Festival Sekolah

1.8K 158 7
                                    

Hari ini Akademi Seventhsanctum nampak ramai. Ini disebabkan oleh festifal budaya yang mereka selenggarakan tiap tahunnya. Tiap tahun pintu gerbang dibiarkan terbuka untuk menyambut para tamu yang ingin menikmati festival akademi ini. Murid pun dibebaskan untuk menggunakan seluruh ruangan pada akademi. Nampak sebuah gapura didirikan untuk menyambut para pengunjung yang datang. Stand-stand makanan dan permainan mulai di didirkan di luar maupun dalam sekolah.Di kelas jenius sendiri seluruh ruangannya sudah diubah sedemikian rupa. Beberapa meja bulat terta rapi bersama dengan empat buah kursi. Ruangan itu juga nampak indah dengan kertas hias dan balon yang tertempel di dindingnya. Akan tetapi, yang membuat kelas itu ramai pengunjung bukanlah keindahan dalam ruangan itu saja. Adapun Lintang, Hope dan juga Drako yang akan melakukan crossdress juga menjadi alasan pengunjung begitu menantikan pertunjukan dari kelas jenius.

"Baiklah sekarang keluarkan pria-pria yang akan kita make over!" Teriak Frisca.

Lintang dan Drako keluar dalam keadaan kacau. Namun, Hope tetap tersenyum tanpa beban seperti biasanya.

"Kau itu tidak normal ya?" tanya Drako pada Hope.

"Maksdunya?" Hope tidak mengerti.

"Kita akan memakai dan didandani seperti cewek. Bagaimana bisa kau setenang itu?"

"Apa kau takut sekarang, kita bisa membatalkan ini jika kau takut." Tukas Lintang.

"Cuih, kenapa aku harus takut. Aku ini dari keluarga terhormat. Seburuk apapun penampilanku, aku tetap akan dihargai."

"Benar sekali, dihargai sebagai sampah."

"Kau ...."

"Kenapa, mau berkelahi?"

"Sudah, sudah kalian. Sekarang cepat lepas baju kalian!" perintah Frisca.

"T-t-tapi ...." Drako sedikit malu menampakkan tubuhnya di depan umum.

"Kalian tidak perlu malu. Aku sudah mengatakan untuk memakai celana olahraga, bukan? sekarang lepaskan baju kalian!"

Para gadis itu menatap mereka bertiga dengan takjub, sementar itu Frisca dan kelima gadis yang lainnya sudah menjelma menjadi pelayan pria yang menawan.

"Paling tidak berikanlah kami ruang!" Drako mengajukan komplain.

"Baik anak-anak, sekarang kalian keluar!" perintnah Frisca.

Menurutin perintah Frisca mereka segera meninggalkan kelas. Setelah itu Frisca menutup pintu kelas itu.

"Bukannya kau juga harus keluar?" Lintang bertanya.

"Aku akan memandu kalian untuk memakai baju itu."

Setelah itu mereka membuka baju, sementara Frisca bersiap dengan tiga baju pelayan yang sudah dibuat di hari sebelumnya. Kini nampak ketiga orang pria sedang bertelanjang dada di depan Frisca.

"Moment ini pasti akan kuabadikan!" teriak Frisca dalam hati.

Nampak perbedaan dari kondisi tubuh mereka. Drako memiliki kulit yang sangat halus. Tidak terlihat sedikitpun luka atau goresan dalam tubuhnya. Sementara Hope memiliki goresan tetapi tidak banyak. Berbeda dari mereka berdua, tubuh Lintang benar-benar telihat mengerikan. Luka gores yang berada di seluruh tubuhnya memperlihatkan betapa sulitnya hidup yang dia jalani. Juga nampak luka bekas cakaran yang sangat "mencolok" pada lengan kiri milik Lintang.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Lintang merasa terganggu karena Frisca terus menatapnya

"Tidak ada kok!" Frisca memalingkan pandangannya.

Secara tidak sadar mereka bertiga menatap takjub tubuh Lintang yang penuh luka itu. 

"Seandainya anak ini tidak ada, akulah yang akan menjadi pusat perhatian di akademi ini." Pikir Drako.

Guardian (Sefiroth Tree)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang