열 여섯

1.6K 158 3
                                    

Baekhyun mencoba untuk bersikap tidak egois, ia memberikan Irene kesempatan bernapas setelah menerima perlakuan bibirnya yang cukup lama. Tidak salah lagi, hanya gadis itu yang mampu membuatnya bahagia. Bahkan sampai detik ini Baekhyun masih bisa merasakan kebahagiaanya yang tidak berhenti berjalan didalam dirinya.

Irene membuka matanya perlahan dan melihat Baekhyun terus menatap manik matanya, lalu tatapan pria itu turun ke bibirnya. Irene mengingat dengan jelas, bibirnya masih terasa basah. Merasa tidak kuat menerima itu semua dari Baekhyun, Irene membalikkan tubuhnya dengan membelakangi tubuh pria itu.

"Irene apa kau merasa bahagia?" Baekhyun bergumam. Irene menyentuh dadanya sendiri dan merasakan jantungnya berdetak sangat cepat, tatapan matanya terus menatap semak belukar yang pemandangannya tidak begitu menarik perhatiannya sesungguhnya.

"Apa kau marah setelah aku mencuri ciuman pertamamu?" Irene membulatkan kedua matanya dan berteriak secara tidak sengaja. Itu keluar begitu saja dari bibirnya. "Darimana kau tahu itu ciuman pertamaku? Jangan bicara omong kosong tentang diriku sedangkan kau tidak mengetahui yang sebenarnya."

Wajahnya berubah menjadi cemas, disatu sisi Irene sangat menyesal mengatakan hal itu kepada Baekhyun. Sungguh kedua matanya ingin melihat ekspresi yang ditunjukkan Baekhyun meski didalam pikirannya telah tergambar raut wajah pria itu setelah mendengar perkataan menyakitkan dari bibirnya.

"Aku menyesal sekarang," Hembusan nafas Baekhyun berubah berat dan terdengar kasar. Posisi tubuh Irene langsung berubah dibuatnya. "Aku tidak bisa mengontrol perasaanku saat berada didekat satu orang pria, jantungku terasa hampir copot karena tatapannya. Entah apa yang harus kulakukan ketika pria itu menempelkan bibirnya barusan. Jika pria itu terus melangkah menjauhiku bukankah dia benar-benar bodoh saat aku ingin membalas..."

Perkataan Irene terputus setelah melihat kedatangan Taehyung yang menatapnya lamat-lamat, membuatnya risih. Baekhyun yang masih membelakangi Irene dan belum mengetahui kedatangan Taehyung berusaha menahan tawa gelinya. Pernyataan Irene membuatnya bersemangat dan terpaku tidak rela meninggalkan gadis itu.

Namun, saat ia berbalik dan tersenyum pada Irene senyumannya sedikit pudar setelah menyadari kehadiran Taehyung tepat dihadapan Irene. Taehyung tanpa malu mengutarakan perasaannya didepan perempuan yang telah memiliki seorang lelaki didalam hatinya. Satu menit kemudian Baekhyun tersadar atas apa yang sedang dipikirkannya.

"Bahkan dia belum membalas perasaanmu dan kau telah menganggapnya sebagai pacarmu? Bodohnya kau Byun Baekhyun, memalukan!" Baekhyun memaki dirinya sendiri, saat perasaannya campur aduk dan cemas, bukannya pergi untuk menghindari jawaban Irene atas perasaan Taehyung ia tetap berdiri tegak ditempatnya. Mau bagaimana lagi, kakinya beku seketika menatap gadis yang ia cintai berada didekat lelaki berbahaya dalam listnya. Maksudnya salah satu pria yang menjadi saingannya mendapatkan hati Irene.

Seketika dirinya dilanda keputusasaan, tidak percaya diri Irene akan menolak Taehyung.

Hanya bisa menatap Taehyung dengan tatapan menyesal dan sangat bersalah, ternyata Taehyung belum berhenti mengharapkannya. Irene mengambil napas dalam-dalam sebelum mengatakan yang sejujurnya, inilah isi hatinya yang sesungguhnya meski nantinya perkataan ini akan menyakiti perasaan Taehyung, namun tidak ada cara lain baginya selain berkata terus terang.

"Kau terus melakukannya meski tahu jawabanku," ujar Irene lirih sambil menangkup sebelah pipi Taehyung dengan satu tangannya. Air mata Taehyung jatuh membasahi kedua pipinya dan mengenai telapak tangan Irene yang menangkup sebelah pipinya. "Perbuatanmu ini lah yang selalu membuatku berharap suatu hari nanti kau akan mencintaiku, Irene." Taehyung menatap gadis itu, matanya terlihat berkaca-kaca. "Tolong jangan menangis, aku tidak butuh dikasihani. Tapi aku mohon terima perasaanku untuk kali ini saja," ujar Taehyung terdengar miris.

Sweet Monster [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang