Kulihat selembar surat yang asing berada diatas mejaku, ternyata dari ayank.
"Ayank, aku harus pergi ke luar kota sama orangtuaku. Bukannya aku nggak sayang lagi sama kamu. Tapi aku memang harus pergi. Mungkin kemarin adalah hari terakhir kita berjumpa. Banyak hal yang nggak mungkin aku lupain dari kamu. Kamu jaga diri baik-baik ya. Kamu nggak perlu cari aku lagi. semoga kamu mendapatkan orang lain yang lebih baik dari aku. Terimakasih untuk semuanya yank. I'll miss you"
Love, AYANK
----o----O----o----
Ada apa dengan ayank. selama seminggu ini sangat sulit dihubungi dan sekarang ayank ingin pergi begitu saja. Apakah ada suatu alasan yang membuatnya harus pergi? Aku harus menemui ayank.
Setelah kubaca surat dari ayank dengan sigap ku nyalakan mesin motor vespa ku dan bergegas menuju ke rumah ayank dengan kecepatan penuh.
2 jam kemudian aku tiba di rumah ayank (kenapa lama banget ya?)
Flashback perjalanan...
Jarak rumahku menuju rumah ayank ku hanya sekitar 2 km. Mungkin hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai.
Tapi di tengah perjalanan menuju rumah ayank, jalan satu-satunya yang ku ketahui untuk menuju rumah ayank ditutup. Sial!Setelah ku cari tahu ternyata di jalan itu baru saja terjadi kecelakaan. Karena penasaran kutanyakan pada salah seorang yang berada di sana. Yang ku ketahui korbannya adalah seekor kucing betina yang sedang hamil tua yang tertabrak sepeda roda tiga di persetengahan jalan. (?)
"Memang kucing itu milik siapa? Gimana kucing itu bisa tertabrak?" Tanyaku kepada seorang bapak tua yang berdiri di pinggir jalan.
"Kucing itu milik pak lurah dan dia lagi hamil. Karena lakinya ketahuan selingkuh, kucing pak lurah berniat untuk kabur dari rumah dan ketika menyeberang jalan anaknya Bu Juleha, si Encup lagi naik sepeda roda tiga. Karena dia lagi ngebut dan juga kucingnya pak lurah yang sembrono nyebrang jalan akhirnya ketabrak deh." Jelas bapak tua tadi.
"Oohh.. begitu ya pak. Sampaikan salam dukacita saya untuk pak lurah ya pak, saya pergi dulu." kulanjutkan perjalananku menuju rumah ayank.
Dengan bermodalkan peta, ku jelajahi jalan untuk menuju rumah ayank. Kukira akan sangat mudah mencari rumah ayank dengan sebuah peta.
Aku berpikir sejenak...
"Alamat rumah ayank itu Jl. Wanita Idaman I No.111, tapi di dalam peta hanya tertera nama Thailand, Malaysia, Filipina, dan Kamboja dengan warna yang berbeda tiap wilayahnya. Aku bingung mengapa alamat ayankku nggak ada di peta." (?)"Ahh... Peta yang tidak berguna! Bagaimana aku bisa menemukan rumah ayankku!" Kubuang peta yang membingungkan itu.
Kutanya sana, kutanya sini, dimana alamat ini, jalan mana yang harus kulalui, dan akhirnya kutemukan jalan menuju rumah ayank.
Kulihat rumah ayank. Sepi sekali. Sepertinya tidak ada orang.
Kupencet bel... Ting nung!
Berkali kali kupencet hingga akhirnya seseorang muncul dibelakangku."Cari apa?" Tanya seorang bapak tua dengan tatapan datar yang berpenampilan kumuh.
"Ayank ada?" Bodohnya pertanyaan itu keluar dari mulutku
Bapak tua tadi hanya melongo...
"Maksudmu orang yang tinggal di rumah ini?"
Aku mengangguk tak berkata
"Mereka sudah seminggu yang lalu pergi sini dan rumah ini sekarang kosong" balasnya dengan tatapan tajam.
Serem banget sih bapak tua ini. Dengan muka kecewa aku pun meninggalkan rumah ayank dan kembali ke rumah.
Sesampainya dirumah...
"Huft.. ayank kemana sih kamu." Pikirku cemas
Kutelpon ayank berkali-kali tapi tak dijawab. Kucoba hubungi orangtuanya pun tak diangkat juga.
Aku bertekad, tak akan pulang sebelum kutemukan ayank ku dan membawanya pulang kembali ke kehidupan ku.
Besok.
Perjalanan jauh kan ku tempuh.
Tak peduli panas hujan bahkan badai sekalipun tak akan membuyarkan semangatku untuk tetap mencari ayank.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemana Ayank Pergi - [NEW VERSION]
MizahAku nggak tau kenapa tiba-tiba aku dan ayank ku hilang kontak. Tak pernah lagi berhubungan. Hingga ku tahu bahwa ayank pergi meninggalkanku. Aku tidak mengerti mengapa ayank pergi. Aku harus mencarinya.