Four4

196 10 0
                                    

   Mereka mengikuti permen – permen tersebut sampai akhirnya mereka berada disebuah tempat yang tersembunyi.

"Tempat apa ini?" tanya Isabella keheranan.

"Space secret sweet" ujar Tania begitu saja.

"Apa?" tanya kembali Isabella.

"Tidak. Itu ada tulisannya." kata Tania sambil menunjuk sebuah papan nama di dekat tempat itu.

"Oh."

"Ayo kita masuk!" ajak Casey.

"Ayo!"

Setelah di dalam...

"Gelap banget." ujar Tanica. Dan dalam waktu yang sangat singkat, tiba – tiba saja Hazel, Cherly, dan juga Allenna datang menghampiri mereka.

"Mau ngapain kalian ke sini?" tanya Hazel. Dari nada bicaranya, sudah terlihat bahwa ia sangat marah.

"Kok kalian bisa kabur?" tanya Cherly yang kaget melihat 5 gadis itu ada di tempat mereka.

"Heh kalian! Kembalikan bola kami sekarang juga!" perintah Isabella.

"Bola? Bola apaan?" ujar Allenna yang pura - pura tidak mengetahui apa yang dimaksud.

"Gak usah bohong deh kalian! Cepat kembalikan bola itu! Kalau tidak-" ujar Bianca yang langsung saja terputus oleh omongannya Hazel.

"Kalau tidak kenapa? Coba katakan, kalau kami tidak kasih bolanya kenapa?"

"Gak bisa ngomong kan kalian. Coba – coba nantangin kami."  ujar Cherly dengan sombongnya sambil menunjukkan bola itu ditangannya.

"Udah deh, gak usah basa – basi, sini!" teriak Casey sambil ingin meraih bola dari tangannya Cherly.

"Eits, gak bisa." ujar Cherly sambil menghindarkan bola itu dari tangannya Casey.

"Sudahlah Allenna, Cherly, lebih baik kita pergi sekarang." ujar Hazel dengan datar.

"Iya, aku sudah males berurusan dengan mereka." balas Allenna, begitupun dengan Cherly.

"Aku juga. Ayo!"

"Hey, kembalikan dulu bolanya itu." teriak Tania.

"Allenna, kunci mereka!" perintah Hazel pada Allennna.

"Ok."

"Hey, jangan kunci kami!" teriak Bianca yang sudah sangat kesal.

"Keluarkan kami dari sini!" teriak Isabella saat Allenna sudah mengunci mereka.

"Hey, keluarkan kami dari sini dan kembalikan bola itu." teriak Casey yang juga tak kalah kesalnya.

"Aku mau pulang." rengek Tanica yang mulai kambuh. Begitupun dengan kembarannya, Tania.

"Aku juga mau pulang..."

"Ini semua salah kalian!" ujar Tanica yang tiba - tiba saja menuduh teman - temannya.

"Iya, ini semua salah kalian." kata Tania sama dengan saudarinya.

"Kok salah kami?" tanya Bianca yang bingung dengan pernyataan si kembar.

"Yah iya, coba kamu dan Casey gak dorong aku dan Tanica masuk ke kabut itu, pasti aku sama Tanica baik – baik saja sekarang." ujar Tania yang melampiaskan semua kekesalan dan tudahannya.

"Yang masuk ke sini bukan kalian berdua aja, tapi kita semua. Kita semua sama – sama mengalami kesusahan disini." ujar Casey membela diri.

"Itu salah kalian sendiri yang mau kesini. Yang jelas aku dan Tania gak mau kesini dan kalian dorong kami berdua untuk masuk kesini." ujar Tanica. Suasana diantara 5 gadis tersebutpun semakin panas.

"Udah – udah, semua yang disini gak ada yang salah dan gak ada juga yang benar. Kita semua udah ada disini semua, lebik baik kita bersatu untuk keluar dari sini dan mengambil kembali bola itu, setelah itu kita pulang ke dunia kita yang asli." ujar Isabella yang menenangkan teman - temannya yang sedang bertengkar.

"Iya, aku setuju." ujar Bianca.

"Gimana kalau kita dobrak aja pintu ini, pintu ini kan terbuat dari coklat, siapa tau lebih mudah untuk didobrak." usul Casey.

"Baiklah, ayo!" ujar Tanica.

Bianca pun memulai instruksinya, "Dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga!!!" 

Bruukk

"Yeey! Akhinya kita bisa keluar juga." sorak Tania.

"Sekarang kita harus mencari mereka, ayo!" ajak Casey yang tidak mau terlalu jauh kehilangan 3 gadis dari dunia permen ini.

   Mereka berlima berlari mencari 3 orang tersebut, sampai akhirnya ditemukan sebuah ruangan yang terdengar suara 3 orang yang sedang berbicara.

...

The Adventure In Candy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang