Chapter 4

3.8K 46 0
                                    

"Aaaaaa! cepat cepat!"

Teriak Aziya sambil berlari memasuki gerbang sekolah. Karena gerbang sekolah sudah hampir di tutup. Hari ini Aziya bangun kesiangan. Kemudian dia tadi ke sekolah naik ojek pangkalan. Biasanya dia berangkat sekolah naik motor sendiri, karena kesiangan jadi dia naik ojek pangkalan.

"Lama banget si lu. Dari mana? pacaran sama Kevin?" Cetus Kiran saat Aziya memasuki pintu kelas.

"Kaga si, orang gua naik ojek ke sekolah. Emang Kevin belom dateng?"

"Pagi ini sih gua belom liat dia di kelas sebelah,"

"Dia kemana ya? apa jangan-jangan sakit?" 

"Gak tau deh, nanti line aja,"

"Iya deh,"

Beberapa saat kemudian Aziya membuka hp dan mengirimkan pesan kepada Kevin.

Aziya: "Kevin, kamu hari ini gak masuk, kenapa?"

Pesan itu telah terkirim kepadanya. Tetapi belum di read atau dibaca. Aziya tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Dia berniat jika Kevin belum membalas pesan itu, sepulang sekolah dia akan pergi ke rumahnya.

Waktu pun telah berlalu. Bel sekolah telah berbunyi. Tetapi pesan tersebut belum juga di balas oleh Kevin. Aziya pun mencoba untuk pergi ke rumah Kevin sendiri naik ojek. 

"Permisi... Kevin?" Ketika Aziya telah sampai di rumahnya Kevin, dia mengetuk pagar dan mengucapkan salam. Aziya pikir di rumah ini tidak ada orang. Ternyata ada pembantu rumah tangga Kevin. Dia pun membuka pintu rumahnya.

"Iya? cari Kevin ya? maaf ya Kevinnya lagi gak di rumah," Sahut pembantu itu ramah.

"Oh begitu. Kalau boleh tau Kevinnya pergi kemana ya?"

"Dia lagi ke rumah sakit bersama ibunya dek,"

Mendengar kata-kata itu Aziya sempat kaget. Ngapain Kevin ke sana? gumamnya.

"Oh iya makasih ya mba,"

Setelah itu Aziya segera pulang ke rumahnya.

Setelah itu Aziya segera pulang ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi begini bu... anak ibu, Kevin mengidap penyakit liver. Ada masalah dengan hatinya bu. Penyakit ini lumayan ganas jika tidak segera di sembuhkan," Ucap dokter itu kepada Kevin dan ibunya.

Mendengar itu Kevin menghela nafas.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan dok?" Tanya ibu Kevin kawatir.

"Untuk saat ini kita obati dengan beberapa obat yang akan saya berikan, untuk menghambat pertumbuhannya. Jika penyakit semakin parah dan harus ada tindakan. Maka kita operasi,"

Ibu Kevin terlihat sangat kawatir sekali, dan tidak kuat menahan air matanya. Setelah dokter selesai menjelaskan, mereka segera menebus obat yang dokter berikan di apotek rumah sakit. Setelah itu mereka segera pulang.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Kevin ...

"Ma ... apa Kevin hidup sebentar lagi?" Ucap Kevin di dalam mobil sambil menangis.

"Kamu gak boleh berbicara seperti itu sayang ... kamu pasti bakalan sembuh dari penyakit itu. Kamu gak boleh putus asa ya, mama sama papa bakalan terus dukung kamu ya ... " Jawab mamanya sembari menangis dan memegang dan mengelus kepala Kevin.

Kevin terlihat sangat frustasi. Ia bergumam dalam hatinya, 'kalo gua bentar lagi mati, bagaimana dengan Aziya? siapa yang akan menemaninya nanti? dan juga bagaimana dengan teman-teman? apakah mereka masih mau bermain dengan orang sakit sepertiku?' 

Sesampainya di rumah, Kevin duduk di pojok kamarnya sendirian. Dia memikirkan segala hal tentangnya. Tentang penyakit yang di deritanya. Kemudian dia melihat handphonenya, terdapat pesan dari Aziya. Tetapi Kevin tidak membalas pesannya. Dia hanya membacanya. Bukan hanya pesan dari Aziya saja yang tidak di balasnya, pesan dari semua orang juga di perlakukan sama seperti pesan dari Aziya. Kevin sangat tidak bersemangat melakukan aktivitas apapun. Karena itu, setelah minum obat dia tidur.

'Ayo Kevin, kamu itu bakalan sehat lagi.. jangan menyerah ya, aku akan selalu ada di samping kamu.. Never give up!'

Kevin terbangun dari tidurnya,. Dia bermimpi, ada seseorang yang berbicara seperti itu. Dia tidak tahu siapa orang itu, karena wajahnya terlihat buram atau tidak jelas saat di mimpinya. 

"Lu benar, gua ga boleh menyerah. Gua sayang sama Aziya dan juga mama, papa. Gua harus sembuh!" Ucap Kevin setelah terbangun dari mimpinya.

Kevin segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil hpnya. 

Kevin: "Aziya, aku minta maaf ya tadi belum bisa balas pesan kamu,"

Beberapa detik kemudian.

Aziya: "iya ga papa, emang tadi kata pembantu kamu, kamu abis dari rs, ngapain? kamu sakit apa?"

Kevin: "Ah enggak sakit apa-apa, cuman jenguk saudara sakit sama mama. Gak usah kawatir, aku ga kenapa-napa,"

Aziya: "Syukur deh.. kirain kenapa-napaa,"

Kevin melemas saat mengirim pesan tersebut. Dia menghela napas sembari tersenyum.

Kevin: ":)"

Aziya: "Besok kamu sekolah gak? aku mau ketemu kamu,"

Kevin: "Iya, aku juga mau ketemu kamu,"

Aziya: "Besok datang awal ya,"

Kevin: "Iya.."

Aziya maafin aku ya, kalau aku bohong sama kamu.. aku lakuin ini karena aku masih sayang sama kamu.. aku gak mau kita berpisah.

Ucap Kevin sedih dalam hati.

Teacher In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang