Dua

263 20 0
                                    

Acara menginap semalam membuat Bintang dan Aira kesiangan sehingga mereka harus hormat kepada tiang bendera selama satu jam pelajaran.

"Ah lo sih cerita terus semalem, jadi aja baru tidur jam 2 pagi!" cerocos Bintang.

"Lah lo mau aja ngedengerin cerita gue!" jawab Aira sambil mengibas-ngibaskan tangannya karna kepanasan.

Bintang sendiri terus-terusan mengusap keringat yang mengucur di dahinya. Kepalanya mulai terasa pusing, pandangannya tiba-tiba kabur, kemudian semuanya berubah menjadi gelap.

"BINTANG!" Aira berteriak histeris.

Bintang ambruk, namun sebuah tangan menahannya dan segera membawanya ke UKS.

☆☆☆

Tangan Bintang menunjukkan sedikit pergerakan. Matanya mulai terbuka perlahan-lahan. Yang pertama dilihatnya adalah ruangan serba putih.

Gue di mana? Batinnya.

Ia bingung, yang ia ingat adalah kepalanya terasa berputar sewaktu menghormat bendera tadi karna panas yang sangat menyengat, lalu pandangannya tiba-tiba menghitam, ia merasakan dirinya jatuh tapi ada yang menahannya, Aira berteriak, dan sebelum matanya benar-benar tertutup, samar-samar ia melihat wajah seorang laki-laki dengan mata sebiru lautan. Setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi.

Bintang mencoba duduk, lalu ia melihat sebuah amplop biru di meja sampingnya.

Ia pun mengambil amplop tersebut dan membukanya. Lagi-lagi sebuah surat dengan tinta berwarna biru.

Hai, Kirana.
Gak perlu bingung kenapa lo bisa ada di sini. Yang terpenting sekarang lo istirahat ya.

Get well really soon, Kirana.

-A

"Bintang?! Lo udah sadar? Nih nih, minum dulu." kata Aira sambil membawakan secangkir teh manis hangat. Bintang menyimpan surat tersebut di sampingnya. Lalu meminum teh tersebut.

"Ra, tadi yang bawa gue ke sini siapa?" kata Bintang sambil sesekali meniup tehnya.

"Gak tau, gue cuma liat sekilas mukanya, abis gue panik banget tadi. Kenapa, Bin?"

Bintang memperlihatkan surat yang ia terima kepada Aira.

"Anjir. Lo dapet ginian lagi? Serem juga deh lama-lama. Itu orang kenapa harus ngirim surat sih? Kenapa gak ngomong langsung aja?"

"Gue juga bingung, Ra. Takut gue lama-lama. Itu orang kayak selalu tau gue ada di mana dan kenapa."

"Udah udah, jangan dipikirin dulu, ntar lo sakit lagi."

"Ke kelas yuk, Ra? Gue takut ketinggalan pelajaran."

"Lo yakin? Mending lo istirahat dulu deh." jawab Aira khawatir.

"Yakin, gue udah gak apa-apa kok, Ra. Yuk!"

"Tapi, Bin...." belum sempat Aira menyelesaikan perkataannya, Bintang sudah menariknya ke kelas.

Mereka berdua pun masuk ke kelas. Dan langsung dihadapkan dengan ulangan fisika.

"Tau gitu gue di UKS aja deh." sesal Bintang.

"Yeh, lo sih gak mau dengerin penjelasan gue dulu tadi! Main narik-narik tangan gue aja."

Bintang pun mendesah frustasi.

☆☆☆

"Aira, gue mau ke café biasa ya. Lo pulang duluan aja." kata Bintang sambil merapikan buku-bukunya.

"Bintang" JatuhWhere stories live. Discover now