Chapter 2

58 1 0
                                    

Pagi itu aku bersiap untuk berangkat kuliah. Aku meraih tas dan beberapa buku yang ada di atas meja kerjaku. Dengan langkah kaki yang tergesa-gesa aku menuruni anak tangga dan berjalan menuju ruang makan. Sebenarnya aku bosan dengan keadaan rumahku yang sepi penghuni, hanya aku dan ibu. Aku ingin Diego dan ayah kembali, tinggal bersama aku dan Ibu.

“Pagi Diana,” sapa ibu padaku, aku tersenyum kecil sembari meraih mangkuk dan sereal yang ada dihadapanku.

“kau ada kegiatan sore ini?” tanya ibu padaku.

“tidak, aku tidak ada kegiatan. Memang kenapa? Ibu mau aku membantu untuk mencuci piring lagi?” balasku dengan mulut penuh sereal.

“bukan, bukan itu. bantu aku untuk mengantar pesanan ke pelanggan baru ibu. Alamat rumahnya tidak jauh dari kampusmu.” Ibu menyodorkanku beberapa bungkusan kecil. aku melihat pada alamat yang tertera dibungkusan itu. memang benar, alamat rumah itu tidak jauh dari kampusku. Jadi sekarang pekerjaan baruku adalah mengantar pesanan ibu?

“oh okay,” balasku dengan anggukkan kepala.

“terima kasih sebelumnya.” Ucap ibu dengan lembut.

“ibu tidak perlu berterima kasih seperti itu, aku senang bisa membantumu.” Balasku dengan senyuman hangat.

Setelah berhasil menghabiskan sarapanku, aku langsung berpamitan pada Ibu. Tanganku meraih bungkusan kecil yang ada di atas meja makan. Aku berlari kecil keluar dari rumah. Pandanganku terarah pada sepeda baru pemberian Ibu sebagai hadiah ulang tahunku. Aku sangat senang Ibu mengerti keinginanku, mempunyai sepeda baru.

Walaupun hanya sepeda biasa, namun menurutku ini lebih dari sekedar sepeda. Aku tidak mungkin meminta Ibu untuk membelikanku sebuah motor atau mobil baru. Aku tidak ingin membuat Ibu susah. Lagi pula kupikir ini jauh lebih efisien dan sangat menghemat pengeluaranku.

“Kau tunggu disini, aku akan kembali lagi nanti sore.” Ucapku pada sepeda kesayanganku ini.

“Kau tidak mengatakan padaku jika mempunyai sepeda baru.” Tiba-tiba Harry muncul dihadapanku, membuatku sedikit terkejut.

“oh Harry kau membuatku kaget.”  Balasku dengan senyuman tipis.

“oh apakah nanti sore kau ada acara? Aku ingin mengajakmu pergi sebagai ganti karena aku sudah membatalkan acara makan malam kita.” Tanya Harry sembari memperlihatkan senyum manisnya yang menawan itu. aku terdiam beberapa saat.

“kau bisa?” tanya Harry lagi, aku menghembuskan nafas berat dan meraih bungkusan yang aku bawa tadi.

“maaf aku harus mengantar pesanan ibu,” jawabku dengan rasa bersalah.

“pesanan apa?” tanya Harry sembari memandang bungkusan yang sedang aku bawa.

“pesanan ini, ibu memintaku untuk mengantarnya. Letaknya memang tidak jauh dari kampus, tapi-“

“kalau begitu setelah mengantar pesanan itu, kau pasti punya waktu kan? Tidak mungkin kau mengantarkan pesanan hingga berjam-jam kecuali kau mengantarkan pesanan ke rumah pacarmu.” Harry langsung menyela pembicaraanku. Baik tadi apa yang ia katakan? Pacar? Aku tidak mungkin berpacaran jika aku saja menyukaimu Harry.

“aku tidak punya pacar.” Balasku singkat.

“bagus, jadi pasti kau punya banyak waktu luang kan? Ayolah, ini sebagai tanda permintaan maafku.” Harry meraih tanganku dan memohon. Aku melebarkan mataku.

“baiklah aku mau, tapi berjanjilah kau tidak akan membatalkannya lagi.” Pintaku pada Harry.

“tentu saja aku akan menepati janjiku. Jadi jam 5 sore nanti aku akan menjemputmu di rumah.” Ucap Harry dengan senyuman hangat. Aku menganggukkan kepalaku perlahan.

DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang