Empat

268 21 2
                                    

Alam menghisap rokoknya dan menghembuskannya kembali. Pikirannya melayang kepada kejadian dua hari yang lalu. Saat ia melihat Bintang yang sedang berdiri sambil hormat kepada tiang bendera dengan seorang perempuan yang ia ketahui bernama Aira. Ya, Alam mengenal Aira karna Aira adalah gebetan sahabatnya, Dandi.

Flashback on

Alam terus memperhatikan Bintang, mengamati perempuan itu dari kejauhan. Seharusnya ia sudah kembali ke kelas saat ini, karna tadinya ia hanya berniat keluar kelas sebentar untuk mengambil surat peringatan atas ulahnya kemarin. Namun saat ia melihat Bintang yang berada di lapangan, langkahnya terhenti dan hati kecilnya seakan menuntutnya untuk tetap memperhatikan perempuan itu.

Alam mengamati Bintang dari ujung kepala sampai ujung kaki. Perempuan itu terlihat lelah.

Alam yakin Bintang tidak tau bahwa dia adalah kakak kelas dan seorang most wanted-nya SMA Pelita. Terbukti dengan Bintang yang berani berbicara dengannya dan tidak memanggilnya dengan embel-embel 'Kak' kemarin. Padahal selama ini tidak pernah ada yang berani berbicara dengannya karena Alam terkenal sebagai orang yang dingin.

Tubuh yang tegap, rahang yang kokoh, rambut yang berantakan, Alam adalah pahatan Tuhan yang hampir sempurna. Matanya yang sebiru lautan dengan tatapannya yang menusuk membuat banyak orang tidak berani bahkan untuk sekadar menyapanya.

Alam masih memperhatikan Bintang, tak lama ia melihat tubuh dan kakinya Bintang bergetar. Ia langsung berlari ke lapangan. Dan tepat saat Bintang ambruk, tangannya sudah menahan Bintang agar tidak jatuh.

Alam langsung menggendong Bintang ke UKS, ia menyuruh Aira untuk memberitahu petugas UKS agar dapat menjaga Bintang.

Flashback off

Alam tidak tau kenapa ia mau repot-repot membantu Bintang dan menggendongnya sampai ke UKS. Ia juga tidak mengerti mengapa ia merasa khawatir melihat Bintang yang pingsan. Perempuan itu, seperti mempunya keunikan sendiri yang bisa membuat Alam tertarik sejak pertama kali melihatnya.

"ARGGHHH." desahnya frustasi.

"Weiiss, kenapa lu?" tanya Azriel.

"Tau ni anak, bengong aja daritadi, tiba tiba teriak, sengklek ya lu." ledek Dandi.

Mereka bertiga sedang ada di warung Bi Neneng yang sudah menjadi tongkrongan mereka selama 3 tahun terakhir ini. Ya, ketiga anak badung ini sedang membolos.

Revanaldi Alamanda.

Fabian Azriel Pratama.

Riandi Saputra.

Tiga serangkai yang selalu membuat keributan di SMA Pelita. Tiga orang yang paling disegani seantero sekolah. Tiga orang yang terkenal akan ketampanannya.

"Berisik anjing!" jawab Alam kesal.

"Gak usah ngomong anjing dong monyet! PMS ya lu?" goda Dandi.

"Gug gug gug!" Azriel malah menirukan suara anjing yang semakin membuat Alam emosi, "Hehehe, jangan gitu dong Lam, kalau ada apa-apa cerita sama kita."

"Iya, Lam. Cerita aja, kita pasti ngasih saran kalo bisa."

Kalo bisa ya Lam, hehe.

"Dua hari yang lalu gua nolongin cewe yang pingsan. Terus gua ketemu cewe itu lagi waktu di cafe, ternyata dia adek kelas. Jaket gua ketumpahan kopi dia, bangsat emang, baru ketemu dua kali udah ngeselin banget itu cewe."

"Wah anjir, ada kemajuan, seorang Revanaldi Alamanda mau nolongin cewe. Pasti tuh cewe cantik ya, Lam?" 

Azriel memasang wajah 'polosnya' sambil berpura-pura membayangkan wajah cewe tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

"Bintang" JatuhWhere stories live. Discover now