Tiga

37 3 0
                                    

Michele menyuap nasi goreng Jawa yang ia pesan dengan lahap begitupun Dara yang menikmati es telernya terlebih dulu. Sedang ketiga pria rupawan yang ikut bergabung di meja mereka masih asik bercengkrama membicarakan beberapa hal yang tak sedikit pun dimengerti oleh Michele maupun Dara.

Sesekali Michele melirik Adipati yang tepat duduk di depannya. Memandang wajah pria itu ketika tersenyum, tampan sekali. Tak ada yang menyadari keanehan sikap Michele kecuali Rizky. Pria itu jelas tau sedari tadi ada yang ditahan oleh Michele. Entah apa, tapi Rizky yakin.

"Ele."

Lengan Michele disenggol oleh Dara, kepalanya lalu menoleh menatap Dara heran. Dara melotot dan Michele semakin mengernyit bingung.

"Itu." desis Dara sambil melirik ketiga pria tampan yang ternyata sedang menatap Michele.

"Kenapa?" tanya Michele bingung. Pikirannya sedang melayang kemana-mana, jadi ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Rizky mendengus kesal, Kenan hanya mengernyit lalu merubah raut wajahnya menjadi biasa saja. Sedang Adipati ia terkekeh geli yang membuat wajah Michele merah merona, malu.

"Michele, tadi Rizky bilang kamu punya kenalan event organizer yang recomended dan tempatnya di dekat rumahmu."

Michele mengangguk pelan mendengar penjelasan Adipati.

Si bening baru aja ngajak gue ngomong, eh?

"Iya, yang punya kebetulan temen saya waktu SMA. Ada apa memangnya?" Michele meringis. "Maaf tadi nggak terlalu nyimak."

Kenan berdehem. "Saya mau pakai EO temen kamu itu, Chel. To my wedding preparation and i need a quickly team. Karena waktunya terlalu mepet. Kira-kira temen kamu sanggup nggak, Chel?"

"Memangnya tanggal berapa bapak menikah?"

"Next month."

"Bisa aja sih, Pak. Tapi tergantung sama acaranya dulu."

"Oke, nanti biar Adip yang urus buat ketemu dan bicarain sama temen kamu."

Michele menatap Adipati yang mendengus.

"Ini tuh, yang nikah elo, tapi gue yang repot."

"Dit, come on. You know my reason."

Michele menatap Kenan. Aneh, pikirnya. Karena yang Michele lihat Kenan tidak seantusias pasangan-pasangan yang akan segera menikah dan belum lagi bertemu event organizer saja Kenan seperti enggan.

Adipati hanya menggelengkan kepala. Lalu setelah jam istirahat habis mereka semua kembali pada rutinitas masing-masing.

***

Michele sedang menunggu taksi yang ia telepon beberapa menit yang lalu di lobi kantornya. Hari ini ia benar-benar sial. Pagi tadi ia hampir terlambat lalu motor Feby, adiknya ia bawa agar tidak terkena macet malah bocor saat ia akan pulang. Malas karena sudah terlalu lelah untuk menuntun motor ke tukang tambal ban. Ia pun memutuskan untuk pulang dulu dan membicarakan soal ban bocor itu di rumah.

Michele merasakan sofa yang ia duduki bergerak, tapi ia diam saja tidak menoleh. Masih fokus dengan benda pipih di tangannya.

"Michele."

Handphone yang dibawa Michele hampir saja berseluncur ke lantai kalau ia tidak dengan cepat menahannya.

Michele menoleh dan mendapati wajah tampan Adipati sedang menahan tawa. "Ngagetin, saya pikir setan."

Adipati terbahak dan Michele hanya merengut. "Kenapa belum pulang? Bukannya jam pulang udah sejam yang lalu?"

"Motor saya bocor, pak."

"Pak? Saya bukan bapak kamu ngomong-ngomong."

"Eh, maksudnya. Saya nggak tau harus manggil apa." Michele meringis dan Adipati tersenyum maklum.

"Kamu cukup panggil saya Adip. Lagian saya nggak ada jabatan apa-apa di kantor ini."

Michele mengangguk ragu. Adipati tidak punya jabatan dikantor ini? Yang benar saja, perusahan sebesar ini tidak melibatkan cucu dari pemiliknya. Kenan saja jadi direktur. Lalu kenapa Adipati berkata begitu?

"Tadi kamu bilang motormu bocor?"

"Iya, ini saya lagi nunggu taksi."

Beberapa detik sebuah taksi berhenti di depan pintu dan Michele hendak berdiri kalau saja Adipati tidak menahannya. "Michele, sama saya saja pulangnya. Sekalian kasih tau saya, EO yang kamu ceritakan tadi siang."

Michele berpikir sebentar sebelum mengiyakan, lalu Adipati berjalan menuju taksi yang Michele pesan, setelahnya ia menyuruh Michele menunggu sebentar untuk mengambil mobil.

Sebuah mobil jenis SUV berhenti di depan Michele dan Michele mendapati Adipati berada dibalik kemudi saat kaca mobil itu diturunkan.

Michele lalu masuk dan jatungnya berdetak tidak karuhan saat sadar ia satu mobil dengan Adipati, yang sering ia sebut pria bening itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MICHELETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang