Perkenalan Allea

39 10 3
                                    

Mata Allea tertuju pada sebuah benda berkilau nan memukau berwarna biru.

Liontin! Gumam Allea.

Tiba-tiba liontin mengagumkan tersebut mengeluarkan sinar biru-warna yang sama dengan liontinnya.

Sinar yang dikeluarkan liontin tersebut sangat-lah terang. Membuat mata Allea menyipit. Ia tak kuasa melihat sinar yang begitu terang-bahkan dihadapannya.

Allea memberanikan membuka mata, ia merasa sinar yang ada dihadapannya mulai redup.

Sesosok pria muncul dihadapan Allea.

Ia berperawakan tegap, dan sedikit lebih tinggi dari Allea. Kesan pertama yang akan dilihat ialah sosok yang ramah, tulus, dan lugu.

Pria tersebut tersenyum ke Allea.

Senyuman khas terlukis indah di bibirnya, Menyejukan hati!
Allea membalasnya dengan tatapan penuh pertanyaan. Allea tak mengerti! Namun apapun itu bagi Allea menakjubkan.

Allea yang saat itu masih berumur 13 tahun, bertanya dengan lugunya kepada "dia", pria aneh yang muncul dari sebuah liontin biru yang ia temukan di bawah rindangnya pohon kelapa.

"Hei, siapa namamu ? Bagaimana bisa kau muncul dari sebuah liontin ? Itu menakjubkan!"

Kata-kata tersebut terlontar dari bibir mungil Allea.

Pria itu menatap Allea dengan mata sendu. Senyum khas terukir kembali di wajah "Dia".

"Aku Adrian, hmm bagaimana ya menjelaskannya.." Adrian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal

Oh, dia Adrian..
Allea berguman senang ketika mengetahui namanya.

"Oh ya, siapa namamu ?" Giliran Adrian bertanya.

"Aku Allea." Allea menjawabnya dengan penuh tatapan.

Seketika hening.

Allea kembali teringat akan perayaan purnama malam hari.

Oh tidak! Aku belum sempat menyiapkannya..

Allea mengucapkannya dengan suara
yang sangat rendah, bahkan hampir tidak terdengar.

Namun Adrian mendengarnya.

Keheningan-pun pecah, untuk kedua kalinya Adrian bertanya pada seorang gadis di hadapannya. Bagi Adrian, Allea bagaikan peri!

"Apa maksudmu kau belum menyiapkannya ?"

"Malam hari akan diadakan perayaan bulan purnama! Apa di tempatmu tidak pernah merayakannya ?" Allea bertanya dengan wajah sedikit kesal.

Bagaimana mungkin dia melupakan momen indah seperti ini ?!
Pikir Allea.

"Ehh..em...se..sebaiknya kita segera menyiapkannya!" Wajah Adrian gugup dengan perkataan yang baru saja ia ucapkan.

"Ayo! Apa kau mau ikut menyiapkannya bersamaku ?" Allea terlihat sangat antusias.

Adrian dan Allea melangkah bersama meninggalkan tempat mereka bertemu.

Singkat, namun mengundang penuh pertanyaan. Itulah pertemuan yang baru saja mereka rasakan.

Moon and Our MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang