15

889 78 4
                                    

"ehh,, kamu kenapa sayang?" tanya omi bingung melihat ve berlari sambil menangis lalu memeluknya erat, sedetik setelah dokter keluar,

ve tak menjawab, hanya suara isakan yang keluar dari mulutnya, omi membelai punggung ve,

"kamu kenapa sayang?" tanya omi saat ia merasa ve sudah lebih baik,

ve menatap omi sendu, matanya kembali berkaca-kaca, lalu ia kembali menyembunyikan wajahnya di dada omi,

"ehh,, kenapa nangis lagi? emang aku bawang bikin nangis?" canda omi,

candaan omi bagaikan angin lalu untuk ve, saat ini yang ve rasakan hanya kesedihan, kesedihan yang hanya dapat diungkapkan lewat air mata,

omi mengatupkan kedua tangannya di pipi ve, mengangkat wajah ve tepat di depan wajahnya,

"apa yang terjadi?"

ve menatap omi, "kamu jahat"

"hah?"

"kamu jahat"

"ko jahat?"

"pokoknya kamu jahat" ucap ve menghapus air matanya,

omi menatap ve meminta penjelasan, namun ve memilih bungkam,

 omi menghela nafasnya, "ok, maaf kalo aku udah njahatin kamu? kamu mau kan maafin aku?"

"nggak aku ga mau maafin kamu!"

"lah,, ko gtu? terus aku harus gimana?"

"kamu harus di hukum"

"di hukum?"

ve mengangguk, "tapi hukumannya besok, sekarang kamu tidur, aku juga mau tidur" ucap ve sembari naik ke ranjang omi lalu tidur di samping omi,

"ihh,, sempit ve"

ve langsung memeluk omi, "biar, sempit lebih enak, biar lebih deket, biar lebih anget, aku pokoknya mau di samping kamu terus, ga mau jauh jauh" ucap ve posesif,

omi hanya memutar bola matanya malas, "iya iya.. tapi ga ndusel ndusel juga kali ve"

ve tak merespon, bahkan matanya sudah terpejam,

"ck dasar.. napa jadi gitu ya? kesambet setan rumah sakit kali ya? ihh serem" gumam omi,

"aku denger loh mi, aku ga ke sambet setan rumah sakit, aku kesambet cintamu" ucap ve masih memejamkan mata dan semakin erat memeluk omi,

omi tersenyum mendengar penuturan ve,

"ga usah senyum senyum sendiri, nanti kesambet"

omi hanya berdecak kesal,

************

"kita mau kemana?" tanya omi saat berada di mobil ve,

"udh ikut aja, aku ga boleh bawa kamu lama-lama"

omi hanya mengangguk angguk,

"loh? ko ke sini?"

ve tak menjawab, ia segera turun dari mobil lalu membukakan pintu samping kemudi, membantu omi turun lalu menggenggam erat tangan omi,

ve mengatur nafasnya, lalu berjalan mendekat pintu rumahnya,

"jessi, kamu dari mana? kenapa semalam tidak . . . "

"shinta?" pekik mama ve terkejut,

ve mengeratkan genggamannya,

"ma, ini pacar jessi yang mau jessi kenalin kemarin" ucap ve,

AboutWhere stories live. Discover now