Good night my lovely readers!! aku update Part 3 nihh, Happy Reading yahh!! ^^
-
"WHAT?!" pekik Hillary terkejut, hingga reflek tangannya hamper teriris pisau jika saja William tak menarik jari Hillary menjauh dari mata pisau.
"uhh... kau sangat ceroboh sayang." William menatap tajam Hillary. Ia tidak suka jika melihat Hillary terluka, entahlah. Hanya itu yang ada dalam benaknya ketika melihat jari Hillary hampir saja terkena mata pisau.
"wait, kau menciumku? Apa maksudmu?"
-
William memutar bola matanya mendengar pertanyaan yang Hillary lontarkan padanya. Dia melupakan semua yang terjadi diantara mereka semalam? Good, William merasa sedikit kecewa mendengarnya.
"aku bersumpah akan melarangmu meminum vodka sialan itu lebih dari batas sadar mu karena kau melupakan semua yang terjadi antara kita semalam." Umpat William membuat Hillary menatapnya bingung. William pun menghampiri Hillary, memutar posisi berdiri gadis itu sehingga membuatnya menghadap William dengan meja dapur yang menahan pergerakan tubuh Hillary dari belakang.
"why? Kita tidak mengenal satu sama lain. Jadi itu bukan urusanmu." Aneh. Hillary merasa aneh dengan sikap pria yang ada didepannya itu. Pria itu berkata seolah Hillary adalah gadisnya. Ia melarang Hill meminum vodka karena melupakan apa yang terjadi diantara mereka semalam, mengapa itu terlalu dipermasalahkan oleh pria ini?
William menggeram marah mendengar penuturan Hillary padanya. Gadis itu tak tau, sama sekali tak pernah mengetahui mengenai William. Dan William merasa kesal karena Hillary berkata bahwa gadis itu bukanlah urusan William.
"biar aku ingatkan, aku akan membantumu mengingat apa yang terjadi semalam." Geram William kemudian menarik tengkuk Hillary secara tiba-tiba dan mencium bibir gadis itu lembut seperti semalam dengan tangan kanannya mengelus pinggang Hillary hingga membuat gadis itu melenguh. Hillary benar-benar terkejut dengan apa yang pria itu lakukan padanya saat ini. Hillary benar-benar menikmati apa yang pria itu lakukan padanya saat ini, tapi ia harus menghentikannya. Ini tidak benar. Hillary pun berusaha mendorong bahu William, namun pria itu sama sekali tak bergeming, dan terus memperdalam tautan bibir mereka.
"S-top it!" ucap Hillary terbata-bata karena William yang masih tetap menerjangnya dengan ciuman-ciumannya, hingga akhirnya pria itu melepaskan tautan bibir mereka ketika ia merasa bahwa Hillary benar-benar butuh bernafas. Namun pria itu sama sekali tak bergeser dari posisinya. Hidung mereka saling bergesekan, dan William menatap kedua manic mata Hillary begitu dekat dengan mata tajamnya.
"kita melakukan lebih dari ini, tapi aku tidak bisa melakukannya atau aku akan lepas kendali atas apa yang tubuhku inginkan terhadap pengaruhmu HillGwaine. Kau membuatku merasakan candu yang begitu pekat." Bisik William dengan bibirnya yang menciumi telinga Hillary usil.
'Sial! Dasar pria menyebalkan!' dengan kesal Hillary mencubit keras pinggang William, membuat pria itu mengaduh antara geli dan sakit.
"jangan seenaknya menciumku pria aneh!" maki Hillary masih terus mencubit pinggang William. Pria itu berusaha menghentikan cubitan-cubitan Hillary dengan menahan tangan gadis itu, namun berkali-kali pula gadis itu menepis tangan William.
"kyaaa!!" pekik Hill ketika dengan tiba-tiba William mengangkat tubuh gadis itu dan melangkahkan kaki dengan cepat menuju balkon yang ada di sampan meja makan, menaruh gadis itu untuk duduk di pembatas balkon.
'Plakkk!!' Dengan gemas William menepuk pantat Hillary keras, dengan seringaian nakal yang terukir dibibirnya, membuat Hillary kembali memekik terkejut karena ulah nakal pria itu.
"Don't touch my butt!!" geram Hillary menatap tajam pada William, yang membuat pria itu terkekeh.
"tingkahmu begitu menggemaskan, kau tau? Aku menjadi semakin yakin bahwa aku sangat-sangat mencintaimu HillGwaine-ku!" William menatap Hillary dengan mata tajamnya. Hillary terpaku. Apa yang pria ini katakan? Apa pria ini gila?
"kau gila!" pria itu kembali terkekeh mendengar gadis itu mengatainya gila. Dengan tanpa diduga lagi, William menyerukkan wajahnya pada leher Hillary. Menghirup dalam-dalam aroma gadis itu, membuat Hill bergidik. Gadis itu tidak bisa bergerak bebas saat ini, atau jika ia terlalu banyak bergerak, ia akan terjun bebas dari atas balkon ini dengan begitu mengenaskan. William memeluk erat pinggang Hillary, kemudian mendorong tubuh gadis itu kebelakang.
"aaa!!" pekik Hillary terkejut ketika tubuhnya terdorong kebelakang dari balkon. Meski tangan William masih melingkar erat dipinggangnya, tapi ia tidak bisa menahan rasa takutnya. Hillary melingkarkan kaki jenjangnya pada pinggang William dan memeluk erat leher pria itu.
" kau berfikir jika aku akan mendorongmu jatuh dari balkon ini hm? Aku tidak akan melukai orang yang paling kusukai dan kugilai di hidupku, jadi tenanglah."
-
Hillary POV
"William stop! Please!" God harus aku katakan menggunakan bahasa apa lagi agar pria ini berhenti mengikutiku? Aku merasa benar-benar sial karena terjebak dan bertemu dengan pria itu. Dia benar-benar gila! Bagaimana tidak? Dia terus memaksa untuk mengantarku pulang dan sama sekali tak mau mendengar penolakan dariku. Aku mengalah padanya, dan sekarang apa lagi? Pria itu memaksa ikut masuk kedalam rumahku ketika ia mengantarku dan kini telah sampai didepan rumahku. Tentu saja aku tak mengizinkannya! Hari ini adalah weekend, sudah pasti kedua orang tuaku ada dirumah. Meskipun mereka berdua adalah orang yang begitu sibuk, tapi mereka tak pernah sekalipun melewatkan weekend mereka.
"No, I can't stop HillGwaine." Balasnya dengan santai yang membuatku semakin frustasi, aku hampir saja menjambak rambutnya jika saja sebuah suara menghentikan kegiatan tanganku.
"Hillary, apa yang kau lakukan disana? Mengapa kau tidak segera masuk sayang?" Tanya seseorang itu yang tak lain adalah mommy ku. Dia berdiri didepan pintu rumah, dan aku mengumpat kesal pada pria dihadapanku yang kini tersenyum menggoda. Posisi pria itu kini tengah memunggunggi pintu rumahku, sehingga mommy hanya dapat melihat wajahku. Tidak dengan wajah pria ini.
"hey, mengapa kau tidak mengajak temanmu masuk sayang? Tidak sopan jika kau membiarkan tamu mu berdiri diluar rumah dengan waktu lama." Kali ini merupakan pertanyaan Daddy ku, ia baru saja keluar dari rumah kami dan menghampiri posisiku bersamaan dengan mommy. Dengan santainya pria gila itu memutar tubuhnya untuk menghadap kedua orang tuaku kemudian merangkul bahuku. Namun daku menepis tangannya yang ada dibahuku, kemudian melototkan mataku padanya. Namun bukannya takut, pria gila itu justru terkekeh melihatku.
"Morning Mr Lincoln, Mrs. Lincoln, let me introduce my self. I'm William Nash Maxwell. And your daughter is my girlfriend Mr. Lincoln. Let me give big love for your daughter."
To Be Continued~
jelek kah? gak jelas kah? aneh kah? haduhh... maklumi author ini yang masih belum profesional. tapi author harap kalian mau jujur kasih VOTE, Coment, dan Saran tentang story ini sama author, yahh walau story aku emang gak bagus-bagus banget, hehe. tapi author manapun pasti pengen ceritanya dihargai meski cuma sedikit dari kalian.
See You~
19/12/2016
RheinJeShine
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Bastard Cassanova!
RomanceHillary Gwaine Lincoln atau yang biasa dipanggil Hill, seorang gadis cantik berparas nyaris sempurna yang merupakan keturunan keluarga Lincoln. Memiliki beberapa cabang perusahaan yang tersebar di penjuru dunia dan berpusat dikota kelahiran Hillary...