya tenggelam dalam imajinasinya sendiri.

"Andaikan aku secantik Nancy," ucap gadis itu.

Pikirannya sudah melayang entah ke mana. Ia menarik nafas dalam-dalam.

Banyak murid berkumpul di situ. Mulai dari kelas X sampai kelas XII. Membentuk lingkaran mengelilingi Nancy dan Mizuki. Seolah-olah Nancy dan Mizuki adalah pemeran utama sebuah drama. Bisikan mereka bercampur jadi satu, sehingga terlalu keras untuk sebuah bisikan.

"Haruka ikut aku."

Gadis berambut raven itu memanggil sahabat baiknya. Ia segera berjalan dengan tempo yang cepat.

"Iya iya tunggu."

Haruka berusaha mengimbangi langkah sahabatnya. Mereka keluar dari kerumunan orang banyak itu. Rasanya sangat sesak di sana. Mereka memasuki sebuah ruangan. Di atas pintu ruangan itu tertulis 'XA2'.

"Ada apa Danielle ? Kau tidak ingin melihat reaksi Nancy dan Mizuki ?"

Haruka penasaran dengan sahabatnya yang tiba-tiba mengajaknya pergi. Tidak biasa sahabatnya seperti itu.

"Aku sudah kesal Haruka !"

Danielle menggebrak meja kelas itu. Teriakannya terdengar sangat keras, namun tak cukup keras untuk memecahkan kaca jendela. Untung di ruangan itu hanya ada mereka berdua.

Wajah Danielle memerah karena api amarah. Tangannya masih mengepal di atas meja. Kepalan itu kini mulai memerah dan rasanya sakit.

"Kau kenapa ?"

Teriakan Danielle membuat Haruka terkejut hingga melompat mundur. Haruka memegang dadanya dengan tangannya. Matanya terbelalak melihat sahabatnya. Teriakan Danielle seperti petir yang menyambar di siang hari tanpa hujan. Benar-benar mengejutkan.

"Kenapa Nancy yang ditembak oleh Mizuki ? Kenapa aku ditolak ? Mengapa gadis itu mendapatkan semuanya ? Mulai dari banyak teman, nilai bagus, fans, dan kecantikan. Ini tidak adil !"

Confess To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang